"Hana- "
Winwin tercekat, ia tampak bingung melihat Hana yang berantakan,"Gue bodoh Win"
Winwin menyerit mendengar perkataan Hana yang sedikit melantur
"Duduk dulu"
Winwin berusaha membopong Hana yang lemas, pemuda itu tahu Hana pasti sedang mabuk. Bau alkohol di seluruh badan gadis itu sangat menyengat kuat."Hiksss hikss hikss"
Tak lama, tangis Hana pecah, tangis yang ia tahan sedari tadi"Han- "
"Gue orang yang paling bodoh sedunia, hikssss"
Hana merintih, menangis hebat"Hey lo jangan ngomong gitu"
Winwin berusaha menenangkan Hana dengan mengusap kepala gadis itu. Winwin tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Namun kalau ia menanyakan hal itu, seperti nya akan sia-sia, karena Gadis itu sedang menangis hebat meraung-raung dan juga sedikit mabuk.Merasa iba dengan Hana yang terluka, Winwin hanya bisa mendekapnya hangat. Memeluk gadis itu sembari menepuk-nepuk punggungnya agar bisa tenang sedikit.
"Maaf"
Gumam Hana pelan, masih dengan air mata yang mengalir dan gadis itu tambah mendekapnya erat.Winwin hanya menganggukan kepalanya, sembari membalas pelukan gadis itu.
Selang beberapa detik keduanya terdiam, baik Hana maupun Winwin hany bisa saling menatap satu sama lain.
Penampilan Hana yang lumayan kusut namun tetap cantik di mata pemuda itu.
Winwin tidak bisa berbohong, ia selalu terpesona pada kecantikan wajah Hana. merasa di perhatikan, Hana memajukan wajahnya, menatap lekat manik cokelat pemuda yang ada di hadapannya kini.
Hembusan nafas keduanya bisa di rasakan masing-masing."Han--"
Belum sempat Winwin memanggil namanya, Gadis itu telah melumat bibirnya lebih dulu, alhasil pemuda itu bungkam seribu bahasa.
Winwin terkejut setengah mati, karena tindakan Hana yang tiba-tiba. lalu melepaskan tautan bibir itu secara perlahan. Keduanya mengambil nafas masing-masing, merasa sudah stabil. Hana kembali menlumat lagi bibir pemuda itu, dengan kecupan-kecupan ringan yang mampu membuat pemuda itu terlena.Entah setan dari mana, kini giliran Winwin yang melumat balik bibir ranum itu, rasanya sangat manis. Iya... Winwin menyukai bibir itu. Seperti hal nya nikotin yang terus membuatnya kecanduan.
Ciuman itu pun tidak terkendalikan, nampak liar dan menggoda. Winwin sungguh tidak bisa mengontrol pikirannya,
pemuda itu tahu ini salah, tetapi akal sehatnya tetap tidak bisa menghentikan kegiatan ini,
Winwin mengangkat Hana kepangkuannya, masih dengan Bibir yang saling bertautan. Ciuman keduanya nampak semakin intens dan memburu.Tanpa sadar Hana melepaskan satu persatu kancing piyama Winwin, membuat pemuda itu sedikit terkejut, namun tidak mengurungkan niatnya untuk menyudahi permainan ini.
Katakan lah pemuda itu sudah gila.bahkan sekarang, Winwin menggendong Hana, membawa gadis itu ke kamar tanpa melepaskan tautan bibir mereka. Mendorong pintu dan menutupnya asal, lalu menghempaskan tubuh keduanya ke atas ranjang.
Dan Malam itu, menjadi malam dimana pemuda itu dapat mengutarakan semua isi hatinya tanpa ada beban dan halangan.
🔹🔹🔹🔹
Hari minggu ini, masih sama seperti hari-hari minggu lainnya. yang berbeda hanya tidak ada kehadiran Hana di sini, gadis itu sangat susah di hubungi bahkan oleh sahabatnya sendiri, entahlah Suyeon merasa mungkin Hana hanya butuh waktu sendiri atas kejadian yang menimpanya.
luka itu pasti tidak akan bisa sembuh dalam waktu yang cepat, seperti hatinya kini."Beli ice cream yuk!"
Yuju membuyarkan pikiran Suyeon yang tengah berkelana"Ice cream mulu, ini masih pagi Ju!"
Bahkan hanya mendengar nama ice cream saja Suyeon sudah ingin muntah, Yuju memang maniak dengan makanan manis nan dingin itu.Mereka memang tengah istirahat sebentar setelah lagi pagi tadi, namun Suyeon tidak habis pikir dengan teman nya itu. Kenapa sepagi ini Yuju malah merengek ingin makan ice cream, sudahlah Suyeon tidak habis pikir dengan kelakuan temannya itu.
"Ayolah!!"
Rengek Yuju dengan manja
"Iya iya"
Mau tidak mau Suyeon hanya bisa pasrah dengan kelakuan sahabatnya itu. Menuntun gadis itu sampai ke kedai ice cream yang tidak jauh dari tempat duduk mereka tadi.Setelah mengantri membeli ice cream, Gadis maniak ice cream itu pun mengajak Suyeon duduk bangku taman dekat air mancur. Namun langkah mereka tiba-tiba terhenti karena suara yang menggema memanggil nama salah satu dari mereka.
"Suyeon!"
"K-kak Taeyong?"
"Kebetulan banget kita ketemuan di sini"
Taeyong berjalan menghampiri kedua gadis itu dengan senyuman nya yang khas.
"Eh ada Kak Taeyong"
Yuju sangat antusias melihat kakak tingkat nya itu datang dan menyapa mereka, berbeda dengan Suyeon yang masih terdiam kaku tanpa menyahut."Kalian berduaan aja? biasanya kan bertiga"
Semua anak kampus sudah tahu dengan pertemanan Yuju dkk, yang kemana-mana selalu bertiga seperti roda bajaj.
Jadi tidak aneh Taeyong bertanya seperti itu."Hana lagi gak enak badan kak, makanya gak ikut"
Ucap Yuju setengah berbohong, bukan berbohong. lebih tepatnya, Namun gadis itu benar-benar tidak tahu keadaan Hana. mungkin benar kata Suyeon Hana sedang butuh waktu untuk sendiri, karena Hana pun tidak mengabari mereka tentang kondisinya.
"Ohh gitu"
Taeyong hanya mengangguk mengerti
Ketiganya tampak diam, hingga sebuah tepukan di bahu Taeyong mampu membuat pria itu kaget, namun bukan Taeyong saja yang terkejut.
Suyeon pun merasakan hal yang sama, Gadis manis itu terkejut bukan main
Melihat seorang pria tampan yang menghampiri kakak tingkatnya itu.Pria itu selalu tampan di mata Suyeon, ia bahkan tidak mengelak fakta itu.
"Gue panggil-panggil juga daritadi"
Pria tampan itu menepuk pundak Taeyong"Ehh sorry gue gak denger"
Taeyong terkekeh melihat Teman nya yang terlihat agak bete itu.Pria itu menoleh kepada dua gadis yang ada di hadapannya kini. Seketika hening menyelimuti mereka. Bagai adegan slow motion, pria itu terkejut setengah mati mendapat gadis yang sudah lama menghilang dan kini berada tepat di hadapannya.
Suyeon hanya bisa tertunduk kaku, sedari tadi Ia memang diam tapi sekarang ia mengunci mulutnya rapat, enggan untuk berbicara ataupun sekedar menyapa.Yuju yang tahu mengapa Suyeon begitu pun terdiam melihat gadis manis itu yang terlihat tidak nyaman, ia tahu jelas siapa pria itu.
"Udah lama ya gak ketemu.. Suyeon"
Tiba-tiba pria itu berkata sembari tersenyum, seperti tidak ada rasa bersalah disana.Kalimat itu membuat Suyeon membeku di tempat, ia sempat memberanikan diri untuk menatap Pria yang ia kenal itu. senyumannya benar-benar tidak berubah. Masih sama seperti dulu.
Ia pun tersihir kembali dengan wajah yang selalu ia rindukan, sudah lama sekali.Seketika Pertahanan Suyeon yang ia buat bertahun-tahun yang lalu, runtuh begitu saja.
🔹🔹🔹🔹🔹🔹
KAMU SEDANG MEMBACA
It's an Accident? ;Winwin [✔]
FanfictionSebuah kesalahan besar terjadi, membuat dua manusia ini saling mengikat janji, takdir yang tidak pernah mereka duga, Hingga perasaan mengubah segalanya... ~Winwin | WayV~ @njmhyun2020