Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tidak sedikit orang yang bertanya padaku, "Zizy kenapa suka ngubek-ngubek tempat-tempat mistis dan berhantu barengan sama cowok-cowok, sih? Padahal kamu kan cantik dan seksi seperti model majalah dewasa."
Pertama-tama, aku tersinggung juga dibilang "seperti model majalah dewasa." Nggak tahu kenapa. Barangkali karena pernyataan itu membuat aku jadi terkesan seperti tidak punya keahlian selain jualan fisik. Padahal banyak sekali model-model majalah dewasa yang justru punya banyak keahlian lain, seperti musik atau bisnis. Kedua, dua pernyataan itu sama sekali tidak ada hubungannya. Memangnya yang cantik dan seksi seperti model majalah dewasa tidak boleh, atau tidak bisa punya hobi atau keahlian yang juga disukai oleh cowok-cowok?
Dasar Sexist!
Padahal kru penjelajahan kami sebetulnya berlima, tiga laki-laki dan dua perempuan. Hanya saja, Erika, perempuan yang satu lagi, tidak pernah ikut penjelajahan di lapangan. Dia lebih banyak mengurusi before-after-nya, seperti mencari lokasi, mencari tahu informasi terkait data dan sejarah lokasi yang akan kami jelajahi, lalu mengedit foto-foto dan video-video untuk nantinya kami unggah ke sosial media.
Iya, dia penakut juga, sih.
Erika tidak pernah ada masalah bila harus membaca buku atau menonton film horor sendirian di tengah malam. Tapi kalau harus mengunjungi tempat-tempat aneh, meskipun datang bersama rombongan pasti selalu beralasan, "wah, nggak deh. Terima kasih."
Namun Erika selalu stand-by disaat yang sama kami melakukan penjelajahan. Dari balik laptop di kamarnya, ia memberikan informasi-informasi tambahan yang kami perlukan. Harus diakui juga, penjelajahan seperti itu bisa saja berakhir buruk. Dan tugas Erika lah untuk menjadi yang pertama bertugas untuk memanggil bantuan, ambulans atau polisi, ketika memang situasi kemudian memburuk. Atau Kak Feroz, pakar supranatural yang merupakan mentor kami, jika situasi, kau tahu, "memburuk."
Karenanya, tidak heran bila Erika nyaris tidak dikenal oleh fans kami. Apalagi dia juga jarang sekali muncul di foto-foto dan video-video behind-the-scene kami. Tidak lain dan tidak bukan karena di dalam sesi behind-the-scene pun, dia memilih untuk bertugas memegang kamera. Yah, pada dasarnya, Erika memang kurang terlalu suka berada di depan kamera. Padahal temanku yang satu itu juga sebetulnya dapat dikatakan cantik dan seksi seperti model majalah dewasa.
Eh, sebentar. Kenapa aku jadi ikutan sexist?!
Anyway, karena itulah video-video penjelajahan kami hanya berisi kami berempat: Aku, Raka, Alex, dan Yundra. Kami semua masing-masing dilengkapi dengan kamera DSLR dan go-pro. Yep, kami profesional!
"The Crying Mansion? Wooo... Seksiiii~" gumam Alex ketika Erika menyodorkan pada kami lembaran-lembaran berisi informasi data dan sejarah dari lokasi yang akan kami jelajahi selanjutnya malam itu.