Happy reading ...
Flashback on ...
Melajukan mobilnya ke sebuah Rumah sakit yang di informasikan oleh Papa Diandra dengan segera.
Meminggirkan mobilnya ketika ponselnya berdering dan nama Lucio ada di layarnya."Apa?" tanya Vano dengan kesal.
"Van, temui aku di ruang ICU Rumah Sakit Prima Medika, SEKARANG. Dan ingat, kau hanya boleh menemuinya sebelum dia sadar dan saat dia tertidur. Karena dia tak ingin bertemu denganmu."
"Apa hakmu melarangku menemui dia?" geram Vano.
"Hakku adalah sebagai calon suaminya. Dan aku melarangmu untuk menyentuhnya," tegas Lucio dengan nada yang naik satu oktaf.
"Oh ... calon suami? Dia masih berstatus istriku. Aku yang lebih berhak atas diri Diandra!"
"Kalau begitu, urus surat ceraimu secepatnya!" tuntut Lucio.
"Shit! Kau hanya meracau. Aku tak akan menceraikannya!" teriak Vano yang langsung menutup sambungan telfonnya.
Flashback off ...
"Akhirnya kau muncul juga," sindir Lucio dengan senyum smirknya.
Vano menatap Lucio dengan malas. Tak ingin mencari keributan di tengah situasi seperti ini dan di tempat yang membutuhkan ketenangan ini. Mengedarkan pandangannya di depan ruang ICU tapi netranya tak menangkap keluarga Diandra di sini.
"Ikut aku?" pinta Lucio yang berjalan mendahului.
Tangan Vano mencekal lengan Lucio saat cowok itu melintas di sampingnya. Melirik tajam ke arah Lucio. Terdengar dengusan kasar Lucio yang membuat Vano melepaskan cekalan tangannya.
"Kemana?" Vano mengalihkan pandangannya pada tempat lain. Bersusah payah untuk mengatur emosinya yang mulai menggebu.
"Kau ingin taukan? Ikutlah."
Vano menghembuskan nafas kasar saat Lucio malah membawanya ke taman yang ada di area Rumah Sakit.
Lucio duduk di atas rumput dan melirik Vano yang berdiri mematung di depannya."Kamu ingin tau kisah Diandra selama di pelarian, kan?"
"Ck ... ck ...aku ingin bertemu Diandra. Bukan menemuimu dan mendengarmu mengoceh," geram Vano.
"Setidaknya tunggulah dia keluar dari ruang operasi. Dan keluarga Diandra berkumpul di sana dan aku pastikan, kehadiranmu malah membuat mereka emosi."
Vano menempatkan bokongnya di atas rumput. Pasrah dan memilih menuruti ucapan Lucio.
"Aku siap mendengar."
"Dia bersama kami, keluargaku. Kami semua tidak mengetahui kalau Diandra hamil, yang kami tau ... setiap malam dia selalu menangis hingga suatu hari, tepatnya seminggu yang lalu ... dia tersenyum bahagia."
"Apa dia tau kalau dia hamil?" Alis Vano bertaut, penasaran.
"Mungkin, karena wajahnya berseri dan kami tak pernah mendengarnya menangis lagi."
"Lalu, bagaimana dia bisa keguguran?"
"Kejadiannya begitu cepat, dia jatuh dari tangga tadi pagi. Dan aku ... bukanlah calon suaminya."
"Kau!" geram Vano.
Matanya mendelik tajam pada Lucio. Geregetan bercampur kesal menjadi satu, tapi di relung hatinya yang paling dalam ada sisi bahagia yang tak ingin ia tunjukkan.
Lucio terkekeh melihat Vano yang terlihat gemas padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Memilih Dia (COMPLETED)
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA YA Kisah ini tentang perjodohan yang di alami Vano Samudra dengan seorang gadis bernama Diandra. Diandra, teman masa kecil Vano dan sahabat dari Early, kekasih Vano. Cinta segitiga yang merupakan sad story dari author ini ter...