Senyum Manis

1.3K 51 4
                                    

Can menginjakkan kaki nya untuk pertama kali di perusahan ''DELLUX CORPORATION"Gedung perusahaan Teknologi terbesar di thailand itu menjulang tinggi bagai pencakar langit membuat gadis manis bermata Hazel itu tampak sangat bahagia karna berhasil mengalahkan beberapa pasaing tangguh lainnya.

Ia merapatkan kedua tangan nya pada sudut rok selutut nya untuk mengatasi rasa gugup yang menguasai dirinya saat ini. ia mengedarkan pandangan kesegala arah dengan cepat untuk mencari sesuatu yang ingin ia dapatkan.

"Can kirakorn?"Tanya seseorang pria sedikit tua dengan pakaian rapi dan berdasi kupu-kupu sangat tidak cocok untuk berada di kantor.
        
" ahh- yaa aku,Can kirakorn."Can terbata saat berhadapan dengan pria asing yang ada di hadapan nya saat ini seraya menyodorkan tangan sebagai salam perkenalan untuk nya.

Drap

Drap

Seketia suasana kantor menjadi ramai saat seseorang turun dari mobilnya dengan wajah angkuh dan tidak bersahabat itu, semua orang menunduk padanya tanpa ragu walaupun mereka lebih tua dari pada pria yang sedang berjalan tanpa membalas sapan para pegawai kantor.

Can menangkap wajah tampan yang berjalan melewatianya.
        
"wahh... orang kaya selalu angkuh." Batin Can sambil sembari medelik ke arah gadis yang mengikuti pria itu di belakangnya.
        
"kenapa sekretaris berdandan seperti seorang model? "Sambung Can melamun ke arah gadis yang terlihat nakal dan sexy itu.

"Nona Can, bisa ikut saya?"Ucapan pria tadi memecahkan lamunan Can yang tampak nya sangat jauh.

"ahh-yaa tentu saja."Can berjalan sambil melirik kearah dua orang angkuh yang sedang masuk dalam lift.

"dia adalah pemilik perusahaan dan tunangan nya."Ucapan pria tua dengan nama Win seolah menjawab pertanyaan yang ada di fikiran plan sejak tadi.

"APA?? jadi dia yang bernama Tin Menthanad atau yang sering di sapa Tin?" Ucap Can dengan suara lantang membuat Win tersenyum tidak enak ke arahnya.

"Ehh, maaf aku terlalu bersemangat"Can segera menggaruk tengkungnya yang tidak gatal sama sekali sambil tersenyum aneh ke segala arah, ia merasa tidak nyaman melihat tatapan sadis yang di arahkan kepadanya.

"Baiklah, kau kuberi kesempatan satu hari setelah ini kau tidak melakukan kesalahan sekecil apapun, karna tuan Tin tidak memberi maaf pada kesalahan kecil sekalipun."Ucap Win sambil menunjuk meja kerja milik Can dan menatap nya sebagai tanda tugas nya selesai.

"Aku akan berusaha dengan sekeras mungkin."Ucapan Can hanya di balas dengan senyum hangat dari wajah Win terhadapnya, pria itu tak ingin terlihat banyak bicara sekarang.

"Sebantar lagi Jida akan mengajari mu, kau harus bisa segalanya dalam waktu dua hari."

Ucapan Win kini seakan membuat Can frustasi, bagaimana ia bisa belajar hanya dalam dua hari, dengan sangat terpaksa Can hanya menganguk seolah ia mampu menerima pekerjaan itu. ia tidak ingin kehilangan kesempatan besar itu.

************


"Sammy, menjauh lah!"Suara Tin terdengar lantang saat menerima sentuhan dari wanita yang tidak ia sukai itu.

"Hey... Aku ini tunangan mu Tin" Sammy memasang wajah kesal, sebagai tunangan ia tidak pernah mendapat perhatian dari Tin sedikit saja.

"Kau harus ingat perjanjian kita, dan aku tidak tertarik padamu."Tin sangat dingin, ia menepis tangan lembut Sammy yang sedari tadi mengusik mood paginya. kalau saja Tin punya pacar yang bisa ia kenalkan pada orang tua nya sudah pasti perjanjian perjodohan ini segera batal.
       
Ya begitulah perjanjian nya Tin di izinkan membatalkan pertunangan jika Tin bisa membawa gadis kerumah nya.

"Aku harus mencari orang yang mau aku bayar untuk menghancurkan pertunangan ini, aku sangat muak dengan nya."Kali ini Tin mengarahkan tatapan nya ke sudut tembok putih yang seakan menjadi saksi kebencian nya saat ini.

"Kenapa melamun sayang?" Sammy memeluk Tin kembali sambil mencium sudut pipi yang muali di tumbuhi bulu halus, Tin tidak menggubris nya ia hanya berusaha menghindar tiap sentuhan yang di anggap tidak seru pada tubuh nya. Tin tidak menyukai gadis yang murahan serta salalu bersikap agresif karna pria tetap harus lebih menang dari wanita itulah yang di fikirkan  nya saat ini.

"Jida, staff baru bagian keuangan sudah masukkan? suruh dia menghadap sekarang dan kirim data dirinya ke emailku."

"Ya tuan, dengan segera."Balas Jida lalu menyambung telephon kembali ke staff lainnya untuk memanggil Can dengan segera.

"Aku akan pergi shopping." Sammy bangkit dari tempat nya dengan rasa malas dan mengambil tas mahal nya meninggal kan Tin yang merasa sangat senang.

"Baguslah."Batin Tin meleguh lega sembari mengecek email dan melihat data tentang Can dengan perlahan dan seksama.

"Wah.... dia sangat cerdas, nilainya sempurna dan juga manis." Puji Tin melihat data yang di kirim sekretarisnya.

tok... tok.. tok

"Masuk!" Suara dingin Tin kembali membuat Can gugup dan takut, perlahan ia membuka pintu dengan mengintip ke dalam terlebih dahulu lalu pelan berjalan masuk kedalam melihat ruang kantor Tin yang luar biasa besar dan indah seperti rumah pribadi.

"Can Kirakorn"Sapa Tin sambil menatap ke arah gadis manis yang berada di depan pintu ruangannya.

"Cantik dan Manis."Batin Tin memuji gadis yang berjalan menuju kehadapannya secara tidak langsung, ia terlihat sangat natural dengan rambut sebahu, kulit putih mulus dan senyuman yang sangat manis.

"Ia tuan, saya Can Kirakorn, ada yang bisa saya bantu?"Can basa basi dengan senyum tipis yang terlihat menggoda dan ramah.

"Ya.. ini laporan yang harus kau kerjakan, salin dan cocok kan data tiap bulan lalu pertahunnya."Balas Tin kembali menurunkan pandangannya ke dada Can.

"Padat dan cukup Sexy, kalau di poles akan terlihat luar biasa."Batin Tin kembali memuji dengan mesum ke arah gadis di hadapan nya.

"Baik pak, saya akan menyiapkan  dengan segera."Can kembali tersenyum tipis dengan mengambil laporan dari tangan Tin, ia tanpa sengaja menyentuh tangan Tin membuat darah pria itu berdesir.


"Hh... maa... maaf, saya...."Can merasa tidak enak dan langsung menarik laporan itu dengan mengigit bibir nya yang tipis, semakin menggoda di mata Tin saat ini.

"Selesaikan laporan bulan dalam waktu 3jam dan bawa padaku."Ucap Tin dingin tanpa mengubris Can dan menjatuhkan pandangan nya ke bibir Can yang sedang ia gigit.Rasa nya ingin sekali Tin mendekati Can untuk menarik bibirnya itu dan menciumnya. SIAL!!!  Ia bahkan sudah lama tidak merasa bergairah seperti ini.

"Kau bisa keluar! "Tin mengusir Can karna merasa sesak karna pria itu tampak nya membangkitkan gairah tidak biasa di dalam dirinya.
          
Can mengangguk pelan lalu memutar tubuh nya dengan perasan tidak enak. Tin melihat bongkahan padat dan kencang di bokong Can, membuat Tin kembali tersenyum mesum kearah staff baru nya tersebut.

"Tapi tunggu, gadis ini seperti nya dia cocok dengan kriteria ku."Tin mengigit bibirnya dan menempelkan kepalanya di kursi. wajah gadis itu mulai terbayang, ia bisa memanfaatkan Can untuk kepentingan nya dan Can tidak akan menolak nya.



(ini cerita pertama aku n semoga kalian suka)
dan tunggu next cerita nya.... 

10 day with my bastard boss 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang