Tujuh

1.4K 103 8
                                    

"Leo, i'm here. Kau tak mau ikut?"

Telinga Leo yang tadinya tertidur sekarang berdiri tegak saat mendengar suara yang amat ia nantikan.

"Leo!"panggilan itu datang lagi dan sukses membuat Leo berdiri tegak diatas dahan pohon yang ia singgahi tadi.

Lea tersenyum melihat jika Leo datang menghampirinya. Ia langsung bermanja manja dengan Lea.

"Ughh.... Manja sekali kau Leo"

Leo hanya menjawabnya dengan auman.

Tangan Lea mengusap ngusap rambut lebat Leo membuat singa itu terlihat nyaman akan elusan tangannya.

"Kau mau ikut?"

Dan pertanyaan itu dijawab anggukan senang dari Leo karena ia bisa keluar dari rumahnya.

"Ayo kekamarku, aku harus mandi baru kita jalan jalan"

Setelahnya Lea berdiri diikuti oleh Leo yang tingginya hanya sebatas pinggangnya.

Mereka keluar dari rumah Leo dengan bersisihan. Dengan tenangnya mereka memasuki mansion dan melewati ruang tamu yang terdapat aunty uncle dan sepupunya yang menatap takut pada singa albino disamping Lea. Beda dengan kedua orang tuanya yang menatap biasa saja. Karena mereka sudah biasa.

"Anak lo punya hewan peliharaan kok nyeremin gitu Zi"celetuk Lessa setelah Lea berlalu pergi menaiki anak tangga diikuti oleh Leo dibelakangnya.

"Anak Brina sama Bruna itu"jawab Dizzi sekenanya, memang begitu kan faktanya.

"Tapi masa Lo biarin dia keluar kandangnya? Kan bahaya buat sekitar"ucap Rena, ia was was dengan apa yang terjadi jika hewan buas itu hilang kendali. Jika Dizzi atau Zafran yang mengeluarkan tak masalah karena mereka sudah ahli akan hewan buas, tapi ini Lea? Huh entah bagaimana nanti.

"Lo pada baru liat dia keluar kandang buat jalan jalan sekitar mansion, itu mending lah dua atau tiga Minggu yang lalu Al bawa jalan-jalan ketaman. Auto viral"balas Dizzi mengingat perbuatan bar-bar putrinya yang entah mendapat sifat itu darimana. Perasaan Zafran dan dirinya kalem sedangkan anak mereka bar-bar tingkat akut. Sering melakukan hal yang membuat mereka gampang serangan jantung mendadak.

"Gila,,, bar-bar banget anak lo. Padahal Lo ama laki Lo kalem"ujar Alfea.

"Entahlah. Kita biarin aja asal nggak ngebahayain dirinya sendiri"

Dilain tempat

Lea keluar kamar mandi dengan batrobhe yang membungkus tubuh polos dan body goals miliknya. Matanya menatap kearah Leo yang sedang rebahan dengan nyaman di sofa.

"Leo, you hungry?" Tanya Lea karena ia tak tau apakah Leo sudah makan siang atau belum.

Dan dijawab anggukan kepala dari singa itu. Ia menatap Lea dengan lugu membuat dirinya amat menggemaskan.

"Sebentar aku pakaian dulu, setelah itu kita makan dan berjalan jalan"ujar Lea berjalan menuju ruang pakaiannya.

Ia keluar setelah memakai pakaian santainya. Kaos hitam polos dipadukan dengan hotpants hitam, rambut tergerai bebas.

"Ayo Leo, aku sudah lapar"ajak Lea membuka pintu untuk Leo keluar terlebih dahulu baru dirinya sekalian menutup pintu.

Mereka berjalan turun dengan Leo didepan Lea.

Leo menuruni anak tangga dengan epiknya karena ia sudah diajari oleh Lea waktu kecil dulu, jadi ya sekarang sudah epik. Waktu awal awal sih ia sering terperosok karena pijakannya yang kurang pas, untung ia hanya mengalami luka kecil.

De Missione Started Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang