1

2.1K 118 124
                                    

Happy reading...


Diandra berjalan cepat keluar dari rumah setelah mendengar bunyi klakson mobil sedan putih di halamannya.

"Tunggu, Early!" teriak Diandra.

Diandra menyambar tas dan higgheelsnya dan berjalan berjinjit untuk sampai ke mobil sahabatnya, Early. Membuka pintu mobil dan seulas senyum dari Early menyambutnya.

"Huft," helaan nafas lega terdengar dari bibir Diandra.

"Aku sabar menunggumu. Lihat, blush on mu berantakan," ucap Early.

Tangannya dengan sigap mengusap pelan blush on yang sedikit tak rata di pipi Diandra. Senyum geli Early membuat Diandra malu.

"Makasih ya," ucap Diandra malu.

"Kita berangkat, hari ini Vano ngantor untuk pertama kalinya."

Diandra hanya mengangguk singkat di sertai senyum tipis.

....

Suasana kantor berubah heboh saat sang CEO muda datang. Lelaki tampan  bermanik coklat, perawakan tegap bak peragawan. Rambut cepak yang terlihat basah dan tersisir rapi.
Sukses menyihir setiap mata yang menatapnya.

Vano mempercepat langkah kakinya menuju lift, tak ingin menjadi pusat perhatian para karyawannya lebih lama lagi.

Berangkat kerja pagi ini memang membuat Vano antusias. Ayahnya menunjuk Early sebagai sekretarisnya. Tak henti-hentinya senyum menghiasi wajahnya.

Maklum, Early dan Vano sudah lama menjalin asmara dan Vano menyembunyikan fakta itu dari keluarganya.
Early gadis cantik yang sederhana tapi mampu membuat Vano cinta mati pada gadis itu.

Melangkah keluar dari lift, netranya di manjakan oleh penampilan cantik sang kekasih yang sudah duduk manis di tempatnya. Tatapannya fokus mengarah ke laptop dengan jari tangan yang menari lincah di atas keyboard laptopnya.

Meja kerja Early tepat di depan ruang kerja Vano. Dan gadis cantik itu masih tak menyadari kedatangannya. Vano tersenyum lagi, entah sudah yang keberapa kali.

Melihat Sang Bos mendekat, Early berdiri menyambut dengan senyum melengkungnya.

"Pagi Pak," sapa Early dengan senyum manisnya.

Beberapa pegawai pun menyapa dan membungkukkan badannya sebagai tanda hormat.

Seorang perempuan paruh baya menghampiri Vano.

"Saya Tantri, kepala divisi keuangan," ucapnya memperkenalkan diri.

Sebuah map terulur dari tangannya kepada Vano. Sejenak Vano meneliti map pemberian Bu Tantri.

"Akan saya cek nanti," ucap Vano sambil mengangkat map pemberian Bu Tantri.

Bu Tantri tersenyum seraya mengangguk singkat.
Sejenak Vano mengabsen semua wajah yang akan bekerja di bawah arahannya, bagian Managemen.

"Early, bisa masuk ke ruangan saya?" pinta Vano.

Belum sempat Early menjawab, Vano sudah melenggang masuk ke ruangannya, meninggalkan para staf yang masih ingin berkenalan dengannya.

Early segera masuk ke kantor sang Bos. Senyum melengkung segera terbit di wajahnya.

Alangkah terkejutnya Early, begitu dirinya masuk, Vano menarik tangannya dan menutup pintu kantornya dengan cepat.

Mendorong tubuh Early dan mengukungnya ke tembok. Keduanya terdiam dalam adu tatap mata. Vano meneliti setiap inchi wajah sang kekasih. Tangannya bergerak perlahan ke arah wajah sang kekasih.

Ku Memilih Dia (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang