5

795 93 79
                                    

Happy reading ...


Suasana di luar kamar Diandra terdengar ramai, pasti para tamu undangan sudah datang, begitulah pikir Diandra.

"Kenapa, Diandra? Gugup?" tanya Keela, salah satu temannya yang sengaja datang untuk menemaninya.

Temannya itu menemukan gurat  kegugupan di wajah Diandra. Seulas senyum di tampakkan Diandra untuk menjawab pertanyaan Keela.

"Santai mbak. Setelah ijab kabul, perasaan lega dan bahagia yang akan mengambil alih."

Diandra hanya tersenyum mendengar ucapan sang penata rias. Jemarinya kini saling mengait erat. Merasakan ketakutan dan kegugupan yang melebur jadi satu.

Pintu terbuka perlahan, nampak kepala Sharmita melongok masuk. Tersenyum pada semua penghuni kamar Diandra.

"Pak Vano ganteng banget, maunya tak kantongin sendiri," canda Sharmita sambil terkekeh.

Semua orang yang ada di kamar Diandra tersenyum mendengar candaan Sharmita.

"Apa dia sudah datang?" tanya Diandra.

"Sudah," jawab Sharmita.

Jujur, perasaan Diandra mulai deg-degan dengan drama yang sudah akan di mulai ini.

"Udah pergi sana, nanti kabari kalau Pak Bos udah selesai ijab kabul," suruh Keela.

Sharmita hanya mengangkat jempolnya dan tersenyum tipis. Berlalu dan tak lupa menutup pintu kamar Diandra.

Tak berapa lama, suara riuh berganti hening. Prosesi ijab kabul di mulai. Diandra hanya bisa menghela nafas pelan saat terdengar kata-kata 'sah' dari Penghulu, pemimpin prosesi Ijab Kabul.

Diandra, bersiaplah dengan kehidupan barumu. Mungkin akan ada luka yang tak sembuh, mungkin akan ada goresan tercabik tanpa terlihat dan mungkin akan ada sedih yang berkepanjangan. Hanya sabar dan senyum orang tua yang akan menjadi obatnya. Semangat Diandra ... gumam Diandra dalam hati.

Sebulir bening menetes dari sudut mata Diandra. Jemarinya segera menarik selembar tisue dan mengusap lembut sudut matanya perlahan agar tak merusak make upnya.

Pintu kamar kembali terbuka.

"Waktunya seserahan."

....

Rombongan keluarga Vano sudah datang dan mulai memasuki rumah Diandra. Vano tampak gagah dengan balutan beskap putih, warna senada dengan kebaya brokat yang di kenakan Diandra.

Kedua orang tua Diandra menyambut calon menantunya dengan senyum merekah.
Vano duduk di hadapan Penghulu dan Papa Diandra.

Mendengar petuah dari Penghulu dan berlanjut ke prosesi Akad Nikah. Dengan satu kali tarikan nafas, Vano berhasil menyelesaikan inti dari drama ini.

"Saya terima nikahnya Diandra Alesya Putri binti Hasan Malik dengan mas kawin perhiasan emas 25 gram di bayar tunai."

"Sah?" tanya Pak Penghulu.

Pandangannya mengedar pada semua sanak saudara kedua mempelai dan undangan yang menghadiri prosesi ijab kabul. Wajah sumringah nampak dari semua undangan.

"Sahhhhh."

Suara jawaban menggema dari para keluarga dan undangan membuat Pak Penghulu dan Vano menghela nafas lega.

"Alhamdulillah," ucap Pak Penghulu dan Vano.

Doa di panjatkan oleh Pak Penghulu dan semua yang hadir. Suasana begitu khidmat hingga membuat jantung Vano berdetak kencang. Selesai berdoa, Vano memutar bola matanya ke arah kamar Diandra yang terbuka perlahan.

Ku Memilih Dia (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang