10

5 2 0
                                    

"Jin nih jaket lo."kata Jihoon sambil melempar jaket yang tadi diminta Woojin.

Woojin pun menerima tanpa melihat Jihoon karna dirinya tengah sibuk dengan beberapa kertas didepannya. dengan santai tangannya menulis setiap rumus serta angka, diselingi dengan mulutnya yang sejak tadi menggumamkan lirik lagu. Daniel datang dan duduk disamping Woojin, tangannya membuka bungkus keripik yang tadi berhasil ia rebut dari tangan Jaehwan. Daniel melirik apa yang sedang dikerjakan Woojin sambil memakan Keripiknya.

"Tugas?."tanyanya.

Woojin menganggukkan kepala tanpa menoleh. Melihat itu iya pun memberi isyarat kepada yang lain agar tak mengganggunya. Guanlin keluar dari kamar dengan pakaian rapi, berjalan mendekati jinyoung yang sedang push up.

"Gue pinjem motor lo." Katanya.

Jinyoung menghentikan kegiatannya dan segera bangkit. Menyela keringat di seluruh tubuhnya dengan handuk yang sengaja ia taruh di kursi. Berjalan ke arah woojin, mengambil jaket yang tergeletak di samping woojin . Tangannya menyerahkan kunci kepada guanlin dan empunya pun pergi keluar.

"Gue denger semalem dia berantem sama Delfi." Kata jihoon.

Mendengar hal itu woojin sampai menghentikan kegiatannya. Walaupun ia tampak masa bodo tapi dirinya sangat peduli dengan para sahabatnya begitupun kisah-kisah mereka.

Woojin berjalan kearah jendela yang ada di dekat tempat duduknya yang kebetulan mengarah ke halaman depan . Kedua tangannya bersedekap di dada dengan mata menatap ke arah guanlin. Dimana sahabatnya itu tengah berbicara di telfon. Dari raut serta nada bicara ia bisa menyimpulkan kalo saat ini sahabatnya itu tengah di landa kekhawatiran. Setelahnya ia melihat guanlin pergi mengendarai motor jinyoung dengan kecepatan tinggi.

...

Kesya mengendarai motor maticnya menuju bangunan yang tak tampak seperti rumah.  Dengan bingung ia tetap membelokkan motornya masuk ke halaman . Turun dari motor dan mengambil kue di dalam box keranjang. Tangannya beralih mengambil ponsel miliknya di dalam tas selempang yang ia kenakan.mencoba menghubungi seseorang.

"Halo."

"Ah Daehwi gue udah sampek."

"Masuk aja ke pintu yang ada di dalam box telefon. Sorry gue lagi di kamar mandi. Langsung masuk ke dalem ya."

"Oh okeh-okeh."

Setelah sambungan telfon putus. Kesya terlebih dahulu mengunci motornya dan mencoba berjalan ke arah box telefon. Tangannya membuka pintu dengan hati-hati dan ternyata benar ada terowongan didalamnya. Dengan hati-hati juga ia berjalan, matanya menatap dinding-dinding di kanan-kiri nya dimana seperti didesain khusus seperti kita sedang berjalan di antara bintang. Setelah  berada di ujung ada 2 jalur disebelah kiri terdapat tirai berwarna hitam dan disebelah kanan ada pintu. Tak ingin merasa penasaran ia pun lebih memilih berjalan ke sebelah kanan dan membuka pintu dengan hati-hati.

Langkahnya berjalan masuk ke dalam. Sumpah kesya bener-bener takjub dirinya ga bisa berkata-kata, tak disangka memang dari luar tampak seperti bangunan biasa saja tapi jika masuk ke dalam sungguh luar biasa. Disaat dirinya masih terpesona, kesya dikejutkan dengan   seseorang yang baru saja menuruni anak tangga di belakangnya. Dengan spontan ia menoleh dan hal itu membuatnya syok.

Woojin berjalan turun dengan tangan mengibaskan rambutnya kebelakang. Ia hanya memakai celana training pendek tanpa mengenakan pakaian atas. Menunjukkan lengan berotot serta perut sixpack yang dibanjiri keringat. Kesya terdiam melihat pemandangan di depannya, ia juga terpesona tapi ia segera tersadar dan segera membalikkan tubuhnya dan menutupi mata dengan kedua tangannya.

"AKHHHH...."

seketika Woojin yang tak sadar langsung kaget. Matanya menangkap sosok Kesya yang memunggungi dirinya. Sadar akan tubuhnya dengan cekatan ia berlari ke sofa mengambil kaos yang tertangkap matanya.

Think of youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang