🌱 18

2.7K 287 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gue.."



"Hiks.."



"Benci diri gue sendiri"


Gadis itu meringis, melanjutkan tangisnya yang sudah tumpah sedari tadi.
Tidak peduli dengan matanya yang kian membengkak, dan merasakan perutnya agak sakit.

Di tengok nya laci panjang berwarna cokelat yang ada di ruang utama itu, lalu gadis itu dengan cepat merangkak, mengambil sebuah tali yang ada di dalam laci panjang itu.

Talinya agak panjang, cukup untuk diikat di atas kayu pintu kamarnya, dengan cekatan Hana mengikat tali panjang itu, lalu ia menarik kursi belajarnya hingga pas sejajar dengan tali yang menggantung sempurna dia atasnya.

Tangan nya bergetar hebat, mungkin ini adalah jalan satu-satunya yang bisa Han pilih, lagipula semua orang juga pasti mencemooh nya dan membully nya habis-habisan,
Apalagi kalau sampai Jaehyun tau hal ini, Han benar-benar tidak punya muka lagi untuk bertemu pria itu. keluarga nya pun tidak ada yang peduli dengan nya,
Tapi kalau sang ibu tau hal ini, apa dia akan kecewa? Apa dia akan marah?
Entahlah Hana terlalu takut membayangkannya.

Di tepisnya pikiran yang sudah mulai tambah kalut itu, ia lalu beranjak naik ke kursi yang sudah di siapkan sedari tadi, mengambil tali yang sudah melingkar kuat di atas kayu pintu nya itu.

Dengan langkah ragu, Hana menyematkan tali itu ke lehernya, sungguh bunuh diri yang menyedihkan.

gadis itu tidak ingin mati seperti ini, sebenarnya ia malah tidak ingin mati, masih banyak yang ia harus lakukan di Dunia ini. Tapi mengingat keadaanya yang sudah berbeda, Hana menghela nafas nya panjang

'Selamat tinggal ma, Suyeon, Yuju, Ten..
Selamat tinggal dunia..'

'Ya tuhan gue belum mau mati'


Masih dengan penuh keraguan, Hana mulai melangkahkan kakinya, bersiap menjatuhkan dirinya sehingga nanti lehernya tercekik dan ia akan...





"Gubrak!!"


🔹🔹🔹🔹



"Tetep gak diangkat"
Winwin benar-benar putus asa, semua chat dan teleponnya tidak pernah di hiraukan oleh Hana, lalu sekarang ia harus bagaimana?

"Telepon gue juga gak diangkat"
Suyeon pun rasanya agak putus asa sekarang

"Han! Lo di dalem kan?"
Suyeon mengetuk pintu apartemen Hana dengan sedikit kencang

"Hana!"

"buka pintu nya Han!"

"Hana gue tau lo di dalem"

Suyeon terus saja mengetuk bahkan berkali-kali memanggil Temannya itu, tetapi nihil, Tidak ada suara di dalam

Winwin dan Suyeon pun bergeming, tidak tahu harus berbuat apa lagi. Semoga saja Hana tidak melakukan hal yang aneh-aneh .

Namun beberapa menit kemudian suara teriakan menggema pelan dari dalam apartemen Hana,
Suyeon menerjapkan matanya kaget, lalu memandang Winwin yang sama terkejutnya dengan dirinya. Pria itu tampak gelisah, dan mencoba menggedor-gedor kembali pintu itu

"Hana, please buka pintunya!"
Winwin tampak khawatir sekarang, bahkan raut wajahnya sudah di penuhi dengan kegelisahan yang melanda

"Percuma lo gedor-gedor gitu, Hana gak bakal denger!"

"Ya trus gue harus gimana sekarang!"

"Dobrak pintunya!"

"Tap- Tapii.."

"Sekarang!!!"

Winwin menganggukan kepalanya, lalu mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu yang keras itu, Dengan kekuatan yang ia miliki, Winwin mendobrak pintu apartemen itu.
Namun belum terbuka, lalu ia mencoba kembali dengan kekuatan yanv lebih kencang, tapi pintu itu belum terbuka juga.

Suyeon menghela nafas kecewa, bahu Winwin sangat sakit sekarang, tapi tidak dihiraukan nya
Pria itu melanjutkan kembali aksinya dengan harapan pintu itu bisa terbuka kali ini

"Yhaaaaa!!"






"Gubrak!!"


Pintunya Terbuka..
Suyeon menatap Winwin tidak percaya. Namun pria itu tampak merintih kesakitan, lalu menggelengkan kepalanya menandakan ia  baik-baik saja pada Suyeon

Suyeon yang mengerti itu, langsung masuk menghampiri Hana, dan meninggalkan Winwin yang terkapar di depan pintu itu.

Namun betapa terkejutnya Suyeon saat melihat Hana yang tengah berdiri di kursi dengan tali yang melingkar di leher gadis itu.

Suyeon memekik keras, sangat terkejut dengan apa yang ia lihat sekarang

"Gila ya lo Park Hana !!!"

Hana terkejut bukan main, ia langsung membuka matanya melihat Suyeon yang telah berdiri di hadapannya kini.

Suyeon menangis, ia terlalu histeris, lalu gadis itu menghampiri Hana yang masih terdiam

"Plis lo jangan kayak gini, gue ada Hana, gue ada! lo bisa cerita semua beban hidup lo sama gue, gak gini caranya, turun gak!

Hana pun menangis, lalu dengan cepat ia turun dari kursi, melepaskan tautan tangannya yang memegang tali itu, ia terduduk lemas di lantai
Membuat Suyeon menangis kencang sembari memeluk tubuh gadis ringkih itu.

"Gue gak mau kehilangan lo, please jangan ngelakuin hal kayak gini"
Ucap Suyeon yang ketakutan setengah mati

Hana menangis lagi, ia benar-benar tidak menyangka Suyeon menghampirinya dalam keadaan begini.
Pikirannga benar-benar kalut, Gadis itu langsung membalas pelukan Suyeon dengan erat, ia takut sekarang

"Lo kenapa si Han?? Hmm"
Tanya Suyeon lembut sembari mengusap air mata yang telah membanjiri wajah Hana

"Gue-- gue manusia paling bego Yeon , gue gak pantes hidup"

"gak boleh ngomong gitu, siapa hak lo yang memutuskan lo pantes hidup apa enggak, Tuhan aja masih biarin lo hidup sampe sekarang"
"Gue gak kenal Hana yang kayak gini, mana Hana yang ceria ,Hana itu selalu postive thinking sama hidupnya, bukan yang gampang nyerah kayak gini"
Suyeon kembali memeluk Hana, dan air mata mereka tumpah kembali

"Kalau lo tau keadaan gue, apa lo masih mau temenan sama gue?"
Tanya gadis itu ragu, ia takut Suyeon menjauhi nya kalau sampai dia tahu kejadian yang sebenarnya kini.

Suyeon mengadah, menatap Hana yang kini benar-benar kacau, lalu ia mengangguk pelan, mengusap rambut Hana dan menenangkan nya.
Hana menunduk, terlalu malu untuk mengatakannya, ia bahkan ragu sekarang
Setitik air matanya jatuh kembali dengan perasaan yang campur aduk akhirnya gadis itu mampu menatap Suyeon dengan kehati-hatian,






"Gue hamil Yeon ..."



🔹🔹🔹🔹🔹🔹

It's an Accident? ;Winwin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang