6; Cafe

1.4K 325 85
                                    

Masih bingung akan apa yang dimaksud Renjun, Luna sampai tidak bisa melakukan apa apa sore ini. Luna hanya berbaring di kamarnya menatap langit langit yang banyak ditempel bintang bintang disana. Lucu bukan, seorang perempuan tomboy kamarnya dihiasi bintang bintang yang akan menyala pada malam hari.

Karena bingung, Luna memutuskan untuk pergi keluar sebentar.

"Mba, nanti kalo mama pulang bilangin mama Luna ke starbak bentar" kata Luna pada mba yang suka bersih bersih dirumahnya. Mamanya mungkin sedang di arisan ibu ibu komplek saat ini.

Luna mengambil kunci mobilnya, yang memang jarang digunakan olehnya karena kesekolah tidak diperbolehkan membawa mobil oleh Mamanya.

Setelah sampai di starbak dan memesan, Luna menunggu disalah satu bangku di ujung sambil memainkan ponselnya. Tidak tau menahu bahwa pintu cafe tersebut baru saja terbuka dan dua orang memasuki cafe tersebut.

Sambil menunggu namanya dipanggil, Luna masih terus menscroll search bar Instagramnya setelah mengetikkan nama Huang renjun. Namun profil orang yang di carinya tak kunjung muncul.

"Kak Jaemin, Ice Americano" ujar salah satu barista setelah meletakkan minuman pahit itu di meja samping kasir.

Luna yang merasa kenal dengan nama yang dipanggil, langsung menengok ke arahnya.

Jaemin ngapain? kok minumannya dua?, batin Luna setelah melihat Jaemin mengambil 2 minuman ditangannya.

Matanya kini mengikuti kemana arah Jaemin duduk. Melihat Jaemin memberikan minum kepada seorang yang kini membelakanginya. Luna semakin bingung.

"Jaemin sama siapa tuh? Samperin kali ya?" ujarnya pada dirinya sendiri.

"Kak Nana, ice Green tea cream" ujar barista memanggil Luna.

Saat yang bersamaan setelah Luna mengambil minumnya, Jaemin yang merasa terpanggil pun menatap siapa yang mengambil minuman dengan nama Nana itu. Kaget karena itu Luna, Jaemin langsung membuang pandangannya karena bingung harus apa. Lalu mengisyaratkan dengan mulut komat kamit kepada orang didepannya. Orang yang didepannya kini langsung menarik rapat topinya dan menunduk bermain ponsel.

Luna dengan senyum cerah berjalan menghampiri Jaemin.

"Ngapain lo Jaem?" sapa Luna.

"Ngopi lah galiat lo ini apa?" ucap Jaemin.

"Sama siap--" belum menyelesaikan pertanyaan Luna sudah dipotong lebih dulu oleh Jaemin.

"Ngapain lo pake nama Nana, Nana kan gua" ucap Jaemin.

"Lah lo aja tadi pake nama Jaemin bukan Nana" ujar Luna

"Ya pokonya Nana itu gua" ujar Jaemin lagi.

"Pinjem doang ih. Pelit banget. Soalnya gua pernah bilang atas nama Luna malah ditulis Juna. emang gua cowo apa ya?" kesal Luna.

Tidak sadar orang di hadapan Jaemin hampir tersedak karena kaget.

"Iya kan lo emang cowo. udah sana balik lo nanti di omelin Jeno lagi udah nyaris malem gini" ujar Jaemin.

"Yaelah penting banget si Jeno ngomelin gua. emang dia siape gua? gua mau dong gabung sama lo, gua suntuk banget dirumah" ujar Luna sudah menarik kursi dan hendak bergabung.

"Heh siapa yang bolehin?" ujar Jaemin yang sebenarnya melarang namun tahu Luna akan tetap bergabung jadi Jaemin hanya menarik kursi yang tadinya Luna letakkan untuk duduk di antara mereka namun dipindah menjadi mepet dengan Jaemin.

"Jadi siapa Jaem? Temen lo?" tanya Luna setelah duduk.

"Iyalah masa mak gua yang bener aja" ujar Jaemin lagi. Tahu bahwa kondisi orang di sebrangnya kini tidak nyaman, Jaemin sudah chat Jeno sebelumnya untuk menjemput perempuan kepoan disampingnya ini sebelumnya terlalu banyak pertanyaan yang dilontarkan.

"Ya kenalin gua kek, masa gua ngobrol sama lo doang. lo kan ga asik." ujar Luna.

"Eh tapi kayak pernah lihat deh, siapa ya?" ujar Luna

"Heh maksud lo temen gua pasaran gitu?" tanya Jaemin mengalihkan.

"Ya gak gitu juga. tapi gua kayak pernah ketemu. dimana ya?" tanya Luna

"Eh lo temen nya Jaemin, kita pernah ketemu gak sih?" tanya Luna yang kini sudah memajukan sedikit badannya untuk melihat wajah orang di sebrangnya yang terhalang topi, untung saja mereka dibatasi meja.

Pintu cafe sudah terbuka lagi menampilkan Jeno memasuki cafe dengan hoodienya dan menghampiri Luna.

"Disuruh balik sama nyokap lo Lun, katanya cuma sebentar" ujar Jeno.

"Loh kok lo disini Jen? Luna kan masih mau ngobrol ih" kesal Luna yang sudah bangkit dari bangkunya karena mamanya sudah membanjiri chat di ponselnya sejak Jeno tiba tadi.

"Udah sana Jeno pulang sendiri, Luna kan bawa mobil" ujar nya kesal pada Jeno.

"Gua deluan ya Jaem, duluan ya temennya Jaemin" ucap Luna yang dianggukkan oleh temannya Jaemin.

Luna sempat berhenti sebentar mengerutkan alis karena merasa deja vu. Lalu kemudian tidak peduli dan langsung pergi begitu saja.

"Temen lo Jaem?" tanya Jeno sebelum pergi dan hanya di balas seadanya oleh Jaemin lalu menyuruh Jeno juga untuk pergi.

Setelah Luna dan Jeno pergi, Jaemin membuka suara.

"Sorry Jun, mereka emang gitu, pada bacot" ujar Jaemin.

"Lo gak apa apa kan?" ujar Jaemin lagi menanyakan keadaan temannya.

"Gapapa kok cuma keringet dingin, trus jantung gua lo tau lah" ujar Renjun sambil memegangi dadanya.





.

.

.









kepo gak sih Renjun sakit apa? hehe

Jeno pas masuk starbak
tampan banget ak gakuat

Jeno pas masuk starbak tampan banget ak gakuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cr pic from pinterest

your vote and comment would be meaningful for me
↓↓↓

Phobia ; Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang