HAL GILA

564 44 4
                                    

Can berjalan di bahu jalan sambil menangis, ia tidak memperdulikan bagaimana orang melihat ke arah nya atau orang membicarakan nya, yang ia perdulikan saat ini adalah hati nya sangat hancur karna Jos entah untuk yang keberapa kali nya.

Kali ini ia tidak bisa mentoleransi Jos lagi, ia tidak menyangka selama ini Jos hanya menahan diri untuk melakukan hal itu pada nya. belum lagi ia mendapati kekasih dengan mantan pacarnya itu pagi ini.

Tin tanpa sengaja melewati Can dengan pelan tampak seringai smirk di wajah nya saat melihat ke arah Can, ia mengerem mobil nya di samping Can membuat gadis itu terkejut dan berhenti melihat ke arah dalam mobil yang ada di samping nya.

Deg

Jantung nya berdetak kencang saat melihat Tin dengan wajah dingin nya sambil menatap nya heran.

"Masuk lah"Perintah Tin terdengar mendominasi ke arah nya.

Can menyeka air mata nya seraya menunduk ragu.

"Hey... cepat lah"Seru Tin dengan suara yang lebih serius kearah Can.

Can mengangguk lalu takut untuk membuka pintu mobil bos nya itu. ia tidak sadar karna hal itu sebentar lagi hidup nya akan berubah entah akan jadi lebih baik atau sebaliknya.

Tin memberi nya sapu tangan nya pada gadia itu agar ia bisa mengelap air matanya dengan sempurna lalu menjalan kan mobil nya sesuai keinginan nya.

"Hm.... pak maaf merepotkan mu"Ucap Can memecah keheningan di antara mereka.

"Aku tidak tau apa masalah mu, tapi seperti nya kau sangat tertekan"Ucap Tin memutar mobilnya ke suatu tempat.

Can menunduk sambil meremas sapu tangan tadi dan mengigit  bibirnya pelan. ia lalu malu karna bosnya yang biasa dingin itu kali ini mulai peduli dengan nya.

"Bapak mau kemana?" tanya Can.

Penasaran melihat jalan yang belum pernah ia tempuh. ia melihat Tin yang berbeda dengan biasa nya, pria itu terlihat lebih santai dan tampan serta lembut  berbeda dengan mean yang ia temui di kantor.

"Turun lah"Suara bass Tin terdengar mencuat saat mereka sampai di rumah yang sangat besar dan mewah. Can melihat rumah itu tampa berkedip dan menganga.

"Wah....ini di mana? bagus sekali" Seru Can kuat membuat Tin tersenyum.

Deg

Can baru kali ini melihat bos nya tersenyum dengan tampan, itu sangat membuat hati nya sembuh dan senang. mungkin dengan begini hubungan nya dengan bos nya itu akan lebih baik lagi saat di kantor.

"Ini rumah ku"Ucap Tin sambil berjalan masuk membuat Can menelan saliva nya kuat. pupil mata nya melebar melihat indah nya rumah itu dan sangat tertata rapi.

"Tunggu di sini"Seru Tin membuat Can langsung duduk di sofa nya dengan keras.

"Ini sangat lembut sekali"Ucap Can sambil menekan nekan sofa berwarna biru laut tanpa memperdulikan beberapa pelayan yang melihat nya sambil tersenyum lucu. Tin sedikit tersenyum lalu memilih berjalan masuk  ke kamarnya.

Tin tampak gerah ia memutuskan untuk mandi terlebih dahulu di kamar nya seraya memikirkan apa yang harus ia lakukan dengan gadis incaran nya itu.

Tap... Tap

Suara langkah kaki tampak ramai masuk kedalam rumah Tin sambil tertawa ringan.

"Eh.... siapa kau?"Sapa wanita sekitar 50 tahun dengan gaya yang sedikit nyentrik dan serba mahal.

"Ah....ma maaf.....aku....

"Dia pacar ku ma, jangan ganggu dia"Ucap Tin yang tiba tiba keluar dari kamar nya hanya dengan handuk. Tin sangat teledor ia seperti nya sudah biasa melakukan hal itu pada siapa pun.

Ah Can mencoba mencerna apa yang baru saja ia dengar, wanita itu melihat ke arah Can dengan terkejut dan dengan cepat mendekatinya.

"Apa?PACAR?"Tanya wanita itu dengan membelalakan mata.

 "Sejak kapan"Tanya ayah Tin mulai penasaran karna ia baru tahu kalau anak nya itu tertarik dengan seorang gadis dan hubungan berbeda dari biasa nya.

"Sudah 7 bulan"Balas Tin kembali cepat membuat Can hanya diam di antara mereka sambil menelan salivanya terua, ia tidak mengerti situasi apa saat ini, kenapa bos nya ini malah mengatakan hal yang tidak seharusnya.

"Lalu kenapa kau tidak katakan kalau kau punya pacar secantik ini?"Tanya  ibu Tin memandangi Can dengan senang seraya mendekati gadis itu.

"Aku belum siap"Balas Tin terdengar santai lalu melirik wajah pucat dan aneh dari Can, sebenarnya ia ingin tertawa tapi ia tahan untuk menjaga wibawanya di depan Can.

"Sayang kemari lah"Ucap Tin kearah Can.

"Ehh a a aku? " Tanya Can sambil menunjuk dirinya,ia melihat dada bidang dan otot kekar di tubuh Tin membuat nya merinding mendengar Tin memanggil nya SAYANG.

"YA.... bantu aku sini"Ucap Tin sambil berjalan menaiki tangga, Can melihat ke arah ke dua orang tua Tin yang tampak senang dan mendorong diri nya kuat agar mengikuti perintah Tin.

Lalu berjalan ragu menuju ke arah Tin, pria itu menarik tangan nya membuat jantung nya berdetak tanpa berhenti.

Mata Can terbelalak melihat Tin membawa nya kekamar, ia dengan santai memakai boxer di hadapan Can lalu berkacak pinggang sambil mendekati nya, Can spontan mudur dan menutup dada nya dengan ke dua tangan nya seraya menatap Tin dengan pandangan tidak percaya.

"Kau kenapa"Tanya Tin melihat aneh ke arah Can yang bertingkah aneh.

"Pak tutupi tubuh mu, aku mau pulang"Ucap Can seraya terbata.

"Tunggu sebentar"Ucap Tin masih menatap dirinya. tak lama ia mendengar suara mobil keluar dari pekarangan rumah nya tanda kalau orang tua nya sudah pulang.

Ctakk! Tin menenpelkan satu tangan nya pada pintu tempat di samping kepala Can.

"Aku punya tawaran untuk mu dan kau tidak bisa menolak"Ucap Tin tegas membuat Can terdiam menatap nya sambil berkedip.

"Astaga kenapa dia sangat tampan"Batin Can membuat jantung nya berdetak semakin keras dan ia melamun jauh melihat wajah Tin yang sangat dekat dengan nya.





Tunggu next cerita.....

10 day with my bastard boss 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang