4

676 88 69
                                    

Happy reading ...

Vano memandangi beberapa slide foto di ponselnya, tersenyum sendiri akan tingkah konyol dirinya bersama Early. Gadis yang sangat cantik dengan segudang kepandaian dan kelebihan, menurutnya.

Masih lekat dalam ingatan Vano,  dirinya pernah mengajukan Early untuk menjadi tunangannya tapi sang Mama menolak mentah-mentah dengan alasan mereka masih terlalu muda.

Dan sekarang, saat semua sudah di rancangnya sedemikian rupa, mimpi itu hancur sebelum di mulai. Dan Diandra menjadi pilihan kedua orang tuanya.

Vano sebenarnya tak menampik pesona gadis yang juga sahabat Early itu. Gadis yang cenderung pendiam dan pemalu itu sebenarnya juga sangat cantik tapi mereka selama ini hanya sebatas teman.

"Van," panggil Bu Rani.

Suara Mamanya sukses membuat Vano seketika menoleh.

"Iya, Ma." jawab Vano.

"Boleh Mama bertanya?"

"Boleh," jawab Vano sambil mengangguk pelan.

"Kenapa kau menerima Diandra secepat ini? Aku kira kau akan menolaknya mentah-mentah dan memilih gadis yang pernah kau kenalkan padaku."

Vano tersenyum tipis.

"Seandainya pun Vano menolak perjodohan ini, apa Mama dan Papa mau menerima Early sebagai istriku?" tanya Vano seraya memiringkan kepalanya.

"Bawa dia kesini. Putuskan mana yang akan kau pilih. Mama tunggu dia nanti malam,"

"Dan Diandra?"

Langkah Bu Rani terhenti di depan pintu.

"Keputusan ada di tanganmu."

Vano terduduk lemas di ranjangnya. Bahagia seharusnya dia rasakan saat ini tapi sesuatu yang lain mulai muncul di hatinya.

Bayangan Diandra berkelebat di benaknya, gadis itu sudah jatuh dan hancur karena perjodohan ini. Dan Diandra juga sudah setuju hingga dia harus melawan hati dan cintanya untuk bisa memenuhi perjodohan ini. Apakah adil bagi Diandra jika dirinya memilih Early?

Tapi cintanya pada Early membuatnya sulit. Dia harus bersiap kehilangan gadis itu. Gadis yang telah lama bersamanya.

Vano meraih kunci motornya dan mengambil helm serta jaketnya. Bergegas turun dan menyalakan motornya.

Melajukan motornya dan pikirannya hanya satu. Menemui Diandra.

....

Vano tertegun saat menghentikan motornya di depan rumah Diandra. Tampak dua orang gadis duduk di bangku taman, keduanya nampak akrab dalam perbincangan mereka dan sesekali tawa mewarnai.

Kedua gadis cantik yang mulai mengaduk aduk perasaanku. Early, kekasih yang amat ku cintai dan Diandra, gadis yang harus aku nikahi. Keduanya sangat aku butuhkan dan keduanya mulai mencuri hatiku dalam porsi dan arti berbeda.

Sejenak Vano terdiam di tempatnya dan hanya bisa memandang kedua gadis cantik dari kejauhan. Tapi hatinya mantap untuk menemui keduanya.

Pandangan Early dan Diandra seketika tertuju pada Vano. Tawa dan canda mereka terhenti.

"Tumben kesini, Van?" tanya Diandra heran.

"Aku hanya mampir. Ada yang ingin aku bicarakan pada ... "

"Aku masuk ke dalam rumah dulu," potong Diandra cepat.

Diandra bangun dan bersiap melangkah pergi saat tangannya di sambar oleh Vano.

Ku Memilih Dia (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang