3. MASALAH

705 319 391
                                    

Now playing | Virgoun - Bukti

Kamu itu gak perlu terlihat sempurna di mataku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu itu gak perlu terlihat sempurna di mataku. Karena dengan kamu menyenangkan hatiku, itu sudah cukup untuk aku.
—Nesha Paramitha

Siap untuk baca cerita AustiNesha?

Siap untuk komen?

Okey!

***

"EH, ada Neng Nesha geulis!" sapa Ghazi sambil mencolek dagu Nesha yang baru saja datang ke markas ANGKASA.

"Heh? Kok kamu colek daguku? Bukan muhrim tau pegang-pegang!" kata Nesha sambil berjalan untuk menghampiri Austin yang sedang bermain ukulele.

"Ih, sekali sama Austin juga sering dibonceng, dempet-dempetan. Muka gue kurang tampan apa lagi, Nes?"

Nesha berbalik. "Kamu udah tampan. Cuman akhlakless. Jadi aku gak suka."

Ronaldo tertawa terbahak-bahak. "Jadi lo suka cowok yang kayak gimana, Nes?"

"Ya yang kayak Austinlah. Rajin shalat, suka membantu, gan... eh, gak jadi."

"Apa gan?" tanya Austin penasaran.

"Eh... ng-nggak kok. Nggak apa-apa."

"Jadi aku segitu doang di mata kamu?" tanya Austin dengan nada sedih.

"Stin, kamu itu gak perlu terlihat sempurna di mataku. Karena dengan kamu menyenangkan hatiku, itu sudah cukup untuk aku."

"WADAWWW! Sialan gue lupa buat nge-videoin pasangan yang satu ini. Sweet-nya suer buat para kaum jomblo iri!" kata Ronaldo sambil menggendang ukulele milik Rafael yang dipegang Austin.

"Woi bangsat! Lo jangan gendang ukulele gue!" kata Rafael seraya mengambil ukulelenya kembali dari tangan Austin.

Ronaldo merasa jengkel. "Tuh Sissy harganya berapa sih, Raf? Kalau murah sini gue beli!" kata Ronaldo. Sissy adalah nama ukulele berwarna pink tersebut.

"Enak aja lo! Ini punya Lili adek gue. Entar dia nangis lo mau tanggung jawab?"

"Ah elah, tinggal cubit si Lili masalah kelar!" balas Ghazi.

Rafael berbalik ke arah Ghazi. "Lo pikir Lili kalau dicubit langsung diem gitu? Malah kebalikannya! Dia nangis tujuh hari tujuh malem kalau sampai ni ukulelenya rusak."

Nesha dan Austin tertawa melihat wajah Rafael yang kesal akibat ulah Ronaldo. Rafael kemudian mengambil jaketnya dan pamit pulang.

"Woi, gitu aja ngambek, Bos." Ghazi mencolek dagu Rafael yang sudah ingin keluar dari markas ANGKASA.

Rafael memukul tangan Ghazi. "Najis colek-colek dagu gue."

"Tapi kalau Ruzha yang colek, kamu gak jijik, kan?" tanya Nesha yang berhasil membuat Rafael jengkel setengah mati.

AustiNesha (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang