Chapter 14. Feel it!

9.5K 791 108
                                    


6 bulan kemudian...

Evelyn mengantar beberapa pesanan ke sebuah meja. Dengan apron yang menempel di dada dan rambut yang terikat rapi, Evelyn tersenyum menyapa pelanggannya hari ini.

Evelyn membuka usaha kecil-kecilan setelah resmi menyandang status barunya sejak enam bulan yang lalu. Sekarang orang hanya akan mengenalnya sebagai Evelyn scott. Ditemani Daniel yang selalu ada untuknya, Evelyn berhasil mendirikan sebuah restoran kecil. Ia menggunakan hampir sebagian tabungannya untuk membuka usaha.

Daniel bekerja sebagai koki di restorannya. Pria itu begitu mahir membuat resep-resep masakan. Terkadang, Daniel juga membantu Evelyn dalam urusan keuangan. Evelyn tidak kekurangan uang sejak resmi berpisah dengan Ethan, tidak sama sekali. Meskipun ia hidup seorang diri sejak dulu, Evelyn tidak pernah kekurangan uang sekalipun. Saat ia masih bisa pergi mengisi perutnya setiap hari, ia akan menganggap dirinya mampu.

Dan sekarang, berbekal pengalaman, Evelyn memberanikan diri membuka usaha.

"Kau bisa pulang, Daniel." Kata Evelyn setelah selesai membersihkan dapur. Ia meletakan apron dan menggantungkannya di salah satu loker yang tersedia.

Daniel tersenyum. "Mau minum bersamaku?" Tawarnya membuat Evelyn sempat terdiam. "Kopi maksudku," tambah Daniel mengerti.

Semua orang tahu jika Evelyn tidak boleh mabuk dengan sembarang orang. Bahkan Daniel sekalipun. Rasanya, hal itu menjadi trauma tersendiri bagi Evelyn sejak pertengkarannya dengan...

Evelyn mendesah. Ia merasa berat menyebut nama pria itu meski mereka telah berpisah sekalipun.

"Baiklah. Satu gelas latte. Buatkan satu untukku," kata Evelyn setuju.

Daniel dan Evelyn duduk berbicang di balkon lantai dua. Melihat bahu Evelyn yang terus saja diusap membuat Daniel berinisiatif untuk memakaikan mantelnya untuk Evelyn.

"Ah, terimakasih." Kata Evelyn tulus.

Evelyn menyeruput latte miliknya dengan pelan. Matanya melirik Daniel yang juga sedang menatapnya.

Tidak ada yang aneh di antara mereka. Meski Evelyn sempat bertengkar hebat dengan Daniel dan menyalahkan pria itu karena mengambil keuntungan saat dirinya sedang mabuk dulu, Evelyn telah berhasil melupakan. Dasanya tidak ada gunanya sama sekali jika Evelyn terus menerus menaruh dendam dan amarah pada Daniel jika pada dasarnya dirinya juga ikut mabuk dan terlena dengan kondisi seperti itu  semua murni karena kecelakaan.

"Kau bosan?", tanya Daniel memulai pembicaraan.

"Dengan?"

"Dengan kehidupanmu saat ini,",

"Tidak juga," Evelyn menggosok mug berisi latte dengan kedua tangannya. "Sebenarnya, kehidupan seperti inilah yang aku butuhkan. Aku bisa pergi kemanapun yang aku mau, memakan apapun yang ada di pinggir jalan,"

"Jadi kau tidak pernah makan sesuatu di pinggir jalan?"

Evelyn menggeleng pelan. "Entahlah, aku lupa kapan terakhir kali aku membeli makanan lewat pedagang kaki lima. Tapi sekarang, semuanya telah terbayar. Aku bisa melakukan apapun sendiri." Tanpa harus memikirkan kehormatan orang lain.

"Baguslah. Karena yang terpenting di dalam hidupmu adalah kau bisa menikmatinya."

Apa yang dikatakan Daniel selalu ada benarnya. Evelyn belajar sesuatu dari Daniel. Pria itu mengerti bagaimana caranya menikmati hidup. Berbeda dengan dirinya, Daniel yang sudah terlahir kaya raya dan hidup bergelimang harta, justru memilih melarikan diri untuk hidup sesuai keinginannya. Daniel sangat senang bepergian. Pria itu menikmati hidupnya dengan mengelilingi dunia. Meninggalkan segala kemewahan yang dimiliknya hanya untuk menyenangkan dirinya.

MY EX ROMANCE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang