Bencana untuk seorang Antalla

1.6K 106 0
                                    

BAB 5

Heii!! Talla apa kau mendengarku?” Hyo Ki menggoyangkan tangannya didepan wajah Talla saat tau bahwa sejak tadi gadis itu tidak menanggapi apa yang ia bicarakan.

Talla mengerjap pelan, sepertinya melamun akan ia masukan kedaftar hobbi nya mulai sekarang. Karena akhir-akhir ini ia melamun lebih sering dari biasanya. “Mianhae Hyo –ya.” Talla tersenyum simpul.

“Apa yang yang sedang kalian lakukan disini tanpaku?” tiba-tiba Il Hae sudah berada di balkon, ia melipat kedua tangannya di depan dada. Khas Jung Il Hae. “Kalian membicarakan ku?”

“Anni. Kenapa Oppa berfikir seperti itu?”

Inilah yang membedakan Talla dengan Hyo Ki. Talla adalah tipe wanita yang tidak bisa bersikap manis, bahkan terhadap Jung Il Hae –pria yang disukainya. Ia lebih suka memanggil Il Hae dengan sebutan nama, meskipun Il Hae dua tahun lebih tua darinya –dan Il Hae tak pernah mempermasalahkan itu.

Berbeda dengan Hyo Ki, dia adalah tipe wanita girly yang manis. Ia lebih periang, bahkan sifatnya yang satu ini selalu membuat orang lain nyaman berada didekatnya, ia tak pernah mengeluh mengenai apapun yang sedang dikerjakannya. Wajahnya selalu memancarkan aura positif, ada kalanya Talla sangat iri dengan sifat yang Hyo Ki punya.

Tapi Antalla Sekar tetaplah Antalla Sekar, gadis introvert yang tidak manis. Mungkin alasan Il Hae lebih memilih Hyo Ki dari pada dirinya sudah bisa tertebak dengan mudah. Meskipun pada kenyataannya, Talla-lah yang bertemu dengan Il Hae lebih dulu dibanding Hyo Ki.

Tanpa sadar Talla menarik nafas dalam. Dalam sekali, sehingga kedua sahabatnya bisa mendengar itu dengan jelas.

“Kau kenapa?” Tegur Il Hae pada Talla.

“Aku? Aku kenapa?”

“Kau memang terlihat tidak bersemangat sejak tadi Talla, padahal aku dan Hae Oppa mempunyai kabar baik untukmu.

Tidak jangan sekarang. Aku mohon. Talla berteriak dalam hati.

“Antalla?” panggil seseorang didalam rumah.

Talla ingat, ia melupakan sesuatu dari tadi. Ia melupakan Elliot yang mungkin sudah berakar di ruang makan. “Astaga!! Aku lupa.” Gadis itu berlari menuju ruang tengah rumahnya, dan menemukan Elliot masih duduk di tempatnya makan tadi. Kemudian ia merasa lebih buruk sekarang.

Ommona, Elliot, i’m sorry aku tidak bermaksud melupakanmu.”

It’s ok! Talla, aku hanya ingin pamit untuk pergi bekerja. Jika tidak, mungkin restoran Shindong Hyung (Sebutan untuk kakak laki-laki dari adik laki-laki) akan tutup seharian. Dan aku sedang tidak ingin dipecat.” Elliot sedikit bergurau.

Padahal Talla sudah membuatnya menunggu selama satu jam setengah, dan Elliot masih bisa bergurau? Sakit jiwa!

“Baiklah, mungkin aku akan mampir ke tempatmu nanti. Sampaikan salamku untuk Shindong Oppa. Dan terimaksih untuk panino nya Elli, itu benar-benar enak.” Talla mengacungkan kedua jempolnya.

Elliot tersenyum. “Baiklah, aku pamit Talla, akan ku sampaikan salam mu pada Shindong Hyung nanti. Sampaikan juga salamku kepada teman-temanmu, maaf aku tidak bisa berpamitan langsung, sepertinya mereka sedang sibuk.”

“Baik. Tidak apa-apa Elli.”

Elliot membungkukan badannya sebelum keluar, dan dibalas dengan bungkukan kecil dari Talla.

Autumn LeavesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang