55. Akhir dari cerita

1K 41 1
                                    

Virgoun- Orang Yang Sama.

Happy Reading and Enjoy!
Jangan lupa vote and koment!

4 Bulan Kemudian...

Matahari telah terbit dari ufuk timur secara perlahan pancaran sinarnya itu, sudah menembus dan masuk ke celah-celah tirai dekat jendela kamar milik kedua pasutri yang masih tertidur pulas.

Nayya dan Devan. Mereka sudah menempati rumah sendiri pada waktu satu minggu yang lalu berpisah dengan kedua orang tuanya masing-masing. Karena sudah memiliki kehidupan barunya yang harus di jalani.

Mereka tinggal masih di kota yang sama hanya saja jarak rumah, komplek, blok yang berbeda.

Nayya perlahan membuka kedua matanya kepala sedikit mendongak ke atas melihat Devan ternyata masih tidur dengan pulasnya. Seketika kepalanya menoleh ke arah samping melihat tangan kekar Devan masih setia melingkar di pinggang Nayya dan tangan kekarnya itu sebagai tumpuan kepala istrinya.

Nayya sedikit mendusel kepada tubuh kekar Devan kepalanya ia sembunyikan pada bidang dada kekar milik Devan. memejamkan matanya lagi untuk kembali tidur, Nayya merasa sangat malas untuk bangun karena saat tengah malam hujan mengguyur dengan lebat jadi saat pagi tiba cuaca seketika dingin.

"Bangun."

Nayya yang baru saja menutup matanya seketika langsung melek karena suara berat suaminya. Ia mendongak menatap Devan yang sedang menatapnya juga. "Ngantuk Dev, dingin juga." Jawabnya seperti anak kecil.

"Bangun, sholat subuh." Ujar Devan sambil bangkit dari tidurnya di ikuti oleh Nayya.

Nayya bersandar sebentar di bahu Devan, nyaman yang Nayya rasakan saat ini. matanya memejamkan lagi rasanya ingin tidur kembali malas untuk bergerak.

"5 menit lagi ya Dev," ucap Nayya pelan.

"Mau kapan hm? Bentar lagi jam 5." Sahut Devan.

"Ayo, bangun sholat." Perintah Devan sambil menegakkan kepala Nayya.

Tidak ada pergerakan sama sekali dari Nayya, tetapi masih saja duduk dengan tatapan kosong sembari mengumpulkan nyawa dahulu.

Karena Devan tidak suka menunggu lama ia langsung menopang tubuh mungil Nayya lalu membawa ke arah kamar mandi.

Seketika Nayya memberontak karena Devan dengan tiba-tiba menggendong tubuhnya tanpa izin dahulu membuatnya terkejut.

Devan menurunkan Nayya tepat di pintu kamar mandi menuntun sang istri-nya itu untuk mengambil air wudhu.

Tak lama kemudian mereka langsung melalukan sholat subuh Devan sekarang menjadi imamnya. Sedangkan Nayya berada membelakangi Devan sedikit menyamping.

Usai sholat subuh mereka berdoa kepada sang maha kuasa.

"Salim dulu sama istri." Titah Nayya mengulurkan tangan kanannya itu kepada Devan suaminya.

Devan menurunkan tangan mungilnya Nayya membuat Nayya mengerutkan kedua alisnya bingung.

"Yang bener kamu salim ke suami, baru suami salim ke istri." Ujar Devan ia mengulurkan tangan kekarnya tepat di depan Nayya.

"Lah kebalik ya? Emang kalau kebalik gak boleh, dosa dong berarti." Ucap Nayya dengan polosnya sambil menatap Devan.

Devan terkekeh lucu melihat respon dari istrinya ini. "Gak sih, cuman lebih baik istri dulu yang cium tangan suami, baru sebaliknya suami cium tangan istrinya."

NAYVAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang