Entah kenapa dua orang itu masih saja belum bisa tidur, mereka masih meributkan masalah Tin yang tidak bisa tidur dengan setelan baju lengkap di tubuh nya, sementara Can tidak bisa tidur dengan lampu menyala seperti ini. ia pasti malu kalau nanti Tin akan memperhatikan cara ia tidur.
Tin tampak mondar mandir di kamar nya untuk mencari ide agar bisa tidur malam ini. Belum lagi hal konyol terus terjadi mewarnai perasaan mereka bersama.
"Baiklah aku akan mematikan semua lampu namun dengan syarat aku akan lepas setelan ku" Ucap Tin mengambil keputusan yang adil tapi sedikit memalukan.
Kalau lampu semua mati Can tentu saja tidak akan melihat fikir nya. Can menarik nafas panjang sehingga ia akhir nya mengalah, bagi nya itu cukup adil untuk saat ini. Suara hujan terdengar jelas, Can menatap ke kaca kamar Tin yang besar.
"Hujan nya deras sekali" Batin Can melihat kesana.
Tin mematikan semua lampu lalu melepas setelan nya seraya berbaring di tempat tidur nya dengan pelan.
"Aku harap kau tidak macam macam dengan ku" Ancam Can ikut berbaring di sisi Tin dengan pelan. Tin menarik selimut panjang nya merasa dingin nya malam yang seperti nya akan sangat panjang. Can membelakangi Tin sambil mengigit kuku nya yang panjang dengan lembut.
Jdarrr.....
Suara petir terdengar jelas membuat Can berteriak dan langsung mendekat kan diri nya pada Tin berharap pria itu memeluk nya dengan erat.
Tin sigap dengan sangat peka langsung memeluk tubuh Can seraya mendekat kan wajah Can di dada bidang nya.
"Sial! bagaimana ini" Batin Tin merasakan sesuatu bergerak keras di bawah sana.
"Tin aku takut" Ucap Can dengan tubuh bergetar.
" Aku akan menjaga mu" Seru Tin membelai lembut rambut Can pelan dan mengecup nya sekali.
Can merasa mengantuk saat diri nya berada dalam pelukan Tin, ia merasakan sensasi nyaman di sana membuat ia merasa seperti sentuhan seorang Ibu.
"Hiks.... hiks..."
Tin melihat ke arah Can yang menangis di dada nya dengan serius.
"Kau menangis?" Tanya Tin lembut, ia bisa melihat wajah Can sangat dekat saat ini. Tin terus memperhatikan bibir merah Can sambil menanti jawaban Can.
"Maaf, aku hanya merindukan ibu ku" Ucap Can jujur dengan perasaan yang sedang ia rasa kan saat ini.
"Apa yang terjadi dengan ibu mu?" Tanya Tin penasaran.
"Ia meninggal karna sakit yang dia derita selama belasan tahun" Jawab Can lalu merasakan tangan Tin menghapus bulir air mata nya. Ia merasa sangat terbiasa dengan sentuhan Tin saat ini, bisa di bilang ia ingin lebih tapi kembali lagi pada diri nya. Tin bukan pria yang bisa ia sentuh, Tin hanya kekasih 10 hari nya, setelah ini semua berakhir sesuai permintaan Tin tempo hari.
"Kini waktu ku tersisa 2 hari lagi" Batin Can merasakan ia ingin menangis lagi.
Tapi ia tahan karna kini Tin membungkam bibir nya dengan lembut memberikan sensasi panas di sana.
Can merasakan lembut nya bibir Tin terasa di bibir nya mulai turun menjalar ke leher jenjang nya lebih dalam. Ia merasakan saliva nya berkali kali dan pasrah saat sentuhan tangan besar Tin berpusat pada dada nya yang tampak mengelembung.
Tin berpindah posisi kini berada di atas Can seraya menatap nya dengan senyum yang semakin membuat Can tidak tahan.
Tin menarik kaos Can dengan cepat sambil mencium nya tanpa lepas.
Plakkk.....
Tin merasakan pipi nya memanas karna tamparan dari Can. Entah kenapa ia melakukan itu tanpa meminta izin dulu dari Can di hadapan nya.
"Aku sudah bilang jangan macam macam" Can mendorong Tin menjauhi diri nya. Pria itu tersenyum tipis seraya memegang bibir nya kembali, ia bringsut segera menjauh dari gadis itu dan berbaring seling membelakangi.
"Hampir saja aku tidak bisa menahan nya" Batin Tin sambil meremas guling nya erat.
Akhir nya mereka tidur dengan nyenyak hingga pagi menjelma dengan cepat. Tin bangun dengan memegang kepalanya yang terasa sakit dan pusing, ia berjalan pelan menuju kamar mandi dengan setengah mengantuk.
Ceklek....
Tin dan Can berteriak keras saat Tin masuk kamar mandi, Can langsung menyiram air ke wajah Tin karna pria
itu membuka pintu kamar mandi se enak nya. Seketika Can spontan menyiram wajah Tin dengan air membuat tubuh Tin basah.Kini mereka duduk di meja makan dengan canggung karna kejadian yang masih menghiasi ingatan masing masing. Can masih memikirkan kenapa pria itu menyentuh nya dengan sesuka hati, beruntung tadi malam Can sadar kalau tidak, mungkin mereka akan melakukan pergulatan hebat tadi malam.
"Seperti nya kalian kurang tidur tadi malam" Seru Mean mengoda Tin, di fikiran Mean hanya fikiran kotor tentang percintaan. Ia tidak menyadari kalau istri nya itu menatap ke arah nya dengan tidak enak.
"Hey, berapa ronde?" Bisik Mean pada Tin.
"10 ronde saja" Balas Tin agar tidak memalukan.
"APA? kau bercinta dengan nya hingga 10 ronde?" Mean berteriak kencang membuat Can langsung menatap ke arah Tin tajam sambil memainkan pisau roti di tangan nya.
"Aku salah bicara" Seru Tin kembali dengan pelan membuat Can menjeling nya.
"Kenapa kalian sudah ribut sepagi ini" Tanya Nela yang baru duduk bersama suami nya.
Mereka semua diam tanpa menjawab pertanyaan Nela. Mean asik mencoba untuk memasuk kan pengaman di dalam saku celana Tin.
"Diam di sana" Seru Mean melihat barang itu masuk dengan sempurna di sana, lalu ia menikmati makanan nya kembali dengan perasaan gembira.
"Aisshh" Suara Can tiba tiba dan membuat semua orang melihat nya, Can menutup mulut nya cepat.
"Maaf aku permisi dulu" Ucap Can singkat lalu langsung bangkit menuju ke kamar mandi, terdengar sangat jelas suara Can memuntahkan isi perut nya.
Mendengar itu semua menatap ke arah Tin tajam dan tidak ingin bicara banyak sekarang.
"Wah, seperti nya sudah mulai bekerja" Ucap Mean tiba tiba membuat Nela bangkit dari tempat nya lalu menepuk pundak Tin yang tampak bingung.
"Selamat ya" Ucap Nela sembari tersenyum senang ke arah Tin yang tanpak masih memikirkan semua yang terjadi.
"Ada apa" Batin Tin sambil melihat ke arah semua orang yang tampak senang dan mendukung nya dengan semangat.
Bersambung.....
( ahh, makin nggak jelas cerita nya 🙁 tapi aku akan tetep ngelanjutin nya sampai Tamat. Maaf nggak jelas gini cerita aku teman² tapi semoga kalian tatap ngebaca nya ea 🙂🙂🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
10 day with my bastard boss 18+
Short StoryMenceritakan sebuah hubungan yang di dasari dengan perjanjian kontrak antara Boss dan pegawai perempuan nya. di mana boss itu bernama Tin Menthanad dan pegawai perempuan nya bernama Can Kirakorn. Dan bagaimana kelanjutan hubungan mereka berdua saat...