Happy reading ...
"WHAT??!"
Vano dan Diandra terkejut dengan ucapan Pak Satro, Papanya Vano. Seketika kedua mata mereka terbelalak lebar dan mulut menganga. Tak percaya dengan apa yang barusan mereka dengar.
"Se ... serius? Kita udah punya pacar, Pa." sanggah Vano dengan gelagapan.
Diandra menghela nafasnya pelan. Mencoba mencerna kata-kata Pak Sastro. Memberanikan diri untuk menatap lelaki paruh baya di depannya.
"Maaf, Om. Kami hanya teman dan kami sudah punya pacar. Saya maupun Vano sedang dalam suatu hubungan. Saya ..."
Kata-kata Diandra terpotong kala Mamanya menempelkan jari telunjuknya di bibir di sertai gelengan pelan. Seakan menyuruh putrinya untuk diam.
"Diandra, Mama sudah setuju untuk menjodohkan kalian."
"Ma," protes Diandra.
Vano meraih tangan Diandra dan menggenggamnya. Mengangguk pelan seperti ingin mengucapkan sesuatu.
"Kami setuju," tegas Vano.
"Apa yang kau katakan!" bentak Diandra dengan suara yang ditekan.
"Kami setuju tapi kami punya permintaan," jawab Vano tegas. "Permintaan apa itu? Akan kami katakan besok," tambahnya.
Pak Sastro mengangguk pelan. Senyum bahagia tercetak bukan hanya di wajahnya tapi di wajah kedua orang tua Vano dan Diandra.
"Bisa kita bicara?" bisik Diandra.
Matanya melotot tajam dengan tangan yang menggeliat di genggaman Vano. Tapi cowok itu malah mempererat genggamannya.
"Bisa, yuk ke kamarku."
Vano segera menarik tangan Diandra dengan cepat dan mengajak gadis itu masuk ke dalam kamarnya.
"Lepas!" bentak Diandra sambil mengibaskan tangannya yang sedari tadi ada di genggaman vano.
"Jangan marah, Ndra."
Diandra mencengkeram kuat rahang Vano dengan tangan kanannya.
"Apa yang kamu rencanakan? Aku gak tertarik sama rencana kamu."
Diandra menarik tangannya dari rahang Vano dengan cepat.
Vano hanya mengelus rahangnya yang baru lepas dari tangan Diandra."Rencanaku adalah ... aku akan menikah siri dengan Early dan menikah denganmu secara sah." ucap Vano dengan senyum smirknya.
"Kau sudah gila," ucap Diandra pelan dengan gelengan kepala.
"Diandra please, hanya kau satu-satunya yang bisa membuka jalan untuk kami. Kedua orang tuaku ingin aku menikah dengan pilihan mereka."
"Iya. Dan itu aku. Sial," umpat Diandra kesal.
"Kita buat perjanjian."
Mata Diandra memicing sinis ke arah Vano. "Apa? Perjanjian? Kayak tema novel dan film romantis aja. Di jodohkan dengan perjanjian konyol dan berakhir dengan jatuh cinta."
"Kita urus besok. Tapi kamu harus mau menikah dengan ku."
"Tapi Early dan Lucio?"
"Aku punya rencana."
....
Hari masih pagi tapi kegiatannya harus di mulai dengan kunjungan ke rumah Diandra, calon istrinya. Bersyukur gadis itu menerima perjodohan yang di gagas kedua orang tua mereka.
"Tumben sudah datang, Van?"
Begitulah sapaan Bu Karla pada Vano yang memang datang pagi ini.
Vano hanya tersenyum tipis dan meraih tangan wanita paruh baya itu dan mencium punggung tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Memilih Dia (COMPLETED)
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA YA Kisah ini tentang perjodohan yang di alami Vano Samudra dengan seorang gadis bernama Diandra. Diandra, teman masa kecil Vano dan sahabat dari Early, kekasih Vano. Cinta segitiga yang merupakan sad story dari author ini ter...