Tin berani berada di meja makan keluarganya setelah satu minggu lamanya ia berpisah dari Can, iya menerima pandangan tidak menyenangkan dari seluruh keluarganya saat ini.
"Mama tidak mau tau! pokok nya mama mau Can atau kau kembali bertunangan dengan maura" Ucap Nela membuat otak Tin mau pecah, belum lagi ia terus mengingat gadis itu sekarang ia mendapat kemarahan dari keluarganya karena melepaskan Can. Ia tidak menyangka kalau orang tuanya sangat menyukai Can bahkan ayahnya saat ini tidak mau bicara sebelum Can kembali di tengah keluarga mereka.
"Aku sudah bilang kan pakai pengaman yang ku berikan" Ucap Mean dengan suara setengah mengecek dan serius.
"Berisik" Balas Tin dengan kesal.
"Karna kau juga aku gagal malam itu" Balas Tin kepada Mean membuat pria itu diam.
Sejak saat itu Tin kehilangan jejak Can, ia berusaha mengusir semua tentang gadis itu dari fikirannya. Tapi ia selalu hadir di saat rapat, makan, mandi bahkan tidurnya membuat ia semakin tidak bisa untuk berkonsentrasi.
Sementara Can terlihat baik-baik saja dengan pekerjaan baru nya, ia merupakan gadis pintar jadi sangant mudah untuk mendapat kan pekerjaan yang ia ingin kan saat ini.
Namun ia menikmati semua ingatan nya dengan Tin, ia membiarkan pikirannya di penuhi dengan Tin tanpa berusaha mengusirnya. Ia lebih bahagia kalau ia hidup dengan bayangan Tin, besar harapan nya untuk tidak bertemu Tin kembali.
Bagaimana pun ia cukup sadar diri siapa dirinya dan Tin itu pria yang tidak bisa ia raih sama sekali.
"Tin apa kau sudah punya pacar sekarang?" Batin Can sambil melihat foto Tin yang sempat ia foto dengam ponsel nya diam-diam.
"Can? kau melamun apa? Tanya manager Can membuat gadis itu langsung meletakkan ponsel nya ke meja.
"Tidak pak, ma-maaf" Sambung Can dengan terbata-bata membuat pria itu menggelengkan kepalanya.
"Oh ya, Can tolong siap kan berkas yang kemarin, kau ikut dengan ku sebentar lagi" Ucap New memberi perintah kepada Can.
"Kemana pak?" Tanya Can penasaran.
"Kau gantikan sekretaris ku ke kanyor pusat" Ucap New kembali sambil memasang wajah tegas membuat Can tidak bisa menolak atasannya itu. kantor Can memang tidak sebesar saatnya bekerja dengan Tin dulu, di sini lumayan nyaman dan dekat dengan rumahnya lagipula di sini hanya ada 6 orang pekerja jadi mereka sangat minim dengan gosip ataupun apa itu namanya.
Can sekarang sudah berada di dalam taksi bersama atasannya itu, maklum kantor cabang itu sangat memadai sehingga masih menggunakan taksi untuk transportasi.
"Heran! kata nya perusahaan ini sangat besar dan terkenal kenapa kantor cabang nya sangat dibatasi" Batin Can asik bersama lamunan nya.
"Hmm, aku merindukan Tin, astaga kenapa sampai saat ini pria itu terus merusak otak ku ini" Batin Can kini berputar soal Tin terus menerus dan tanpa Can sadari kini mereka sudah sampai di kantor pusat di mana Can kerja dulu.
"Pak saya tidak ikut ke dalam ya" Seru Can takut melihat kantor besar yang menjulang tinggi bagi raksasa dengan tulisan latin besar Deluxe Cooperation di atasnya.
"Kenapa wajahmu pucat Can?" Tanya New menatap nya dengan khawatir.
"Saya tidak enak badan pak, saya tunggu di...... "
Sreettttt!!!
Seseorang segera menarik gadis itu dari sana dan memasukkannya langsung ke dalam mobil membuat New heran.
"Apa yang terjadi? kenapa tuan Tin membawa Can?" Batin New tidak berhenti bertanya melihat kejadian itu, ia sangat penasaran dan rasanya mau meledak.
"Kyaaaa.... kau siapa?" Can berhenti berteriak saat melihat sosok tampan dan gagah yang terus menghantui pikirannya selama mereka berpisah.
"Cepat sekali kau melupakan aku Can" Balas Tin seraya tersenyum dari wajah Tin tampak tidak berhenti saat merasakan gadis yang ia cari hampir satu bulan ini akhirnya kembali dan datang dengan sendirinya.
"Kau mau kemana?" Tanya Can takut.
"Aku masih bosmu, kenapa kau tidak punya tempat kerja yang lebih layak dari kantor cabang milik ku" Tanya Tin dingin sambil mengemudikan mobilnya cepat.
Pria itu meraih ponsel nya dan menelepon seseorang.
"Taruh berkas di mejaku dan minta uang dengan sekretaris ku, aku ada urusan sekarang dan soal Can dia di tarik ke kantor pusat mulai hari ini" Timpal Tin di telpon membuat gadis itu menatap nya dengan tajam.
"Tidak! aku tidak mau" Ucap Can protes terhadap kehendak Tin.
"Aku bos mu, jadi aku berhak atas pekerjaan mu sekarang" Ucap Tin memaksa gadis itu dengan spontan.
Can kesal ia berusaha menahan emosinya saat ini, ia terlalu takut kehilangan pekerjaan karna tingkah Tin saat ini terhadapnya.
"Kau masih ingat rumah inikan?" Ucap Tin kini memakirkan mobilnya di hadapan rumahnya.
"Kenapa kau membawaku kemari Tin? Tanya Can heran dan melihat wajah Tin yang dingin.
"Aku tidak ingin menahan nya lagi" Ucap Tin kepada Can membuat gadis itu semakin heran.
"Tin apa maksud mu?" Tanya Can datar tidak melepaskan pandangan nya dari pria itu.
"Tidurlah dengan ku!" Ucap Tin sedikit ragu membuat Can mendekatinya pelan, Tin tersenyum melihat itu karna ia yakin Can pasti mau melakukan itu dengan nya sekarang.
Plaakkk!!!
Can menampar wajah Tin dengan kekuatan sedang, ia hanya malu mendengar permintaan Tin yang vulgar terhadap nya. Can tidak akan melakukan hal itu selama atas dasar nafsu, ia bertekad untuk melakukan hal itu atas dasar perasaan cinta dan ketulusan.
"Kenapa menampar ku?" Tanya Tin kesal.
"Apa aku terlihat murahan di mata mu tuan Tin?" Tanya Can dengan nada kesal dan hampir menangis.
"Bukan, tapi aku men..... "
"Diam Tin!! aku tidak ingin membahas hubungan, kita hanya sebatas bos dan karyawan sedari dulu! kau selalu menyerangku dengan sentuhan mu yang membuat ku semakin sakit, jadi tolong anggap aku sebagai karyawan mu" Potong Can sembari berteriak ke arah Tin seraya menangis di sana membuat hati Can sampai terluka, ia ingin menyatakan perasaan nya tapi bahkan Can tidak bisa memberinya kesempatan.
"Aku bukan tipe pria santai Can, aku pria yang langsung pada pokok permasalahan nya" Balas Tin mencoba menjelaskan dengan hal yang di tanggapi berbeda oleh Can.
"Dengan menjadikan aku pemuas nafsu mu?" Seru Can kembali dengan suara tak kalah keras.
"Can!!" Teriak Tin saat melihat gadis itu berlari menuju keluar dari pagar rumahnya.
"Berhenti di sana Tin" Perintah Can membuat pria itu diam, Can menyetop taksi yang lewat di sana seraya segera meninggalkan Tin tanpa bicara apapun lagi.
Tin memutar tubuhnya lalu menendang mobilnya dengan keras, ia terlalu sering menyalurkan emosinya ke sebuah benda tidak berdosa di hadapannya.
"Aku bahkan tidak bisa mengatakannya dengan benar, Brengsek!!!" Seru Tin membanting pintu mobil nya dengan kuat.
Bersambung.....
Maaf banget makin nggak jelas 🙁🙁
tapi aku akan selesai kan smpai tamat.Jangan lupa baca cerita Baru aku yaitu istri pertama attractive boy ( http://www.wattpad.com/story/235255978 )
semoga kalian suka cerita nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
10 day with my bastard boss 18+
Short StoryMenceritakan sebuah hubungan yang di dasari dengan perjanjian kontrak antara Boss dan pegawai perempuan nya. di mana boss itu bernama Tin Menthanad dan pegawai perempuan nya bernama Can Kirakorn. Dan bagaimana kelanjutan hubungan mereka berdua saat...