Suasana rumah Tin tiba tiba saja mendadak ramai karna ke datangan keluarga nya di sana. Seperti biasa Tin dan Can terus beracting dengan natural di hadapan semua orang.
" Kau sudah makan sayang?"Tanya Tin di hadapan orang-orang disana membuat mereka banyak mendapat tetapan penasaran.
" Sudah sayang"Jawab Can sedikit kaku dan malu.
" Tin apa kamar tamu mu belum selesai diperbaiki?"Tanya ibu Tin yang datang ke arah mereka.
" Astaga! aku lupa jadi bagaimana?" Tanya Tin sambil menatap kearah ibunya dengan ragu.
" Aku akan tidur di kamar Can saja" Ucap ibunya membuat semua melirik ke arahnya.
" Nela bagaimana bisa ia tidur bersama kita"Timpal Dave kepada istrinya yang masih tampak cantik itu.
" Can bisa tidur bersama Tin"Seru Nela kembali membuat Can membelalak kan matanya dengan besar.
" Tapi bu..... "Timpal Tin seraya melirik ke arah Can, ia yakin gadis itu tidak akan senang sekamar dengan nya apalagi dia punya tabiat buruk yang masih belum iya hilangkan saat tidur sampai saat ini.
" Tidak masalah, ibu bisa tidur dengan nyaman di kamarku"Balas Can lembut membuat pilihan yang tidak sulit untuk Tin lagi pula kamar Tin besar iya bisa tidur di sofa nya juga cukup nyaman fikir nya.
" Terima kasih Can sayang, oh ya Tin apa kebiasaan mu sudah hilang?"Tanya Nela mencoba menanya kan hal yang tidak ingin dia bahas.
" Ahh aku?hmm,belum"Ucap Tin seraya menunduk kebawah, ia tidak bisa menjelaskan bagaimana ia tidur malam ini.Ia sudah yakin Tin tidak akan bisa tidur malam ini.
" Oh, Astaga sepertinya kau harus terbiasa dua malam ini Tin,lagi pula tidur dengan hanya menggunakan celana dalam"
" Ibu hentikan" Ucapkan Tin memotong perkataan ibunya cepat agar tidak bicara lebih jauh lagi.
" Maksudnya"Tanya Can penasaran membuat semua orang tertawa.
" Dia tidak bisa tidur kalau dengan berpakaian lengkap,satu-satunya hanya celana dalam nya itu saja" Jawab Mean sambil berlari karena Tin berusaha menutup mulutnya agar rahasia besarnya selama ini tidak terbongkar.
" Astaga jadi aku?"Timpal Can memasang wajah merah dan ia hampir saja membongkar semua hubungan palsu nya itu.
" Kau tenang saja aku tidak akan melakukan nya"Seru Tin kepada Can agar gadis itu tidak mempercayai omongan keluarganya.
" Lagi pula Can harus tahu,nanti kamu akan menikah dengannya"Ucap Mean kembali membuat Tin memukul kepalanya.
" Menikah apa nya"Bisik Can pelan sambil memasang wajah masam.
"Sudah-sudah tidurlah, lagi pula ini sudah hampir tengah malam"Ucap Nela membuat jantung Can berdetak cepat, dia saling memandang dengan Tin karena mereka menyadari kalau dua malam ini mereka akan tidur di satu kamar.
Hari ini semakin gila dan tidak terkendali,semakin dekat semakin tidak biasa dihindari. Can berdiri dari tempatnya diikuti Tin yang setengah malu masuk ke kamar besar nya bersama Can. Can memutar tubuh nya saat melihat Tin mengunci pintunya.
" Jangan macam-macam denganku" Ucap Can spontan membuat Tin tersenyum dengan wajah yang tampan. Can membayangkan bagaimana pria itu tidur nantinya atau ia harus membiarkan pria itu tidur dengan kebiasaan buruknya itu.
" Aku tidak akan macam-macam kalau kau tidak memancing ku"Balas Tin lalu berjalan santai seraya membuka kaos polos nya.
Sontak Can langsung menutup matanya " kenapa kau selalu seperti itu"Tanya Can merasa sedikit canggung dan membuat dadanya panas.
Can membuka matanya saat tidak mendengar jawaban apapun dari Tin, ia menemukan pria itu di hadapan nya dengan tubuh yang mengagumkan. Can mundur ke belakang karena terkejut, namun sepertinya keseimbangan nya tak terkendali iya berteriak karena merasa tubuhnya akan jatuh.
Can menutup matanya,lalu ia merasakan sebuah tangan kekar memegang pinggangnya dengan erat.
" Tin..... " panggil Can melihat pria itu menahan nya agar tidak jatuh ke belakang,ia tersenyum membuat wajah Can berubah merah,Tin melihat perubahan pupil Can membesar dan terlihat sangat cantik.
Pria itu tidak bisa menahan nya lagi Tin menarik dengan kuat tubuh itu agar lebih dekat dengan tumbuhnya yang tidak ditutupi busana itu.
" Kau cantik" ucapkan Tin membuat Can seakan mau loncat dari lantai 10 lalu mati seketika.Tidak! bukan jantungnya berhenti berdetak mendapat pujian dari seorang Tin.
Tok.... tok....
Suara ketukan pintu merusak pemandangan itu Tin langsung menarik tangannya dari pinggang Can dan membuat gadis itu terjatuh.
" Akkkhhhhhh..... Kau"Seru Can memegangi bokong nya yang sakit.
" Maaf aku spontan"Ucap Tin merasa tidak enak pada Can.
" Tin..... "Seru seseorang dari depan kamarnya membuat mereka menatap kearah pintu.
" Buka saja"Ucap Can sambil berusaha bangun dari lantai dengan susah payah.
Tin mengangguk lalu membiarkan Can, Tin berjalan ke arah pintu untuk mencari tahu siapa orang ya mengganggu kesenangan nya.
" Ini untuk mu"Ucap Mean sambil melihat benda itu dengan jijik.
" Aku tidak butuh ini"Tin mengembalikan itu kepada Mean seraya melirik ke dalam takut kalau Can melihat itu dan salah paham dengannya.
"Ayolah,simpan saja nanti kau pasti butuh"Ucap Mean memaksa.
" Tidak! pergilah"Ucap Tin kesal karena Mean mengganggu aktivitas nya barusan ia memutar tubuhnya dengan cepat lalu menutup pintu kamar serta mengunci nya dengan rapat.
Tin berjalan masuk kembali ia mencari sosok Can di kamarnya, sosok yang pertama kali berada di kamarnya serta gadis yang pertama kali dia puji.
" Can.... " panggil Tin di sekitar kamarnya karena ia tidak menemukan sosok gadis itu di kamar besarnya.
Tin menuju kamar mandi dan melihat Can berada di sana.
" Apa yang dia lakukan?apa dia tidak sadar"Ucap Tin terkejut saat melihat Can sedang mandi,ia bisa melihat dengan jelas tubuh telanjang Can di balik kaca besar kamar mandi nya.
" Sial! bagaimana aku bisa menahan nya Can" Seru Tin memegang kepalanya yang terasa pusing setelah melihat itu. Tin berusaha untuk tetap bersikap netral dan tidak terpengaruh.
" Kau kenapa "Tanya Can muncul di hadapannya hanya mengenakan kaos ketat serta celana di atas lutut dan minim rambut bahasanya menambah kesan cantik di wajah Can saat ini. melihat ini,kini giliran Tin yang menelan saliva nya kuat.
Bersambung......
KAMU SEDANG MEMBACA
10 day with my bastard boss 18+
Short StoryMenceritakan sebuah hubungan yang di dasari dengan perjanjian kontrak antara Boss dan pegawai perempuan nya. di mana boss itu bernama Tin Menthanad dan pegawai perempuan nya bernama Can Kirakorn. Dan bagaimana kelanjutan hubungan mereka berdua saat...