Sejak Can sepakat dengan kontrak lisan yang dia buat dengan Tin, hidup nya semakin berubah saat ini.
ia menjadi wanita sosialita dan sangat menikmati ke hidupan berbedanya.Dulu ia hanya di caci ataupun di bully hanya karna tidak mampu membeli sehelai baju bagus berbeda dengan sekarang Randi tampak memenuhi seluruh kebutuhannya,bahkan Tin memberikan ponsel keluaran terbaru untuk nya tapi entah kenapa perasaan nya menjadi tidak enak karna menerima semua ini.
"Aku akan mengembalikan semua nya setelah semua ini selesai" Batin Can sambil melingkar kelender.
"Tinggal 7 hari lagi" Batin Can kembali sambil mengeluh panjang ke arah kelender."Can"Seru Tin dari luar kamar nya membuat ia langsung beranjak dari tempat.
"Astaga"Can langsung menutup matanya lalu mengintip ke arah Tin yang tidak memakai pakainnya dengan benar.
"Apa kau kehabisan stock baju?" Tanya Can sambil menoleh ke belakang membuat Tin terseyum untuk mengoda nya.
"Kau kenapa?"Tanya Tin lalu kini berjalan ke depan Can.
"Ya tuhan... kalau begini terus bagaimana aku melepaskan nya nanti?"Batin Can sambil menatap makhluk tampan di hadapan nya.
"Aku ingin mengajak mu ke pesta keluarga ku, hari ini aku harus membatalkan pertunangan itu"Ucap Tin membuat Can langsung menatap ke arah perut sixpack nya tanpa berkedip.
"Sekarang ?"Tanya Can terus menatap perut Tin.
"Ya.... dan pestanya di rumah keluarga ku bukan di sini"Ucap Tin menunjuk perut nya, Can salah tingkah ia langsung mendorong Tin keluar dari kamarnya dengan segera.
"Aku akan siap dalam 15 menit" Ucap Can menyembunyikan wajah merah nya pada Tin.
"Baik lah"Tin langsung berbalik badan dan menjauhi Can. Tin tersenyum tanpa sadar melihat penampilan Can barusan, gadis itu berjalan menuju ke arah kaca melihat dirinya seraya membelalakan mata.
"ASTAGA!! bagimana bisa aku lupa mengancing baju ku seperti ini, jadi dia melihat nya?? Aaagrhhhh!!" Can meremas rambut nya dengan keras seraya menghantukkan kepalaya kuat.
Setelah Can selesai ia segera keluar dari kamar nya dengan malu malu.
"Sudah pakai baju mu dengan benar?"Tanya Tin mengoda Can.
"Diam lah"Seru Can tidak ingin membahas hal itu pada Tin.
"Baiklah jaga sikap mu di sana" Tin memperingati Can agar bersikap hati hati.
"Aku sudah tau itu"Balas Can lalu berjalan duluan mendahului Tin.
Mereka diam di sepanjang perjalanan tanpa bicara sepatah kata pun, Can canggung dan sepi itu lah yang ada di sana. entah kenapa Can bisa terjebak dan masuk ke dalam dunia gila seperti ini.
Can menarik nafasnya dalam ia sudah siap kalau hari ini akan di jambak Sammy karna Tin akan memutuskan pertungan nya bersama gadis gila itu.
Tin memberikan tangan nya agar mereka saling bergandengan dengan mesra.
"Kau harus tersenyum"Ucap Tin berjalan masuk ke dalam rumah yang tak kalah besar dengan miliknya.
"Ya... walaupun aku di jambak kali ini"Ucap Can membuat Tin ingin tertawa kecil.
"Apa itu sebabnya kau mengikat rambut mu dengan rapi?"Tanya Tin penasaran.
"Hmm... dan kau sangat tampan kalau memakai kemeja putih seperti itu"Ucap Can memuji penampilan mantan bosnya itu.
"Kalian sudang datang?"Seru ibu Tin dengan wajah senang.
"Kenapa orang tua Tin tidak terganggu dengan ku? pada hal anak mereka sudah tunangan sama Sammy?" Batin Can merasa tidak yakin dengan segalanya.
"Duduk lah di sini"Ucap ibu Tin kembali dengan wajah yang girang ke arah mereka.
"Jadi ini pacar mu?"Tanya seorang pria dengan badan yang tegap dan juga cukup tampan sama dengan Tin.
"Ya.... akhirnya aku tau kalau ia juga tertarik membawa wanita kerumah"Ucap Mean dengan wajah sedikit mengejek ke arah Tin.
"Di mana istri mu?"Tanya Tin pada pria itu.
"Kenapa menanyakan nya?" Tanya Mean penasaran.
"Aku ingin dia menyumpal mulut mu"Ucap Tin dengan nada kesal membuat Can setengah tersenyum.
"Selamat mal..... "suara Sammy tertahan melihat Tin membawa gadis yang sangat ia benci.
Sammy melihat ke arah ke dua orang tuanya dengan memasang wajah tidak suka akan hal itu. lalu mereka duduk dengan tenang.
"Maaf kami terlambat, bagaimana kalau kita langsung saja membicarakan tanggal pernikahan Sammy dan Tin?"Tanya ayah Sammy santai membuat wajah beberapa orang di sana berubah.
Tin berdiri saat itu juga sambil menatap ke arah Can yang tampak ragu.
"Aku ingin pertunangan ini di batal kan, karna aku punya seorang kekasih "Ucap Tin membuat Sammy kesal, ia langsung bangkit dan berusaha ingin menampar Tin tapi pria itu lebih cepat menahan nya.
"Sammy duduk"Suara ayahnya dengan keras.
"Jadi kalian mengundang kami untuk pesta seperti ini?"Tanya ayah Sammy tidak terima.
"Bukan begitu tuan....
"Diam lah! kalian sudah mempermalukan kami! Sammy ayo kita pulang"Ucap ayah Sammy dengan suara melengking.
"Tidak!! aku tidak mau!"Ucap Sammy hampir menangis.
"KAU!! dasar gadis murahan kau kan yang mengoda Tin duluan? Tanya Sammy membuat suasana jadi panas. Can bangkit dari tempat nya sambil menatap Sammy yang emosi.
"Tenang lah aku tidak mengoda siapa pun, Tin dan aku sudah saling mencintai sejak lama"Ucap Can dengan gaya bicara yang elegan.
"Bohong! Tin tidak pernah ingin mempunyai hubungan serius seperti ini"Ucap Sammy sangat tau siapa Tin.
"Terserah pada mu, yang jelas kami saling mencintai"Ucap Can kembali mencoba menyakinkan Sammy.
"Sammy sudah lah, ayo kita pulang"Ucap ayah Sammy kembali dengan suara semakin keras dan menarik lengan Sammy yang menangis seperti orag gila.
"Kau lihat saja nanti! aku akan membalas mu"Teriak Sammy ke arah nya. Selepas itu Sammy dan ke dua orang tua nya pergi.
"Can kau tidak apa apa?" Tanya ibu Tin dengan penasaran.
"Yah tentu saja"Jawab Can sambil tersenyum.
"Kalau begitu, aku ingin ke toilet sebentar"Ucap Can sembil memegang pelipisnya.
Tin hanya mengangguk dan membiarkan nya sendiri. Tin merasa lega karna kini ia resmi berstatus lajang kembali, ia tinggal memikirkan bagai mana mengatakan kepada keluarga nya saat ia putus dengan Can.
"Aku mau menyusul Can sebentar" Ucap Tin lalu bangkit menuju ke arah toilet. Tanpa sengaja ia melihat Mean bicara dengan seseorang di telfon.
"Aku tidak yakin kalau gadis itu pacarnya"Ucap nya di sana.
"Yaaa mereka sangat kaku" Sambung Mean kembali.
Tin tersenyum tipis saat melihat Mean bicara seperti itu, ia menunggu Can keluar dari toilet. tak lama Can keluar dan Tin langsung mendekati nya seraya menarik nya agar lebih dekat.
Tin menjatuhkan vas bunga agar Mean melihat ke arah nya dan Tin langsung mencium bibir Can dengan lembut. seketika Mean melihat itu berhenti dari menelepon ia mengedipkan mata saat melihat Tin dan Can berciuman di hadapan nya. Can berusaha mendorong Tin untuk melepas ciuman dadakan itu.
"Nikmati, keluarga ku melihat" Ucap Tin berbisik lalu mencium Can kembali dengan semakin mesra, Can yang mendengar itu terpaksa menikmati ciuman lembut dari Tin yang berhasil membuat jantung nya berdetak dengan cepat.
Bersambung.....
KAMU SEDANG MEMBACA
10 day with my bastard boss 18+
Kısa HikayeMenceritakan sebuah hubungan yang di dasari dengan perjanjian kontrak antara Boss dan pegawai perempuan nya. di mana boss itu bernama Tin Menthanad dan pegawai perempuan nya bernama Can Kirakorn. Dan bagaimana kelanjutan hubungan mereka berdua saat...