Pagi ini Nayya memutuskan untuk berangkat sekolah dengan menggunakan ojek online karena mengingat kejadian kemarin ralat hubungan Nayya dengan Devan kini sedang mengalami break karena adanya suata masalah yang belum terselesaikan sampai sekarang.
Saat ini Nayya sudah rapih memakai seragamnya sebelumnya Nayya bercermin dahulu karena melihat kerapihnya. Its oke perfect setelah itu Nayya menyambar tas rangsel, ponsel, masker, serta cardigan berwarna navy lalu turun ke bawah untuk sarapan pagi.
"Morning." sapa Nayya.
"Pagi Nay, sarapan dulu ya." ucap Shoffa sambil memberikan piring yang berisi nagi goreng.
"Thank you bun," ucap Nayya lalu melahap nasi goreng tersebut dengan tenang.
"Bunda, bang Zaqy gak jadi pulang ya? terus ayah pulang hari apa bun?" tanya Nayya setelah menghabiskan sarapannya.
"Bang Zaqy pulang jam delapan pagi katanya, terus ayah nanti lusa." ucap Shoffa memperjelas.
"Emang kemapa Nay?" tanya Shoffa penasaran.
"Mau minta anterin Nayya ke sekolah." Sahut Nayya.
"Kok gak bareng Devan? Kenapa? Lagi ada masalah kah kamu sama Devan Nay?" tanya Shoffa mematiskan.
"Eh gak ada kok bun." alibi Nayya.
"Yaudah Nayya berangkat dulu Assalamualaikum." ucap Nayya cepat tak lupa mencium punggung tangan Shoffa.
"Waalaikumsalam hati hati." jawab Shoffa sambil geleng geleng kepala.
Saat ini Nayya telah sampai di sekolah ia berangkat memakai ojek online lalu Nayya berjalan sepanjang koridor kini banyak siswa/i yang sedang ramai memicarakan sesuatu entah itu tentang apa Nayya hanya mengabaikan saja.
Sepanjang koridor Nayya berjalan dengan tenang bahkan sangat tenang sambil membawa buku novelnya, memang Nayya di lihatnya si kutu buku tetapi bukan materi mata pelajaran yang ia baca melainkan buku novel kisih cinta anak SMA.
Karena sudah termasuk hobi Nayya membaca tetapi Nayya tetap suka membaca materi pelajaran juga tidak Nayya lupakan karena menurut Nayya pendidikan itu penting nomer satu.
Nayya tidak tahu bahwa ada Devan sedang berjalan juga di koridor karena Nayya terlalu fokus dengan novel yang ia baca sudah terbiasa Nayya membaca dengan berjalan tidak peduli kepada orang di sekitar.
Semakin dekat Devan melangkah dan semakin dekat juga jarak Nayya dengan Devan tetapi mereka sama sama tidak menyadari yang satu fokus dengan ponsel dan yang satu lagi fokus dengan buku novel.
Bruukk.....
Nayya dan Devan kini tubuhnya bertabrakan tetapi keduanya tidak tersungkur ke bawah lantai melainkan bertatapan karena jarak mereka berdua sangat dekat.
"Kalo jalan pake mata!" ujar Devan dingin lalu berniat pergi meninggalkan Nayya.
"Devan aku---'
"Gue mau sendiri! jangan ganggu gue dulu!" Ucap Devan dengan cepat dan langsung meninggalkan Nayya.
Nayya yang mendengar ucapan Devan tadi hanya menghela nafas dengan pasrah dan tersenyum kecut lalu melangkah untuk pergi ke kantin.
"Eh itu Nayya." sahut Jingga sambil menunjuk ke arah Nayya.
"NAYYA SINI!" teriak Salsa dengan santainya.
"Kebiasaan deh, brisik tau masih pagi!" omel Alena sebal.
"Hai gais," sapa Nayya dengan lesu.
"Nay, are you okey?" tanya Alena.
"Im fine." ucap Nayya seadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYVAN [END]
Teen FictionBerawal dari pertemuan yang tidak terduga di sebuah tempat umum dan kecelakaan kecil. Ini sebuah kisah kedua remaja di masa putih abu-abunya. kisah ini bukan menceritakan soal percintaan saja, ada sedikit cerita arti persahabatan, kebersamaan, dan j...