11; Toko bunga

1.4K 316 32
                                    

Setelah semua cerita Jaemin kemarin, Luna sudah mulai paham sedikit tentang Renjun walau belum semua.

Sekarang Luna sedang pulang dari kampus Mark setelah mengantar tugas Mark yang tertinggal tadi. Jalanan saat ini sedang macet dan kebetulan Luna membawa mobil sehingga tidak bisa dengan cepat sampai ke rumah.

Sambil menunggu kemacetan Luna melihat ke toko toko yang berada di pinggir jalan tersebut. Matanya sedikit menyipit setelah menangkap Renjun berada di dalam toko bunga.

"Hah ngapain Renjun di toko bunga?" ujar Luna bertanya tanya sendiri.

Tanpa pikir dua kali, Luna memasang lampu sen tanda dia akan menepi ke pinggir jalan. Luna tidak mungkin turun begitu saja, dia harus memantau dulu apa yang Renjun lakukan.

Karena tokonya penuh dengan jendela sehingga Luna bisa leluasa melihat Renjun sedang apa di dalam.

Kini Renjun berada di depan kasir dan terlihat sedikit membungkuk. Tangannya memegang dadanya seperti kesakitan.

Muka sang penjaga kasir terlihat kaget.

"Mas nya gapapa? Pucet banget mukanya mas" tanya nya.

Luna yang berada di luar bingung ada apa yang terjadi.

Begitu melihat Renjun nyaris berjongkok di depan kasir, Luna langsung turun dari mobilnya. Mengetahui bahwa ada yang tidak beres di dalam, Luna memasuki toko bunga itu dengan sedikit berlari.

"Selamat dat--" ucapan pegawai disana terpotong.

"Jun lo gak apa apa?" tanya Luna khawatir. Lalu kemudian Luna bingung bagaimana cara menolongnya mengingat Renjun tidak bisa berinteraksi secara dekat dengan perempuan.

Luna hanya berdiri 1 meter berjarak dari Renjun yang masih berjongkok dibawah memegangi dadanya. Nafasnya tidak beraturan.

"Duh, Jun gua harus apa nih? Duh bingunggg" ujar Luna panik.

"Eh mba mba saya bayar dulu deh berapa?" tanya Luna

"Sabar ya Jun tahan" ujar Luna

Setelah membayar di kasir, Luna memegangi bunga yang di beli Renjun.

"Em mba boleh minta tolong gak, itu aduh gimana ya, ada pegawai cowo gak mba disini, boleh bantuin temen saya berdiri gak" tanya Luna masih panik.

Pegawai kasir mengangguk dan memanggil tukang gunting rumput di halaman belakang tokonya.

"Pak, maaf ya pak boleh tolong bantuin temen saya berdiri gak? Itu tolong bantuin sampe mobil saya aja kok didepan pak" ujar Luna.

"Oh iya neng" bapak tersebut membantu Renjun berdiri dan berjalan kearah luar toko bunga dengan tergopoh gopoh.

Luna dengan segera membuka mobilnya. Luna membuka pintu bagian tengah, dan hanya bisa melihat bapak tersebut membantu Renjun masuk ke mobil.

Setelahnya, Luna mengitari mobil membuka pintu supir dan menyalakan ac untuk Renjun di kursi belakang. Luna juga meletakkan bunga yang dibeli Renjun di kursi samping kemudi. Sebenarnya Luna bingung harus berbuat apa jadi hanya ini yang bisa dia lakukan.

"Jun lo disitu dulu sampe tenang, gua tunggu di luar ya, bentar gua cariin minum" ujar Luna menutup pintu kemudian kembali ke bapak yang tadi.

"Pak makasih ya, temen saya kayaknya lagi gak enak badan" ujar Luna sopan dan tersenyum.

"Iya gak apa apa neng, mari saya permisi dulu" ucap bapaknya.

Kini Luna berlari mencari toko untuk beli air minum.

Phobia ; Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang