Bagian 8

12.6K 1.2K 45
                                    

“Aduh-aduh, pagi-pagi Mas sudah lihat Clara. Mau kemana?”

Clara yang berdiri dipinggir jalan depan rumahnya sambil memainkan ponsel harus terhenti ketika mendengar suara laki-laki. Gadis itu mengangkat kepalanya dan menemukan teman Kaivan yang dia ketahui bernama Deri menyapanya dari balik pagar rumah. Laki-laki itu menyandarkan bagian depan tubuhnya dengan nyaman.

“Oh, pagi Mas Deri. Ini aku mau pergi ke toko buku,” ucap Clara sambil memperbaiki tali tas punggungnya yang ternyata tergulung. Sejak tadi dia tidak menyadarinya sama sekali.

“Pergi sama siapa?” tanya Deri lagi.

“Sama teman aku Mas,” jawab Clara.

Hari ini Clara libur sekolah karena kalender yang ada dirumahnya menunjukkan libur nasional. Berhubung dia membutuhkan novel lama untuk pelajaran Bahasa Indonesia besok, Clara harus membelinya hari ini juga.

Dan gadis itu pun membutuhkan buku tulis baru yang kosong karena sebelum mulai sekolah kelas dua belas, Clara tidak membeli yang baru karena stock sisa kelas sebelas dulu masih ada. Tapi ternyata tidak mencukupi sama sekali.

Sebenarnya Clara malas untuk pergi sendiri. Ayahnya pun sejak kemaren siang terlihat tidak sehat, karena itu Clara tidak meminta untuk diantarkan.

Jadi gadis itu menghubungi teman-temannya untuk meminta tolong dibelikan novel bagi yang pergi ke toko buku hari ini. Besok dia akan mengganti uang siapa yang berniat mau membelikannya.

Sementara masalah buku tulis baru, Clara bisa minta tolong Ayahnya yang membelikan besok setelah pulang dari kampus.

Tapi kebanyakan teman-temannya tidak membaca pesan Clara. Mungkin ini balasan bagi Clara yang selalu menghilang ketika teman-temannya menanyai jawaban tugas rumah yang diberikan oleh guru.

Dan ketika Clara menghubungi Hendry, laki-laki itu malah meminta Clara yang melebihkan untuknya. Laki-laki itu malas pergi sendiri tapi mau jika pergi berdua ke toko buku. Pada akhirnya kedua remaja itu janjian untuk pergi hari ini.

“Temannya laki-laki ya?” tanya Deri menebak-nebak.

Clara mengernyitkan kening. Matanya melirik Kaivan yang baru saja keluar rumah. Laki-laki itu terlihat rapi sekali. “Iya. Kenapa Mas bisa tau?”

“Kencannya di toko buku ya?” goda Deri.

“Bukan. Aku sama teman sekelas mau cari buku untuk pelajaran di sekolah, bukan mau kencan,” jawab Clara sambil mengibaskan tangannya. Ketika Kaivan menatapnya, mungkin laki-laki itu baru menyadari keberadaannya, Clara tersenyum lebar. “Pagi Mas Kaivan. Pagi-pagi sudah rapi aja nih? Mau pergi jalan-jalan ya?” tanya Clara dengan suara keras.

Melihat Kaivan yang hanya menatap diam Clara sebelum mengeluarkan motornya, Deri segera angkat bicara. “Kaivan sama aku mau nongkrong sama teman-teman.”

“Oh, mumpung libur ya Mas?” gumam Clara. Dia akan melanjutkan ucapannya namun terhenti ketika ponselnya berbunyi. “Maaf Mas, aku angkat panggilan dulu,” ucap Clara.

Ra, motor mogok nih di jalan. Aku harus dorong dulu ke bengkel. Lumayan jauh nih!

“Jadi kita tunda aja perginya? Siang aja gimana?” tanya Clara.

Clara tidak menyangka motor Hendry akan mogok disaat yang tidak tepat. Padahal dia sudah bersiap-siap dan menunggu laki-laki itu sejak tadi.

Aku kan sudah bilang Ra, bisanya cuma pagi.

Aku lupa hal itu, batin Clara.

Hendry memang hanya bisa pergi pagi sampai jam sebelas karena ada acara dirumahnya. Karena itu laki-laki itu mengajak Clara pergi jam sembilan pagi seperti sekarang ini.

Welcome My Love [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang