12; Sakit?

1.6K 301 69
                                    

Hari ini seperti biasa Luna menunggu Renjun di halte. Tentunya hanya ingin menemani Renjun sampai bis datang seperti biasa. Namun sudah 30 menit setelah pulang sekolah, Renjun belom juga muncul di halte.

Luna lagi lagi melihat jam di ponselnya. Sekarang sudah 45 menit dan Renjun belom muncul. Kini Luna mulai bertanya tanya apakah Renjun masih ada urusan di sekolah sehingga dia belom pulang atau Renjun memilih pulang selain naik bis dan menghindari Luna di halte.

Luna memutuskan menelpon Jaemin karena Luna yakin Jaemin setidaknya tahu Renjun dimana.

"Jaem" panggil Luna ditelpon.

"Ada apaan?" ujar Jaemin.

"Lo dimana? Kelas lo udah bubaran kan dari tadi? Gak ada kelas tambahan atau apaan gitu kan?" tanya Luna beruntun.

"Hah? Napa sih Lun nanya satu satu dong" ujar Jaemin.

"Et ribet" ujar Luna menghela napas.

"Lo dimana?" tanya Luna.

"Rumah lah" ujar Jaemin.

"Rumah? Kelas lo gak ada kelas tambahan atau apa gitu?" tanya Luna.

"Ya gak ada lah kita kan masih kelas 11 mbak, kelas tambahan mah nanti kelas 12, ngigo lo yak" ujar Jaemin

"Ya iyasih bener" ujar Luna menyerah.

"Kenapa sih emangnya?" tanya Jaemin.

"Gua di halte udah 45 menit anjir nunggu--" ucapan Luna dipotong Jaemin.

"Oh Renjun?" tanya Jaemin.

"Gak masuk dia" ucap Jaemin lagi

"Serius lo?" tanya Luna.

"Iye" ujar Jaemin.

"Gak masuk kenapa? Sakit?" tanya Luna.

"Gak tau gua juga, gak ada kabar" ujar Jaemin.

"Ah gak becus lo banget jadi temen" kesal Luna.

"Lah ngapa jadi gua yang kena?" tanya Jaemin.

"Kirimin gua alamat Renjun buruan gak mau tau" ujar Luna memaksa.

"Woi woi woi gila lo" ujar Jaemin.

"Jangan ngadi ngadi deh!" ujar Jaemin lagi.

"Kirimin alamat Renjun gc!" ujar Luna masih memaksa.

"Mau ngapain sih lo" tanya Jaemin.

"Ya kesono lah" ujar Luna.

"HEH! LO MAU TEMEN W PINGSAN GITOHH?!" kesal Jaemin.

"Lo tuh ya kan waktu itu udah gua jelasin panjang lebar paham gak sih?!" ujar Jaemin lagi.

"Gak akan pingsan elah, tenang aja deh lo" ujar Luna.

"Gua juga jaga jarak kok gak bakal napa napa si Renjun" janji Luna.

"Buruan kirimin alamatnya" paksa Luna lagi.

"Kalo sampe temen gua kenapa napa gua tuntut lo!" ujar Jaemin akhirnya.

"Iye bawel. Lo kok jadi lebih sohib ke renjun daripada gua sih. Gc kirim alamat gua tunggu 2 detik" ujar Luna memutus telepon.

Kini alamat Renjun sudah ada pada Luna. Hanya saja dia sedikit bingung karena Jaemin mengirim alamatnya pada sebuah apartmen. Karena Jaemin hanya menceritakan penyakit Renjun tapi tentang keluarganya Luna masih belum tahu.

Dengan masa bodo, Luna segera memesan ojol untuk sampai ke alamat Renjun.

Setelah memastikan dengan benar, Luna sekarang suda berdiri di depan pintu apartmen Renjun. Ia sedikit ragu apakah harus menekan bel atau tidak.

Phobia ; Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang