Di Balik Makanan Yang Dibawa Selir

22.7K 2.2K 25
                                    

Kediaman Ratu terlihat sangat megah dari luar. Beberapa renovasi dilakukan di bawah pengawasan Sung Hwa. Kediaman itu dibuat senyaman mungkin dan tentunya dana yang digunakan adalah dana pribadi. Memasuki ke dalam kediaman terlihat beberapa lukisan dan perabotan berkualitas tinggi. Semuanya di datangkan dari luar negeri atas bantuan Qingyan. Pilar-pilar tinggi menunjukkan bahwa betapa tingginya kedudukan sang Ratu.

Aroma wangi dalam ruangan memberikan kesan sihir cinta. Kelopak bunga mawar, bunga blossom, dan berbagai jenis bunga lainnya berserakan di lantai.  Sung Hwa dan dayangnya tengah sibuk merangkai bunga menjadi buket yang indah. Dengan telaten Sung Hwa mengajari para dayangnya untuk merangkai buket bunga agar terlihat cantik dan menarik.

Qingyan yang berada di depannya tidak bisa membantu. Lelaki itu hanya duduk terdiam sambil menatap lamat Ratu Joseon. Senyum yang disuguhkan sang Ratu menular padanya. Semakin ia memandangnya semakin cantik dia.

Ratu In Hyeon adalah berlian. Jernih dan bersih, tenang dan gigih.  Ia tidak bisa mengerti bagaimana raja menyia-nyiakan permata seperti In Hyeon. Ketika ia berpikir bahwa nantinya ia akan mendapatkan musuh di istana. Ia akan senang hati memasang badannya untuk perisai  ratu.

Lalu bagaimana dengan sang raja? Dia yang berada di sisi sang ratu tak lain hanyalah seorang laki-laki yang kehilangan akalnya. Porosnya sudah buta oleh selirnya.
Sung Hwa tidak tahu mengapa sedari tadi Qingyan memandanginya. Dorongan rasa penasaran untuk menggodanya tercetus dalam otaknya.

“Kenapa kamu melihatku? Kamu suka padaku?”

Qingyan hampir tidak memberikan reaksi apa pun. Ia tersedak dengan air liurnya sendiri. Berpikir bahwa Ratu Joseon sangat narsis sekali.

“Tidak. Aku hanya berpikir bagaimana cara membelah kepalamu?”

“Kamu sekarang berani denganku!”

“Tidak, tidak. Bukan begitu maksudku. Maksudku adalah bagaimana bisa kamu mencetuskan ide yang sangat cemerlang. Menjual buket bunga, bahkan aku tidak bisa membayangkannya. Kamu begitu terobsesi dengan uang.”

Sung Hwa sedikit bingung. Ia menggelengkan kepalanya dan tertawa, “ Kamu sangat berpikiran sempit. Salah satu bentuk mengungkapkan cinta adalah dengan memberi bunga. Perempuan mudah dirayu hanya dengan menggunakan bunga. Aku berpikir bisnis ini sangat menguntungkan. Ditambah di era ini, laki-laki tidak cukup mencintai satu perempuan. Mereka pasti akan membutuhkan banyak bunga. Dan tentang terobsesi dengan uang, aku berpikir jika aku tidak mandiri secara finansial. Hidupku akan sangat sulit. Jika aku hanya mengandalkan aset dari menjadi Ratu. Tidak ada yang menjamin aku akan duduk dalam singgasanaku selamanya. Lagi pula sembilan puluh persen permasalahan di dunia ini dapat diselesaikan dengan uang.”

Qingyan mengangkat alisnya dan berpikir bahwa wanita di depannya sangat menarik. Wanita ini telah banyak menyiratkan banyak makna dalam kalimatnya.
Ketika Sung Hwa melihat senyum santai Qingyan. Ia menebak bahwa meskipun Qingyan mengetahui bahwa dirinya sudah menikah dengan Lee. Dia akan merayunya. Pikiran narsis Sung Hwa semakin bertambah besar.

“Aku sangat lapar. Dayang Jo, siapkan aku makanan. Aku sudah menulis resep dan cara memasaknya. Kamu tinggal mengikutinya saja.”

Dayang Jo mengambil gulungan yang diberikan Ratunya. Saat ia melihat tulisan dalam gulungan tersebut. Kerutan di dahinya bertingkat.

“Apakah di dapur Istana ada daging?”

“Ada Jungjeon Mama. Itu daging Rusa.”

“Apa? Daging Rusa. Tidak! Jangan gunakan daging Rusa, gunakan daging Sapi. Aku lebih menyukainya.”

“Baik Jungjeon.”

Sung Hwa tersenyum tapi saat melihat dayang Jo tidak beranjak dari tempatnya, ia sedikit bingung.

LANDING ON YOU (Promo Spesial  30 September- 3 Oktober 2021)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang