Flashback
Sabtu, 3 Oktober 2020
War menatap layar ponsel yang menampakkan kolom percakapannya dengan sosok yang mengajaknya ke Pikros Cafe pagi ini. Sudah 8 menit ia berdiri di dekat pintu masuk, sesuai dengan permintaan sosok yang tadi mengirimkan pesan pada War agar tidak masuk ke dalam kafe terlebih dahulu. Tak lupa tangan sebelah kirinya menjinjing tas berisi kamera. Sebagai seseorang yang hobi berburu foto akan selalu banyak hal yang bisa ia abadikan dalam kamera apabila sedang berada di kafe.
"WAR!," seru sosok yang ditunggu oleh War.
Sosok itu sampai di depan War dengan napas terengah-engah. "Sorry telat. Busnya lama banget," jelasnya.
"Gapapa, May. Yuk masuk. Kamu ngos-ngosan banget tuh," ajak War sembari membukakan pintu kafe untuk gadis disebelahnya.
Tak banyak pengunjung yang ada di Pikros Cafe, hanya enam orang termasuk War dan May. Entah karena ini terlalu pagi atau belum banyak masyarakat yang tahu eksistensi Pikros Cafe lantaran belum ada sebulan kafe tersebut resmi dibuka. Mereka memilih untuk duduk berhadapan di dekat jendela besar yang bersebelahan dengan meja barista. Dari jendela tersebut dapat terlihat taman kecil yang terletak di sebelah kafe.
War menyesap vanilla latte-nya perlahan sembari menatap May yang tengah antusias menceritakan keluh kesah akan penuhnya penumpang bus yang ia naiki hari ini. War sesekali terkekeh karena ini pertama kalinya ia melihat May sekesal ini saat bersamanya.
"Kamu bawa kamera?," tanya May setelah manik matanya menangkap tas hitam yang ada di kursi sebelah War.
War menganggukkan kepalanya. "Mau foto? biasanya cewek suka nih foto-foto cantik di kafe."
"Boleh?"
"Ya boleh dong, May. Kenapa ga boleh sih? Kamu rapi-rapi dulu, biar aku siapin kameranya."
May beranjak menuju ke toilet bersama sling bag yang tersampir di bahu kirinya. War menggelengkan kepalanya, ia heran akan May yang masih menjaga sikap saat bersamanya. Padahal mereka sudah berteman dan saling berkomunikasi cukup sering selama beberapa bulan terakhir.
"Bagusnya foto dimana, War?". May telah kembali dengan tampilan yang lebih segar dan cantik setelah penampilannya cukup berantakan selepas berlarian dari halte menuju kafe.
"Kamu coba duduk disini. Tuh, tadi ada pelayan nganterin custard tart. Mumpung belom ludes, kita buat pemanis foto dulu," ucap War seraya menunjuk sepotong custard tart dengan dagunya.
"Aku itung ya, 1 2 3," ucap War setelah menemukan sudut foto yang tepat.
◍ ◍ ◍
Senyum May merekah saat menatap hasil-hasil foto yang ada di kamera milik War. Selama ini May selalu melihat potret dirinya yang sedang lomba atau ketika menjadi panitia acara English Club. Di lain sisi, War tengah menyortir foto-foto yang telah ia pindahkan ke laptop miliknya.
"Aku suka banget yang ini," celetuk May setelah melihat potret dirinya diantara bunga lili yang ada di taman samping kafe.
War mengalihkan pandangannya menuju layar display kamera. "Oke aku editin ya, nanti kukirim link foldernya ke kamu."
"Eh? aku edit sendiri aja. Aku ngga mau ngerepotin," ucap May sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Gapapa, May. Aku mau up sekalian di instagram fotografiku, boleh kan?"
"Boleh-boleh. Btw apa nama akunnya?," tanya May.
"@ warcapturedthis"
May menatap layar ponselnya yang menampakkan kumpulan hasil tangkapan kamera War selama ini. Sudut bibirnya terangkat tipis kala menatap potret dirinya bersama Yin dan Win dalam perlombaan debat. Kemudian May meletakkan ponsel di atas meja dan netranya mulai menatap War dengan intens.

KAMU SEDANG MEMBACA
Waruru [YinWar]
FanfictionA YinWar Fanfiction by LeanOnLeaf [On Going] War Wanarat Ratsameerat, sosok yang berhasil menyembunyikan perasaannya kepada Yin Anan Wong selama satu tahun. Namun bagaimana jika War mulai tergerak untuk mengungkapkan perasaannya pada Yin dengan bers...