19; Paket

1.1K 238 55
                                    

Setelah sarapan kemarin, Luna mengusir Jeno dan Renjun dari rumahnya. Luna tidak mau terjadi baku hantam antara keduanya didapur cantik mamanya itu.

Senin pagi, sekolah tampak begitu berisik. Apalagi baru saat Luna menginjakkan kakinya di lorong, segerombolan orang mengelilingi mading sekolahnya. Luna yang masih ngantuk untuk ikutan lihat ada apa di manding memilih untuk berjalan gontai ke kelasnya untuk melanjutkan tidur hingga bel masuk nanti.

Seperti yang sudah sudah, Renjun beberapa hari belakangan memang bergabung bersama Luna di meja kantin, tentunya dengan Jaemin Jeno Haechan.

"Gais" sapa Kak Doyoung yang menghampiri meja mereka.

"Lo pada dateng kan ke Prom anak kelas 12?" tanya Kak Doyoung.

"Anak kelas 11 boleh join emang kak?"tanya Jaemin.

"Emang ada prom prom an? kok gua gatau" tanya Luna ke Jaemin.

"Makanya mading tuh diliat! Jangan molor mulu di kelas kerjaaan lo" ejek Haechan karena tadi pagi setelah lewat kelas Luna, dia melihat Luna tidur dikelasnya.

"Sialan lo ya" kesal Luna.

"Anak kelas 11 boleh join kak?" tanya Renjun kali ini. Haechan dan Jeno langsung memandang Renjun kaget. Tidak tahu bahwa Renjun akan tertarik dengan acara seperti itu.

"Kata bang Lucas sih, anak Basket boleh join kak, gatau kalo yang lain" ujar Jeno pada Doyoung yang segaja agar menekankan pada Renjun bahwa yang bukan siapa siapa harusnya tidak ikut.

Doyoung hanya tertawa kecil, "Emang ga semua boleh ikut sih," ujar Doyoung.

Raut muka Renjun langsung melemas. Itu artinya bisa saja Jeno ikut dan mengajak Luna, karena Jeno anak basket. Dan Renjun tidak punya kesempatan apa apa.

"Tapi lo lo pada boleh deh, gua yang ijinin. Lo pada kan udah pada kayak adek gua" ujar Doyoung.

"ASEKKKK! GUA BISA CARI KAKEL CECAN DONG YUHUU" girang Haechan.

"Chan diem napa! lo ga liat apa diliatin kakel tuh" ujar Jaemin pada Haechan yang sekarang sedang ditatap banyak kaka kelas nya.

"Yah kak, kalo gua gak ikut ga apa apa kan ya?" tanya Luna.

"Kenapa Lun?" tanya Jeno dan Renjun bersamaan.

Doyoung menaikkan alisnya bingung. "Luna nanya ke gua kenapa lo berdua yang jawab? Kompak banget lagi" ujar Doyoung.

"Kenapa gak ikut Lun?" tanya Doyoung.

"Males aja kan ribet kalo prom gitu harus pake dress dan segala macemnya lah, bukan gua banget" ujar Luna.

"Aneh lo, lo cewe bukan sih? Cewe tuh harusnya seneng pake dress kan keliatannya cantik kalem gitu. Lo mah apaan?! Dasar emang lo cewe jadi jadian" ejek Haechan.

"Diem deh lo bacot banget" kesal Luna.

Doyoung hanya bisa tertawa melihat tingkah adik kelasnya itu. "Senyaman lo aja Lun, gada dresscode kok buat kalian, cuma buat kelas 12 doang dresscodenya" ujar Doyoung memberi kelonggaran.

"Lu mah pake celana baju basket aje dah ribet" cicit Haechan.

"Bener bener ya tuh mulut lo" kesal Luna.

"Yauda pokoknya gua harap lo pada dateng ramein acaranya ya, 2 minggu lagi inget. Gua cabut dulu" ujar Doyoung pamit.

Sepeninggalan Doyoung, Renjun dan Jeno sudah saling tatap, menunjukkan rasa tidak suka satu sama lain.

Phobia ; Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang