Malam ini Nayya belum saja bisa tidur. Entah kenapa pikirannya seketika mendadak kepada seseorang yang bernama Devan, yap tepat sekali. dia adalah murid baru di SMA TUNAS BANGSA.
Ingat! Murid baru itu cuek, dingin, irit ngomong, dan mukanya seperti papan tulis datar bet euy!! Oh iya, panggil saja manusia es kutub utara.
Nayya sedang mengingat ulang kembali kejadian tadi pagi bersama Devan. dimana mereka terlambat ke sekolah lalu mereka di hukum di tengah lapangan dengan hormat kepada sang Merah Putih dan saat itu juga terik matahari cukup panas.
"Ish kenapa gue mikiri tuh cowo sih!" ucapnya sewot sambil menatap atap eternit yang bergambar awan.
"Ganteng juga tuh cowok," gumamnya tak sadar tersenyum geli.
"Astghfrilulah, Nay, sadar! Mending tidur, ngapain mikirin yang gak penting." cerocos Nayya sambil menarik selimut berdoa lalu masuk ke dalam mimpinya.
*********
Pagi ini Nayya sudah rapi dengan seragam khas sekolahnya, ia bercermin tepat di depan kaca besar yang berbentuk sedikit lonjong. mengecek penampilan apakah sudah sangat rapi atau masih ada yang kurang.
"Oke perfect." ucapnya dengan melihat dirinya dari cermin.
Setelah dirinya merasa sudah rapi dengan penampilannya, lalu Nayya menyambar tas rangsel bermotif awan unicorn, ponsel, dan dompet.
Setelah itu menutup pintu kamarnya lalu menuruni anak tangga satu-bersatu melangkah ke arah meja makan untuk sarapan pagi.
"Pagi bun," sapa Nayya ceria.
"Pagi Nay, sarapan dulu gih," sahut Shoffa sambil memberikan piring berisi Nasi Goreng kepada putrinya.
"Makasih bun," ucap Nayya tersenyum lalu segera melahap Nasi Goreng.
"Eumm... Nasgornya enak bun," ujar Nayya yang mulutnya masih penuh dengan makanan.
"Habisin dulu Nayya!" tegur Shoffa.
Nayya hanya mengacungkan jari jempolnya, sebagai jawaban lalu ia segera menghabiskan sarapan paginya.
Mengingat hari ini adalah hari SENIN Nayya berangkat lebih awal. yap seperti biasanya anak pelajar di INDONESIA tepat pada hari senin rutin mengadakan upacara bendera dan itu juga WAJIB! di ikuti oleh kaum pelajar.
"Nay, sementara kamu berangkat naik taxi ya." ujar Shoffa sambil membereskan piring yang berada di meja makan.
"Iya bun, gak papa kok."
"Ya udah, Nay, berangkat ya bun, nanti telat."
"Assallamualaikum." ujarnya sambil mencium punggung tangan Shoffa.
"Waalaikumsalam hati-hati Nay," ucap Shoffa sambil tersenyum dan di balas anggukan oleh Nayya.
Saat ini Nayya sedang berjalan menuju ke Halte untuk menunggu taxi. cukup menguras tenaga padahal jarak tempuhnya tidak terlalu jauh berjalan menuju Halte, keringat Nayya sudah bercucuran karena terik matahari dari ufuk timur yang semakin panas.
Nayya masih berjalan kakinya melangkah ke tepian trotoar, ia berhenti untuk mengambil tissue saku yang berada di dalam tasnya lalu mengusap dari kening, pelipis, tak lupa lehernya.
Setelah itu melanjutkan langkah berjalannya lagi untuk ke halte. selang beberapa menit kemudian Nayya sudah mendudukan pantatnya pada kursi besi panjang yang sudah tersedia di situ.
Merasa bosan juga menunggu angkot yang tidak pasti.
Nayya melihat jam yang melingkar di tangan mungilnya itu. mengingat hitungan menit saja sudah bel karena akan di adakan upacara bendera.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYVAN [END]
Teen FictionBerawal dari pertemuan yang tidak terduga di sebuah tempat umum dan kecelakaan kecil. Ini sebuah kisah kedua remaja di masa putih abu-abunya. kisah ini bukan menceritakan soal percintaan saja, ada sedikit cerita arti persahabatan, kebersamaan, dan j...