Happy reading ...
Part ini sedikit lebih panjang (1945 kata) harap sabar dan selamat menikmati.
Duduk melingkar di ruang tamu bertujuh kali ini seperti reuni. Ruang tamu yang memang tak mempunyai perabot itu terlihat luas. Hanya karpet permadani yang menjadi tempat mereka duduk. Bu Rani juga menyiapkan beberapa cemilan dan dua mangkuk kacang kulit rebus.
"Aku penasaran dengan kisah 'Di balik layar ending part' yang tadi di bilang oleh Luke."
"Ah itu, itu adalah rencana kita berdua, Diandra. Rencana untuk mempertemukan kalian. Ya kan, Luke?" Early memukul paha Luke dengan cepat.
Luke mendesis dan disusul rintihan. Tangannya mengusap pahanya yang terasa panas. "Nggak usah pake mukul," protes Luke sambil melotot tajam pada Early. Tatapannya ia arahkan ke Diandra dengan tatapan lembut.
"Iya Diandra. Kau pikir pertemuanmu dengan Vano itu suatu kebetulan?" tambah Luke.
Early dan Vano menatap Luke dengan malas, rasa bucin Luke selalu menguar saat menatap Diandra.
"Kalian ...."
"Iya Diandra. Kita. Aku, Luke dan Lucio yang merencanakan ini semua untuk kalian." jawab Early meyakinkan.
"Oke, aku akan menceritakannya," ucap Lucio.
"Istrimu sudah mulai pulih, Van. Dan dia selalu duduk di bangku taman setiap pagi. Entah apa yang ada di pikirannnya."
Vano melipat kedua tangannya di dada dan menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. Menghela nafasnya pelan dan menatap Lucio dengan tatapan penasaran.
"Terus ... kamu minta aku kesini hanya untuk laporan itu? Aku akan pergi seminggu kemudian ke kantor cabang, entah untuk berapa lama."
"Diandra?" Kali ini Lucio menatap Vano dengan tatapan menuntut.
"Sepertinya aku akan melepasnya. Biarkan dia mencari cinta sejatinya. Mungkin itu kamu."
Lucio tersenyum seraya menunduk. Tak menyangka kesempatannya bersama Diandra sudah di depan mata.
"Oke. Kalau itu keputusanmu. Terima kasih kau sudah mengembalikan Diandra padaku tapi sayangnya ...."
"Apa?"
"Dia tidak mencintai aku lagi. Aku hanya melihat dia mencintai seorang Vano. Aku tak ingin memaksakan semuanya hanya karena aku masih mencintainya. Temui dia sekali saja sebelum kau pergi."
"Aku tak berani berjanji karena aku juga sibuk dengan urusanku yang lain."
"Early?"
Vano menggeleng pelan.
"Bukan. Kita sudah berpisah sekarang. Dan aku masih tak tau akan kemana arah cintaku dengan Diandra. Aku akan memberinya ruang."
"Jadi, kenapa kau tak menghampiriku?" protes Diandra pada Vano dengan tatapan heran.
Vano merangkul bahu Diandra dan mengecup keningnya singkat.
"Aku hanya ragu untuk menyapamu. Aku hanya ingin memberimu ruang lebih banyak dengan mengajukan surat cerai itu. Maafkan aku."
"Hei, mana surat cerainya? Biar aku yang urus," celetuk Luke sambil tangannya terulur pada Vano.
"Heh!" bentak Early di sertai tepukan keras yang mendarat ke paha Luke untuk yang kedua kalinya.
"Sakit!" bentak Luke kemudian.
"Pantes kamu jomblo terus, nggak peka sama perempuan," ketus Early.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Memilih Dia (COMPLETED)
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA YA Kisah ini tentang perjodohan yang di alami Vano Samudra dengan seorang gadis bernama Diandra. Diandra, teman masa kecil Vano dan sahabat dari Early, kekasih Vano. Cinta segitiga yang merupakan sad story dari author ini ter...