41. Camping

392 28 0
                                    

Pada hari Selasa SMA TUNAS BANGSA telah mengadakan pengambilan rapot serentak mulai dari kelas X, XI, XII. pada waktu pukul 08:00 pagi s/d jam 10:00 pagi.

Tidak hanya mengambil rapot saja, wali kelas dari masing-masing kelas mengadakan rapat hanya sekitar setengah jam.

Dengan membahas tentang kelas XII ini mulai dari uang gedung, uang SPP perbulan, membahas tentang ujian yang akan datang nanti dan yang lain-lain.

Tak lupa sekolah SMA TUNAS BANGSA akan mengadakan camping khusus kelas XII saja yang akan di laksanakan pada tiga hari mendatang. Yaitu, Jum'at, Sabtu, Minggu. untuk tempat di puncak Bogor.

Ide tersebut ini bukan dari bapak atau ibu guru, melainkan dari para siswa/i yang meminta sejak di bangku kelas XI. kata mereka biar fikiranya tidak suntuk, karena sejak delapan hari kemarin otak mereka terus berfikir keras berjuang demi mendapatkan nilai yang bagus jadi mereka meminta untuk camping biar otaknya fresh.

Lagipula ini juga sudah memasuki liburan sekolah jadi no problem guru tidak melarangnya biarkan mereka bersenang-senang dulu sebelum mereka berjuang mati-matian untuk menuju kesuksesan.

             ••••••••

Saat ini Devan, Aldo, Salman, dan Rizky sedang nongkrong di warkop dekat rumah Salman. yang biasa di sebut oleh pemuda warkop Djomblo Abadi. warkop ini sudah terkenal dengan kalangan anak muda, selain tempatnya yang nyaman rasa khas kopi ini beda dari yang lain istimewa rasanya tepatnya pelayan kopi di sini sangat cantik dan ramah.

Namanya Lilis atau kerap di panggil Neng Lilis, ia anak dari Pak hasyim penjaga warkop. Lilis ini suka kalau membantu bapaknya bukan berarti cari perhantian dengan pemuda yang datang di sini, melainkan Lilis ini orangnya tidak betah jika di rumah hanya bengong ia sudah biasa melakukan aktivitas seperti bekerja.

Lilis bukan asli anak jaksel melainkan asli anak sunda lebih tepatnya gadis bunga desa, kiw pantes saja si Juan tersepona dengan senyumnya.

Devan bangkit dari duduknya lalu mengeluarkan lembaran uang berwarna ungu. "Gue cabut." sambil menaruh uang tersebut di meja. "buat bayar kopi gue." Setelah itu melenggang pergi dari sini.

Rizky menatap gerak-gerik Devan dengan bingung. "Lo mau kemana es batu?!" sahut Rizky sedikit berteriak.

"Rumah Nayya." jawab Devan lalu menyalakan mesin motornya.

Salman menaruh secangkir kopinya di meja. "Belum juga ada tiga jam, tuh bocah main cabut aja." kata Salman.

"Tahu sendiri lah lo pada, Devan orangnya gimana," ucap Aldo lalu menyruput kopinya.

             ••••••••

Nayya sedari tadi menunggu kedatangan seseorang di teras rumahnya ia berdecak sebal saat melihat ponselnya yang tak kunjung tidak ada notif masuk. tahu sendiri lah, orang yang di maksud Nayya siapa.

Tin...Tin...

"Pasti Devan" gumam Nayya.

"Pak Rohman, tolong bukain gerbangnya ya!" perintah Nayya sedikit keras kepada Pak Rohman atau satpam di sini.

"Siap laksanakan!!" jawab Pak Rohman lalu segera membuka gerbang yang menjulang tinggi.

"Makasih pak." sahut Devan.

Pak Rohman tersenyum. "Sama-sama den,"

Devan memakirkan motor sportnya di tempat parkir yang sudah di tersediakan lalu ia membuka helm full facenya dan turun dari jok motor.

"Sorry lama." sahut Devan lalu duduk di samping Nayya.

Nayya terlonjak kaget lalu menatap Devan. "Engga kok," jawab Nayya.

NAYVAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang