"Apa yang kau lakukan disini?"
Evelyn menatap jas Ethan yang tergeletak di sofa. Ia mengambil dan menggantungkannya di dekat pintu depan. Kebiasaan Ethan yang suka meletakan barang seenaknya belum juga berubah. Dan sialnya kebiasaaan Eve merapikan barang-barang Ethan jua belum berubah.
"Sarapan bersama istriku,"
"Apa kau gila?" Eve mendengkus. Kakinya berjalan menuju lemari pendingin untuk mengambil susu segar. Setelah menuangkannya ke dalam gelas, evelyn meminumnya dengan pelan. Matanya melirik meja makan.
Beberapa potong bruschetta terlihat menarik perhatian Eve. Perutnya lapar karena semalam ia tidak bisa makan malam. Namun Eve mencoba menahan diri agar harga dirinya tidak terjatuh hanya karena sepotong bruschetta.
Ethan tersenyum mengejek saat melihat Eve berdiam diri dengan mata terus melihat bruschetta buatannya. Sambil membawa piring kecil, Ethan menghidangkan bruschettanya di hadapan Eve.
"Aku tahu kau lapar, jadi makanlah sebelum aku menyuruhmu untuk bekerja, Sunshine."
"Aku tidak lapar," Eve mengalihkan pandangannya dari bruschetta buatan Ethan yang terlihat lezat itu.
"Kalau begitu aku akan membuangnya,"
"Jangan!" Mengingat apapun yang akan dikatakan Ethan padanya tidak pernah main-main, Eve menarik piringnya dan melesakan bruschetta ke dalam mulutnya.
Eve memakan semua bruschetta dan menenggak satu gelas susu yang baru saja di ambilnya tadi.
"Kenapa kau datang kemari, Ethan?"
"Sudah aku bilang,"
"Apa yang kau bilang tadi? Makan bersama istriku? Apa kau sedang bercanda? Kita bahkan sudah sepakat untuk tidak menyebut sebutan itu lagi Ethan. Kau dan aku telah..."
"Pengadilan belum memutuskan apapun, Sunshine!" sorot mata Ethan yang tajam membuat mata Eve hampir berlubang. Rasanya Eve ingin mencongkelnya saat itu juga.
"Tapi kita hanya menunggu waktu, Ethan. Jadi alangkah baiknya kita juga harus membiasakan diri untuk tidak menyebut sebutan seperti itu lagi." Pipinya yang penuh akhirnya berhasil menelan semua makanan yang ada di meja. Eve mengusap mulutnya karena sisa-sisa makanan yang menempel. "Aku merasa terganggu karena kau terus saja--"
Sebelum Evelyn melanjutkan ucapannya, pintu apartemennya terus berbunyi bip...bip...bip... yang mengganggu telinganya.
"Apa kau mengundang tamu kemari?" Evelyn menatap Ethan penasaran.
Ethan tidak menjawab apapun, justru memilih untuk mendekati Evelyn. Ethan menarik evelyn dari bangkunya dan menaring pinggul Evelyn agar lebih merapat padanya.
"Diamlah, jika kau tidak ingin terkena masalah, Sunshine." guman ethan lirih tak terbantahkan. Bersamaan dengan itu, sebuah suara yang Evelyn kenali tiba-tiba terdengar di telinganya.
"Akhirnya aku sampai juga kemari! Kenapa kalian betah sekali tinggal di tempat setinggi ini. Apa kalian---" Suaranya terhenti saat melihat pemandangan manis di hadapannya. Mulutnya terbuka lebar saat melihat Ethan tengan mengusap bokong Evelyn dengan sangat liar. "Apa aku mengganggu?"
Evelyn menoleh dan menepis tangan Ethan yang dengan sembarangan meremas bokongnya.
"Daniella..." gumam Evelyn terkejut.
"Ethan kenapa kau belum juga berangkat ke kantor dan malah bercumbu dengan istrimu di sini. Semua orang akan melihatmu,"
"Aku sedang sarapan bersama istriku, Daniella." Ethan berjalan ke arah Daniella. Ia membungkuk dan meraih bahu Daniella sambil menghujani ciuman di pipi wanita berkulit keriput itu. Daniella adalah neneknya yang sangat dicintainya. "Kenapa kau datang kemari?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY EX ROMANCE (END)
Aktuelle LiteraturCERITA DEWASA 🔞 Bekerja dengan mantan teman tidurnya adalah sebuah pilihan yang harus dijalani Evelyn Scott. Setelah resmi menggugat cerai Ethan Brianza, seorang triliuner tampan dan berkarisma, Eve harus menjalani hidupnya bekerja dalam satu perus...