Happy reading ...
Vano berjalan dengan langkah lesu, naik menyusuri tangga dengan langkah gontai. Beberapa kali kakinya tak berpijak dengan benar hingga nyaris membuat dirinya terjatuh.
Pikirannya melayang ke satu sosok yang baru saja pergi meninggalkan dirinya.
Sesampainya di kamar, tubuhnya menghempas begitu saja ke ranjang.Suara nyaring ponselnya sama sekali tak membuatnya beranjak untuk bangun. Perutnya mulai meronta untuk di isi.
Biasanya Diandra membuatkan sarapan dan makan siang.
Suara dering ponselnya begitu mengganggu, decakan sebal mulai terdengar dari mulutnya. Bangun dengan rasa malas yang luar biasa.
Meraih ponselnya dengan cepat dan menggeser layar segera saat sebuah nama muncul di sana.
"Apa!" teriak Vano.
Suara tawa terdengar dari seberang telepon. Vano menatap layar ponselnya dan menempatkan kembali ke telinganya.
"Diandra sudah pergi. Kau tak bisa memilikinya lagi."
Rahang Vano mengeras, tangannya mengepal. Seandainya sang penelpon ada di depannya, kepalan Vano sudah pasti akan melayang ke wajah si penelpon.
"Bagaimana kau tau?"
"Karena aku yang menjemputnya. Van, sadar ... jangan serakah. Sekarang kau merdeka, bisa menikah dengan Early secepatnya setelah statusmu sah menjadi duda."
Suara tawa kembali terdengar dari sang penelpon.
"Dengar ya, Diandra tetap milikku! Dia masih istriku! Dan aku tak akan menceraikannya! Kau dengar itu?!!" teriak Vano.
"Early? Akan kau apakan dia? Kau jadikan dia selingkuhanmu?"
Vano memutuskan sambungan telepon Lucio dengan segera. Tak ingin mendengar lagi ocehan mantan Diandra. Dirinya baru sadar, sebuah amplop terjatuh ke ranjang saat dia mengambil ponsel di atas nakas.
Dengan tangan bergetar, Vano meraih amplop putih itu. Dirinya sudah bisa menebak bahwa itu pasti dari Diandra.
Membuka amplop dan mengeluarkan isinya. Membaca dengan suara yang bergetar. Lehernya seakan tercekat kuat.Vano sayang,
Maaf, aku harus pergi. Aku memilih pergi karena aku tau, cintamu tak bisa ku paksa untuk kau berikan padaku.
Aku akan belajar melangkah tanpamu.Beberapa hari ini adalah hari terindah dalam hidupku. Belajar sabar dan iklas, belajar mengerti seorang suami yang tak pernah mencintai tapi ... aku bahagia mendapat perlakuan manis dan perhatianmu yang aku rasakan tulus padaku.
Terima kasih untuk semuanya. Kejar cinta sejatimu. Doaku untuk tujuan akhirmu yang bahagia. Salam buat Early.
I love you my lovely husband.
Diandra, istrimu.
Vano meremas surat dari Diandra dengan sekuat tenaga.
"Aghhhhh!!!" teriak Vano.
....
Vano berjalan tegas, hari ini adalah hari pertamanya masuk kerja setelah beberapa hari kemarin meminta ijin pada Papanya. Berjalan melewati beberapa karyawan dengan tatapan aneh dari mereka.
Vano mencoba mengabaikan tatapan penuh penasaran yang mengabsennya sejak tadi.
Langkahnya terhenti di depan kantornya. Tak nampak Early di sana, hanya tumpukan kertas, map dan sebuah layar komputer yang masih menyala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Memilih Dia (COMPLETED)
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA YA Kisah ini tentang perjodohan yang di alami Vano Samudra dengan seorang gadis bernama Diandra. Diandra, teman masa kecil Vano dan sahabat dari Early, kekasih Vano. Cinta segitiga yang merupakan sad story dari author ini ter...