23. PANIK

221 105 168
                                    

Now playing | Tulus - Pamit

Aku lebih mementingkan orang terdekatku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku lebih mementingkan orang terdekatku. Karena jika aku sedih, merekalah yang berada di sampingku.
—Nesha Paramitha

Siap untuk baca cerita AustiNesha?

Siap untuk komen?

Okey!

***

PAGI ini, semua murid kelas XI sedang bersiap-siap untuk berkumpul bersama. Beberapa murid ada yang sudah berkumpul, masih ada yang ganti baju, dan ada pula yang sudah eksis di Instagram.

"Siapa pirs lopemu? Emm... Sandiiii! Jahaha, Sandi!"

Sudah tau kan siapa yang sering memakai efek dari Instagram tersebut? Ya, benar. Tentu saja Saras dan Desi, yang sekarang sudah eksis di Instagram.

Nesha yang berada di dekat Saras tertawa karena melihat kedekatan cewek itu dengan Desi. Sama seperti dirinya dengan Ruzha.

"Woi! Sandi mulu lo!" teriak Ruzha jengkel di samping Nesha.

Saras berbalik. "Aduuhhh! Ruzha Kuntilanak, mendingan lo diem aja deh. Daripada susah-susah ngeliatin kita berdua. Iya nggak, Des?"

Desi mengangguk. "Nah, betul!"

Ruzha mengusap kupingnya, berpura-pura malas untuk mendengarkan Saras dan Desi yang tidak pernah absen untuk menggunakan efek siapa pirs lopemu.

Nesha terkekeh geli ketika melihat Ruzha yang sudah menidurkan kepalanya di pahanya. Nesha pun tersenyum.

"Ru, semalem kamu cuma pura-pura bobo, ya?" tanya Nesha sambil mengelus kepala Ruzha.

Ruzha mengangguk. "Maaf, Nes. Soalnya wajah Lee Min-ho itu nggak bisa banget dilupain."

Nesha mendengus. "Hm... pantes aja kamu nggak tidur-tidur semalem."

"Hehe..."

Sekarang, kelas XI IPS 2 masih bisa bersantai seperti Nesha sekarang. Menikmati udara sejuk. Eh, tetapi sekarang Nesha sudah memakai jaket tebalnya, lho!

"Perhatian, perhatian!"

Mendengar panggilan dari Pak Bagas yang sudah berada di tengah-tengah semua murid mendirikan tenda mereka, dengan cepat Ruzha bangun dan Nesha memperbaiki posisi duduknya.

Pasti sekarang Pak Bagas ingin menyampaikan sesuatu kepada mereka semua, yang sekarang mengikuti camping.

Semua murid sudah berada di hadapan Pak Bagas yang masih berdiri di tengah-tengah. Begitupun dengan kelas XI IPA 1, kelasnya Austin dan kawan-kawan.

"Baiklah karena semua murid sudah lengkap." Pak Bagas menjeda ucapannya. "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab murid-murid serempak.

AustiNesha (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang