Woojin menghentikan laju motornya di dekan sungai han. Tangannya bergerak melepaskan helm yang ia pakai dan meletakkannya diatas motor. Dirinya turun dari motor dan berjalan menyusuri pinggiran sungai han dengan mata yang meneliti orang-orang disekitar. Karna tak kunjung menemukan, ia pun menghentikan langkahnya dan mengambil ponsel miliknya didalam saku celananya. Di telfonnya seseorang sambil matanya menatap lurus ke depan.
Namun telfonnya tak kunjung diangkat bahkan di telfonnya berkali-kali pun tetap saja tak diangkat membuatnya jadi kesal sendiri. Sambil memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku, mulutnya terus saja mengumpat. Bagaimana tidak dirinya tadi baru saja pulang kerumah bersama Jihoon dan Daehwi, namun belum sempat dirinya masuk kedalam rumah seseorang yang tadi di telfonnya menyuruhnya agar menjemputnya di Sungai Han. Tapi saat dirinya sudah sampai seseorang itu tak mw mengangkat telfonnya.benar-benar menyebalkan baginya. Dengan kesal Woojin kembali menuju tempat dimana motornya diparkir.
"WOOJIN!."
Woojin yang berniat memakai helmnya pun langsung terdiam dan celingak-celinguk mencari seseorang yang telah memanggilnya. Matanya bertemu dengan seseorang yang kini sedang menatapnya. Tanpa berfikir Woojin langsung meletakkan kembali helmnya dan berjalan mendekati seseorang itu.
Somi
[Cewek cantik blasteran kanada-belanda. Periang dan pecinta tantangan].
Woojin berhenti tepat didepan Somi. Matanya menatap sekeliling sebelum akhirnya menatap Somi yang kini mencoba menghindari tatapannya. Matanya menyipit saat ia menangkap sesuatu yang membuatnya diliputi amarah, tanpa izin Woojin langsung saja menarik Somi kedalam pelukannya yang membuat empunya kaget namun langsung membalas. bahkan Somi membenamkan kepalanya ke dada Woojin dan mengeratkan pelukannya.
"Hiks. . ."
Isak tangis Somi memenuhi indra pendengaran Woojin. Diusapnya punggung Somi serta kepalanya yang membuat tangis Somi semakin kencang. Kini pikiran Woojin dipenuhi bermacam-macam makian kepada seseorang yang sudah berani membuat sahabatnya menangis dan dirinya tentu sudah tau kepada siapa makian itu bisa ia tuntaskan.
Somi merupakan sosok cewek yang kuat, Bahkan ia ditakuti dan disegani disekolah maupun diluar. Dirinya selalu menyembunyikan kelemahannya dari siapapun termasuk keluarganya. Namun tidak untuknya, Woojin mengenal Somi saat mereka masih TK dan kebetulan dirinya sering tinggal dirumah kakeknya yang bersebelahan dengan rumah Somi. Membuatnya sangat mengenal sosok Somi yang sangat cengeng dan manja sampai akhirnya dirinya mendengar kabar kematian ibunya Somi yang mengalami kecelakaan tepat didepan mata Somi sendiri. Sejak itu Somi tak pernah lagi menangis ataupun manja bahkan saat dirinya terluka sekalipun hingga pada saat mereka duduk dikelas 4 SD, Somi terjatuh tepat didepan matanya sampai-sampai kakinya berdarah namun tetap saja cewek itu tak menangis membuat Woojin kesal dan langsung menyeretnya kebelakang kelas dan membentaknya. Melihat Somi yang diam membuat Woojin langsung memeluknya dan hal itu ternyata ampuh karna Somi langsung menangis dan tangisan itu sangatlah menyakitkan dirinya jika mengingat apa saja yang telah menimpah sahabatnya itu. Dan sejak itu hanya Woojin yang melihat kelemahan Somi dan menjadi orang yang paling di butuhkan.
Matahari mulai tenggelam tapi Somi masih tetap pada posisinya dan Woojin pun sama sekali tak keberatan asal itu bisa mengurangi beban Somi.
...
Kesya benar-benar sial karna taksi yang ia tumpangi mogok ditempat yang sangat sepi. Dan kesialannya tak sampai disitu ponselnya ternyata mati dan si supir taksi sedang pergi mencari bengkel terdekat membuatnya berdiam seorang diri. Saat ia terus menerus merutuki dirinya yang tak mau diantar dengan Eunbi dan memilih pulang sendiri, tiba-tiba saja ada yang menepuk pundaknya membuatnya menoleh kesamping dan menemukan 5 orang dengan pakaian bak seorang preman yang tentunya tak ia kenal kini sedang menatapnya dengan tatapan yang membuatnya takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Think of you
FanfictionPark woojin siswa populer yang sering berbuat sesuka hati namun ia begitu pintar baik di akademi maupun non akademi. karna kepintarannya ia harus membantu seorang siswi dimana ia memiliki masalah dalam 1 pelajaran, hal itu pun membuat keduanya dekat...