Pertolongan

82 39 96
                                    

Jangan berusaha untuk melupakan masa lalu. Tapi cobalah untuk menerimanya

"Astra!"

"Astra!"

"Astra!"

Teriakan para gadis membuat semangat Astra semakin menggebu-gebu, ditambah lagi dengan Alana yang ikut serta menonton pertandingan, walaupun tidak ikut berteriak seperti gadis lain, kehadirannya saja sudah membuat Astra tambah semangat. Hari ini ada perlombaan basket antar sekolah dan Astra sebagai anggota dari tim basket turut andil dalam perlombaan ini. Cukup banyak gadis yang ikut serta mendukung tim sekolah kebanggaan mereka. Di balik itu, sekalian mereka juga ingin cuci mata untuk melihat laki-laki yang tampan.

Tak ada bedanya dengan laki-laki yang tengah memakai hoodie berwarna hitam itu. Sedari tadi para gadis terus saja menatap gemas ke padanya. Bagaimana tidak, duduk menyudut sendirian akan tetapi matanya tertutup. Sudah bisa ditebak laki-laki itu tengah terlelap dalam tidurnya, ia sengaja mencari tempat yang tidak terlihat oleh banyak orang agar bisa tidur. Seperti biasa ia kembali tidur lewat jam dua belas malam, kalian sudah tau sendiri bagaimana kebiasaan seorang laki-laki bernama Hiro itu di tengah malam. Menghitung angka dan menyelesaikan rumus-rumus yang membuat kepala pusing. Setelah lelah dengan raga ia kembali menyibukkan otaknya, bermaksud menghilangkan pikiran-pikiran negatif dan kisah kelam masa lalu.

Kalau bukan paksaan dari Astra, Hiro tidak akan pergi dan bergabung dengan orang yang hyper seperti sekarang. Waktunya jadi terbuang sia-sia hanya untuk melihat permainan membosankan ini. Jujur ia tidak terlalu pandai dalam olah raga, kecuali untuk taekwondo. Baginya olah raga bela diri itu sangat perlu. Terlebih lagi banyak orang disini, membuat ia ingin muntah saja. Itu sebabnya ia menjauhkan diri dari keramaian, dan tidur.

Disaat tengah asik bergelut dengan mimpinya, ia pun terbagun karena tepukan pelan di bahunya. Kenapa ia mudah sekali terbangun, bahkan ia iri pada orang-orang yang tidak terganggu saat tengah tidur.

"Hiro kenapa tidur disini?"

Kesadaran yang masih di awang-awang itu membuat Hiro sedikit pusing. Siapa yang berani mengganggu tidurnya, padahal ia sudah mencari tempat teraman untuk tidur. Saat membuka tudung hoodie nya, ia melihat Alana yang sedang tersenyum kepadanya, jaraknya sangat dekat membuat Hiro terkejut lalu buru-buru menjauh dari gadis tersebut.

"K-kenapa?" tanya Alana kaget, karena melihat Hiro yang tiba-tiba menjauh darinya.

"Kenapa lo ngeliat gue seolah-olah gue ini hantu?" sambungnya lagi, dengan wajah cemberut.

Hiro yang was-was dengan Alana masih setia berdiri di ujung sana menjaga jarak kalau-kalau gadis itu mendekat kearahnya, sambil mengontrol jantung yang masih tak terkendali.

"Duduklah disini" pinta Alana sambil menepuk-nepuk kursi kosong disampingnya.

"Gue nggak akan gigit atau ngelakuin hal aneh pada lo. Kenapa lo sekaget itu tadi?" sambungnya lagi, wajah cemberut dua menit yang lalu sekarang berubah menjadi wajah penasaran.

"Pergilah, aku tidak ingin berurusan dengamu!" ekpresi tidak sukanya begitu kentara terlihat. Berjalan ke arah Alana lalu mengambil tasnya. 

"Mau kemana?" tanya Alana.

"Temani Gue disini sebentar. Pria itu ngikutin Gue terus sehabis dari toilet tadi," tangannya gemetar, begitu juga dengan wajah ketakutannya.

Sekilas Hiro melihat kearah tunjuk Alana, pria yang memakai jaket berwarna merah, dan topi bisbol berwarna hitam itu terus melihat kearah mereka. Sesekali ia memalingkan wajahnya karena tatapannya bertemu dengan mata Hiro.

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang