[15]

414 47 7
                                    

Yin merebahkan tubuhnya diatas kasur miliknya. Ia menyembunyikan kepalanya di bawah bantal. Lagi dan lagi ia merasa bahwa Waruru mampu mengubah suasana hatinya semudah membalikkan telapak tangan. Kini ia merasa hati dan pikirannya tengah diacak-acak. Berulang kali ia menghela napas kasar untuk menenangkan pikirannya.

Kring kring

Ia semakin mengeratkan bantal untuk meredam suara dering telepon yang masuk ke gendang telinganya. Oh ayolah, dirinya sedang tidak ingin diganggu. Dua menit berlalu dan kini ponselnya telah berhenti berbunyi.

Kring kring

Ia segera mengambil ponselnya di atas nakas. Bola matanya memutar kala melihat nama 'Prom' terpampang di layar ponselnya. Awas saja kalau tidak penting. Ia akan memaki temannya itu. Jarinya menekan ikon lingkaran berwarna hijau dan menempelkan ponsel di samping telinganya. "Apa?," ucap Yin ketus

"Halo Bapak Yin yang terhormat. Lagi jelek ya suasana hati lo?," ucap Prom dengan nada bercanda dari seberang telepon.

Yin mendengus kesal. "Cepet lo mau ngomong apaan. Kalau ga penting mau gue matiin. Gue mau mandi."

"Gue ada berita bagus. Tadi gue diceritain War, katanya kemaren May ngaku soal perasaannya ke dia"

Yin menghela napas. Ternyata memang benar bahwa May menaruh rasa pada War. Hati kecilnya  masih enggan menerima fakta tersebut. "Hm, tadi May juga cerita sama gue."

"Bentar, berarti selama ini lo tau kalau May suka sama War?," heboh Prom.

"Engga, tadi waktu di parkiran mereka berdua kayak canggung gitu. Gue tanya aja ke May. Ternyata ya itu May baru aja ngaku ke War."

Yin menarik napas dalam sebelum menceritakan peristiwa yang terjadi dalam beberapa bulan ini. Katakan bahwa dirinya memang bodoh sampai tidak menyadari tanda-tanda yang diberikan secara percuma dari adik kelas sekaligus rekan lombanya tersebut. Ia menjelaskan pada Prom bahwa May suka menanyakan perihal War kepada dirinya, seperti asal kelas War dan bagaimana dirinya bisa kenal dan akrab dengan War. May kerap bertanya tentang War di sela-sela pembahasan mereka terkait English Club. Terkadang netra Yin juga menangkap May yang berusaha untuk mendekat kepada War ketika War tengah bertugas menjadi seksi dokumentasi.

Tak ayal lagi, apa yang bisa diharapkan soal percintaan dari Yin, begitu kiranya isi hati Prom setelah mendengar celotehan Yin.

"Oke terus sekarang gue mau tanya. Lo suka sama May atau lo suka sama War?," tanya Prom.

Yin diam cukup lama berperang dengan potongan memori yang berputar di otaknya. Dirinya pun bingung. Sebenarnya, apakah dirinya menyukai War karena sering bertemu dan berbincang banyak hal membuatnya nyaman atau dirinya menyukai May karena ia kira Waruru adalah sosok di baliknya?.

"G-gue gak tau," ucap Yin terbata-bata.

"Kenapa? Apa yang bikin lo bingung?"

"Lo tau ada hotspot namanya Waruru ga?"

Yin memulai ceritanya dari pertama kali ia menemukan fakta bahwa ponselnya bisa menyambung dengan otomatis pada hotspot yang terkunci. Ia mengungkapkan tentang kesalahpahamannya terkait May yang ia kira adalah sosok di balik Waruru serta perasaan aneh yang kerap ia rasakan ketika bertemu War. 

"Ada sesuatu yang ga biasa dari Waruru. Gue merasa pernah lihat nama ini, tapi entah kapan dan dimana," ucap Yin dengan lirih.

Prom menghela napas dari sebrerang telepon. "Jadi sebenernya lo suka sama May karena lo anggap dia Waruru dan lo merasa bahwa Waruru adalah sosok spesial di hidup lo? Gitu?."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Waruru [YinWar]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang