Lima

1.9K 116 13
                                    


Suara yang amat memekakkan telinga menyambut empat orang pemuda tampan. Tanpa ragu mereka berempat memasuki salah satu club yang terkenal di negara mereka berada.

Para jalang dan pelacur menatap penuh minat kepada mereka berempat, karena mangsa mereka yaitu tampan dan yang pasti memiliki banyak uang.

Tanpa menghiraukan tatapan para jalang yang jelas jelas tertarik pada mereka, keempatnya berjalan dengan angkuhnya menembus lautan para manusia yang berada diambang batas kesadaran mengikuti arus musik yang DJ mainkan.

Mereka adalah Renan, Ezga, Rafa, dan Aiden.

Saat ini mereka sudah duduk disudut sofa yang club ini siapkan. Tak lupa mereka juga memesan alkohol dengan kadar rendah karena mereka tak berniat untuk mabuk berat.

Sudah menjadi kebiasaan bagi mereka jika malam mereka tak ada acara atau apa, mereka akan datang ke club untuk mencari sensasi yang berbeda dengan menenggak minuman haram tersebut.

"Gue mau Lo pada deketin temen temennya Lea"ucap Renan memecah keheningan karena tempat yang mereka duduki adalah privat room. Ia berucap dengan tenang sambil menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa, satu kaki yang ia tumpukan pada kaki lainnya, serta tangan yang memegang gelas berukuran kecil berisi Wiski.

"Alasannya?"tanya Aiden, karena ia paling malas jika harus berdekatan dengan perempuan. Karena menurutnya para perempuan itu amat merepotkan, dan menyusahkan. Apalagi dimata kaum yang selalu benar itu para lelaki yang selalu disalahkan. Padahal jelas jelas bahwa si perempuan yang salah.

"Dengan begitu Lea bakal sedikit jauh dari temen-temennya, dan dengan begitu juga pelindung dia berkurang. Gue tinggal urus masalah orang tuanya, dan gue pengin main main sama dia sesaat"jelas Renan sesekali menyesap wiski digelas kecil yang ia pegang.

"Itu bakal lama"sela Ezga. Ia sudah tak betah berada di negara tropis ini karena ia tak terbiasa akan cuacanya. Dan lagi ia memiliki alergi pada cuaca yang amat amat panas. Jika terkena panas matahari yang tinggi maka kulitnya akan menjadi merah merah.

"Kalian tinggal cari informasi tentang mereka"bantah Renan. Ia paling tidak suka jika ditolak atau dilarang.

"Okelah, tapi denger denger mereka juga sering ke club sini"ucap Rafa.

Ia membaca sedikit informasi dari Lea dan teman temannya.

"Dan itu bakal lebih mudah buat kita"ucap Aiden dengan senyum miring.

Aiden memang tipe orang yang ambisius. Jika apa yang ia incar tak berhasil ia dapatkan, ia akan terus berusaha sampai berhasil mendapatkan apa yang ia inginkan.

"Kita mulai besok"gumam Renan tanpa ekspresi.

*****

Keesokan harinya.....

Sekolah sudah ramai oleh siswa siswi yang baru datang atau sudah berada didalam kelas masing masing.

Beda halnya dengan satu mobil hitam yang baru saja memasuki kawasan sekolah.

Keluarlah tiga orang dari mobil tersebut, satu laki laki dan dua perempuan yang berbeda usia.

Mereka adalah Zafran Dizzi dan putri mereka Lea.

Ketiganya menjadi pusat perhatian karena mereka heran mengapa sang pemilik sekolah datang kesekolah.

"Kita anter kamu kekelas sekalian dad sama mom mau keruang rapat"ucap Zafran menatap putrinya.

De Missione Started Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang