Berawal dari sebuah 'Keberuntungan'

3.2K 136 2
                                    

BAB 2

Talla tengah berdiri didepan kaca tebal kamarnya yang menghadap langsung ke taman kota, pemandangan taman dari lantai tujuh flatnya memang luar biasa cantik, ditambah sebagian daun sudah mulai  berguguran dan menghiasi tanah. Uap Hot Chocolate masih mengepul dari gelas yang gadis itu pegang, wangi nya seakan menghantarkan ingatannya pada masa lalu.

            Bila boleh jujur, saat itu ia tidak mengerti mengapa Mr. Jung –bos besar dari pemilik perusahaan tempatnya bekerja, sengaja datang ke Bandung untuk memantau langsung perkembangan perusahaan properti milik Korea Selatan yang bercabang di Indonesia.

            Dan yang paling mengejutkan, dan tidak pernah tejadi dalam sejarah perusahaan, orang-orang sekuasa Mr. Jung Seung Hwan mau tinggal di Bandung. Biasanya mereka lebih memilih Singapore sebagai homebase-nya.

            Tapi Talla tidak pernah ambil pusing mengenai keberadaan Mr. Jung. Toh meskipun dengan ada atau tidak adanya Mr. Jung disana, tidak akan mengubah dirinya yang menjadi sekertaris dari seorang Manajer divisi desain alat-alat rumah tangga dalam perusahaan.

            Sampai di hari ketiga Mr. Jung berada di Bandung, –dengan sengaja pria tua dengan tubuh menjulang itu ingin menemuinya secara pribadi. Awalnya Talla merasa enggan dengan ajakan ‘istimewa’ itu, meskipun ia tau Pak Darmawhan –manajernya dan beberapa manajer dari divisi lain ikut bergabung. Tapi tetap saja ia merasa tidak perlu ikut andil dalam pertemuan pribadi itu, sampai manajernya memaksa dan mengancam akan memecatnya jika ia tidak bergabung.

            Awalnya pertemuan itu hanya berisi percakapan santai yang membahas perkembangan perusahaan di indonesia. Sampai Mr. Jung menawarinya untuk ikut bergabung dalam Timnya di Korea selatan. –catat Korea Selatan.

            Dengan sedikit gemetar Talla bertanya. Apa yang menjadi dasar pria tua itu menginginkan dirinya? Seingat yang bisa ia ingat, dirinya hanyalah seorang lulusan desain grafis dari sebuah Universitas Negeri di Bandung, meskipun nilai yang didapat saat dirinya lulus terbilang memuaskan, tapi itu saja belum cukup untuk dirinya beranggapan bahwa ia cukup ‘pantas’ diajak bergabung dalam tim Mr. Jung di Korea.

            Dengan santai tapi lugas Mr. Jung hanya menjawab. “Because i want u.”

            Jawaban singkat tapi mematikan. Bahkan sekelebat pemikiran sempat bersarang dalam benaknya. Apakah Jung Seung Hwan ingin menjadikannya istri muda? Yang seketika membuat bulu kuduk Talla meremang.

            Tapi ternyata alasannya bukan itu, “Meskipun saya tidak berada disini untuk memantau langsung perkembangan perusahaan, tapi laporan dari pegawaiku selalu tepat dan akurat.” Mr. Jung mengambil jeda. “Dan saya tau jika Anda pernah menyelamatkan perusahaan dari ancaman pailit enam bulan yang lalu.”

            Talla terlonjak. Ancaman pailit? Bukannya itu cerita usang?

            “Jika bukan karena kegigihan dan ketekunan Anda memecahkan kasus hukum itu, mungkin saat ini perusahaan sudah habis. Dan saya berjanji akan memberikan sebuah hadiah besar untuk seseorang yang berhasi menyelamatkan perusahaan.” Lanjut Mr. Jung.

            Talla memendang Mr. Jung takjub. Hanya karena masalah itu orang dihadapannya ingin menghadiahinya sebuah pekerjaan di Korea? Apakah ini tidak berlebihan? Mengapa Mr. Jung tidak menghadiahinya sebuah mobil limited edition saja? “Aku sangat berterima kasih atas tawaranmu Mr. Jung, tapi aku sudah merasa cukup puas dengan pekerjaanku disini, lagipula aku tidak fasih berbahasa korea.”

Autumn LeavesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang