Bagian 1

21.5K 1.6K 14
                                    

Pagi ini Clara kembali berdiri di balkon rumahnya dengan ponsel yang berada di telinga kiri. Tangan kanannya menggenggam erat pagar pembatas sementara matanya sudah bergerak untuk menatap rumah seberang.

Tujuan Clara berdiri di balkon memang untuk menerima telepon, hanya saja sekalian dia ingin memastikan tidak ada seorang pun yang sudah keluar dari rumah di seberang. Kalau bisa sampai Clara berangkat ke kantor nanti jangan ada satu pun yang keluar dari rumah itu.

"Kalau saya menunggu orang bengkel datang dulu, saya pasti akan terlambat sampai ke kantor. Apa kata pegawai di kantor nantinya jika melihat saya datang terlambat."

Revino, laki-laki yang merupakan atasan Clara itu lah yang menghubungi Clara pagi-pagi sekali seperti sekarang ini. Bercerita berbelit-belit padahal Clara sudah paham maksud dia menghubungi Clara sejak dia bilang bahwa mobilnya tiba-tiba tidak bisa di hidupkan. Kemungkinan ada masalah yang terjadi pada mesinnya.

Setelah tamat kuliah, Clara mendapatkan tawaran untuk menjadi karyawan di salah satu perusahaan manufaktur. Hanya saja, setelah melewati masa training selama tiga bulan, Clara di tawari posisi lebih tinggi yaitu menduduki jabatan Sekretaris Direktur.

Tentu saja Clara tidak akan melewatkan kesempatan emas itu. Selain gajinya yang jauh lebih tinggi, tekanan kerja Clara jelas berbeda dibandingkan dengan menjadi karyawan biasa.

Clara hanya perlu bersikap baik dengan Direktur yang merupakan atasannya itu. Dia tidak perlu mengambil hati karyawan lain yang sudah lebih dulu bergabung di perusahaan dibandingkan dengannya hanya agar bisa di hargai dan di perlakukan dengan baik.

"Jadi, Bapak mau saya jemput?" tanya Clara, matanya masih mengawasi rumah itu lagi.

Entah empat orang yang berada di dalam sana masih tidur atau memang belum ada yang berniat untuk keluar rumah, Clara tidak tau. Hanya saja heran juga karena tidak melihat adanya pergerakan dari rumah itu.

Terdengar kekehan Revino melalui ponselnya. "Iya, Ra. Nanti sekalian tolong kamu singgahi saya ke rumah ya?"

Nah, seperti ini yang Clara inginkan. Daripada Revino berbicara panjang lebar seperti tadi lebih baik dia langsung mengatakan apa yang dibutuhkannya dari Clara, lebih menghemat waktu dan tenaga juga.

Lagi pula, perjalanan Clara ke kantor memang akan melalui gerbang komplek perumahan laki-laki itu. Hanya perlu masuk beberapa meter kedalam sebelum sampai didepan rumahnya.

"Siap, Pak. Nanti saya akan menjemput Bapak sampai ke depan rumah."

Setelah mengakhiri panggilan, Clara beranjak ke dalam kamarnya dan menutup pintu balkon. Kemudian dia memperhatikan penampilan nya sekali lagi untuk memastikan apakah dia sudah terlihat rapi atau belum.

Bagi Clara penampilan adalah hal yang sangat di utamakan. Apalagi jika dia harus menemani Revino bertemu rekan kerja mereka, Clara harus terlihat rapi. Menyeimbangi atasannya yang selalu sensitif jika berkaitan dengan penampilan.

Setelah memastikan semua yang biasa dia bawa ke kantor sudah masuk ke dalam tasnya, Clara segera turun dari kamarnya. Melangkahkan kaki ke ruang tamu terlebih dulu untuk meletakkan tasnya di sana sebelum menuju ruang makan.

Di ruang makan sudah ada Ibu dan Cika, kakak ipar Clara di sana. Keduanya terlihat sedikit sibuk menyajikan sarapan pagi. Dari aromanya yang tercium sejak dia membuka pintu kamar, Clara bahkan sudah bisa menebak bahwa keduanya menyiapkan nasi goreng untuk sarapan mereka pagi ini.

"Apa yang perlu aku bantu, Bu?" tanya Clara sambil mendekati Ibu nya.

"Sudah semua, Ra. Tumben kamu selesai cepat?" tanya Ibu nya heran.

Welcome My Love [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang