[6]

989 139 27
                                    

War? Waruru?

Yin mendongakan kepalanya. Menatap sosok berkacamata bulat yang kin tengah asyik mengunyah wafer rasa cokelat.

"Nong boleh minjem hp bent..."

"Buset Yin kita mesti balik. Pak Victor masuk kelas woy kuis dadakan," sela Prom.

"War gue duluan. NONG BENZ NANTI KITA KETEMU LAGI BABAII" Prom berjalan mundur sambil melambaikan tangannya pada Benz.

Benz membuang wajahnya malu. Ia jadi perhatian seluruh kantin gara-gara teriakan Prom sialan. Sedangkan Yin masih di posisi yang sama, tangannya terulur hendak meraih ponsel milik War. Keringat sebesar biji jagung mulai bermunculan di pelipis War. Tidak lucu kalau Yin menjauhinya disaat ia belum memulai pergerakan sedikitpun.

"YIN CEPETAN."

Yin berlari meninggalkan kantin tanpa pamit pada War dan Benz. Mereka menghembuskan nafasnya lega. Benz juga ikut panik saat Yin hampir meraih ponsel sahabatnya. Ia tidak tega jika hubungan War dan Yin yang bahkan tidak dekat, nantinya akan semakin merenggang.

"Benz gue takut deh."

"Udah udah. Besok ganti aja itu nama hotspot lo."

"Ya deh."

◍ ◍ ◍

Acara selesai tepat pukul 16.00. Sekolah sudah sepi kecuali aula yang masih ramai dengan anak-anak fotografi yang baru saja diperintah War untuk berkumpul. Padahal dilihat dari raut wajah mereka seperti sudah tidak bertenaga. Bahkan satu dua dari mereka ada yang sudah menggendong tas ransel bersiap untuk pulang.

"Temen-temen, jadi sekolah minta tolong sama kita untuk ngisi mading utama pake hasil jepretan acara ultah tadi. Aku minta kalian ngirim 3 foto terbaik buat di pajang. Kirim hari ini lewat link google drive, bisa dicek di grup. Hari ini kita lembur mading. Soalnya sekolah minta besok harus udah dipajang. FSUTA SEMANGAT!."

Serempak wajah-wajah satu aula mendadak lesu.

War tidak tanggung-tanggung mengirim tiga foto Yin, dua yang sedang menggendong kucing liar dan satu lagi sedang tertawa sembari merangkul temannya. War dengan posisi kaki silanya memandangi ponsel sambil senyum-senyum. Chimon yang ada disamping War hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir betapa besar rasa suka War pada kakak kelasnya. Perth yang berada di sebelah Chimon hanya bisa menatap War sendu.

Hampir seluruh anak FSUTA—Fotografi Phusuta—angkatan 21 tahu bahwa War menaruh rasa pada Yin. Bagaimana tidak? Saat acara classmeet tahun lalu, War juga mengirimkan foto Yin kepada OSIS untuk dijadikan mading. Tak hanya itu, isi memori Chimon yang saat itu dipakai War pun penuh dengan foto-foto Yin sedang ikut lomba tarik tambang. Waktu itu War diinterogasi habis-habisan oleh teman-temannya. Karena War merasa terpojok saat itu, ia terpaksa harus mengaku.

War bangkit dari duduknya "Tolong dua orang beli kertas asturo warna hitam. Beli 10 buat jaga-jaga takut kurang, soalnya mading utama lumayan gede. Yang lainnya bisa ambil alat buat nempel dan semacamnya di basecamp. Aku sama Chimon mau ngeprint foto dulu."

"Perth, titip anak-anak ya."

"O-oke." Perth tergagap, mimpi apa ia semalam War mau bicara duluan padanya.

◍ ◍ ◍

18.00

Yin menatap dua adik kelas yang sedang beradu argumen di perpustakaan. Saat ia hendak pulang, May meminta tolong padanya untuk mengevaluasi pengucapan mereka sejenak. Yin tidak mungkin menolak, lagipula tanggal main mereka juga sudah dekat. Sembari mendengarkan, dahinya mengerut atau kepalanya turut manggut-manggut. Tangannya juga mencorat-coret hal-hal yang perlu dikoreksi dari kedua rekan setimnya.

Waruru [YinWar]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang