FAMILY IN LAW (PART 1)

462 45 4
                                    

Michael POV
Hari sabtu
Sesuai kesepakatanku dengan Rani, hari ini kami akan mengunjungi Papanya.

Apakah aku deg-degan?
Jangan ditanya, rasanya aku sudah mau seperti orang yang disuruh naik rollercoaster.

‘Kamu gugup?’ tanya Rani
‘Tentu saja. Bagaimana aku bisa santai saat bertemu Papamu?’ tanyaku
‘Santai saja, Papa tak akan membunuhmu’ ucapnya
‘Hahaha’ tertawaku sarkas
‘Didepan berhenti sebentar, ada tukang martabak itu. Kita beli untuk Papa’ kata Rani

Kami berhenti untuk membeli martabak.
Lalu melanjutkan perjalanan lagi, tiba-tiba Rani ingin berhenti lagi.
‘Kali ini apa?’ tanyaku
‘Ih kog marah, aku mau beli bahan makanan, nanti buat dimasak. Kalau marah-marah ga usah makan’ ucap Rani
‘Maaf, aku gugup dan kamu minta berhenti terus jadi ga sampai-sampai’ jelasku
Ranipun tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

Akhirnya sampai dirumah Rani, rumah sederhana dan memiliki halaman luas. Sebelumnya kami melewati perkebunan buah yang sangat luas.
‘Ayo turun’ ajak Rani
Akupun turun dan membawa belanjaan Rani.

‘Bibikkkkk!’ teriak Rani memeluk seorang wanita paruh baya
‘Loh, neng Rani pulang?’ tanya wanita itu
Rani mengangguk dan bertanya ‘Papa mana?’
‘Tuan sedang dikebun’ jawab wanita itu.

‘Selamat siang’ ucapku pada wanita paruh baya itu.
‘Siang, aden ini siapa ya?’ tanya bibik.
‘Bik, ini Michael, pacar Rani’ Rani mengenalkanku malu-malu.
‘Oh, ganteng neng’ aku mendengar bisikan bibik pada Rani.
‘Saya bibik Eli, asisten rumah tangga ini dari neng Rani kecil’ beliau memperkenalkan diri.
‘Masuk dulu neng sama aden, sebentar lagi tuan pulang’ jelas bibik Eli.

‘Papamu kemana?’ tanyaku
‘Dikebun’ jawabku
‘Kebun?’
‘Iya, kebun buah yang kamu lewati tadi, milik Papa’ penjelasan Rani membuat mataku membulat.
‘Kamu sekaya itu? Katanya Papamu bekerja dipemerintahan’ tanyaku.

Plaaak
Rani memukul lenganku,
‘Kebun itu dulu diurus almarhumah Mama, tapi setelahnya Papa yang rawat pas weekend’ jawab Rani

Sambil menunggu Papanya Rani pulang, Rani memasak pepes ikan mas kesukaan Papanya di dapur.
Sementara aku menunggunya di ruang tamu.

Click
Pintu utama terbuka, seorang lelaki bertubuh tinggi besar dan berkumis masuk.
Papanya Rani.

Aku menelan air liurku. Gugup. Sangat.

Lalu pandangan mata kami bertemu, ‘Siapa kau? Ngapain disini?’ teriak beliau
‘Siaang om, saya….’ belum sempat aku selesai menjawab Rani berlari dari dapur.

‘Papaaaaaaaaaaa’ ucap Rani memeluk Papanya.
‘Loh udah datang’ tanya Papa Rani melepas pelukannya.
‘Udah, kenapa teriak-teriak sih?’ tanya Rani.
‘Dia siapa?’ tanya Papa Rani menunjuk kearahku.
‘Pacarnya adek, Namanya Michael’ jelas Rani.

‘Selamat siang om’ sapaku.
‘Hmm’ itu saja jawaban dari beliau.
‘Kita lanjutkan diruang makan yuk, adek udah masak’ ajak Rani.
‘Masak? Sejak kapan adek bisa masak?’ tanya Papa Rani.
‘Udah lama, dan adek masak pepes ikan mas untuk Papa’ kata Rani sambil menyeret Papanya.

Diruang Makan
‘Papa ganti baju dan cuci tangan dulu’ kata Papa Rani lalu bergegas ke kamar beliau.

Setelah beberapa saat, Papa Rani kembali ke ruang makan.
‘Ini untuk Papa, ini untuk Michael’ kata Rani membagi pepes.
‘Enak’ puji Papa Rani.
‘Aku senang Papa suka’ jawab Rani.

‘Michael’ panggil Papa Rani.
Aku buru-buru menelan makananku sebelum menjawab.
‘Iya om’
‘Kenal Rani dari kapan?’ tanya beliau.
‘Dari sejak Rani semester tiga om’
‘Pacaran udah lama?’
‘Baru tiga bulan om’

‘Kalau kau tak serius, putuskan saja Rani, aku tak ingin dia terluka’ ucap Papa Rani.
‘Papa, apaan sih, Michael udah kenal adek lama, dia juga temannya Petra, hubungan adek sama Michael juga serius. Michael ingin menikahi adek, makanya adek bawa Michael ketemu Papa’ jelas Rani.

Setelah diam beberapa saat, Papa Rani berbicara lagi, ‘Apa pekerjaanmu?’
‘Saya teknisi PT. Batubara om’ jawabku.
‘Batubara? Kalimantan? Aku tak akan membiarkan Rani ikut denganmu ke Kalimantan’
‘Iya om, Batubara Kalimantan. Saya tidak meminta Rani ikut saya, karena Rani punya pekerjaan tetap disini dan itu juga mimpi Rani’

‘Bagus kalau kamu tahu, nanti setelah menikah LDR?’
‘Iya om, tapi saya pastikan saya setia dan bisa membuat Rani bahagia’ jawabku.

‘Paaaaa’ panggil Rani pelan.
Papa Rani menghela napas.
Ini akan sulit.

‘Lulusan apa?’ tanya Papa Rani lagi.
‘Saya lulusan Teknik Mesin om’
‘Bisa segala mesin?’ tanya beliau
‘Bisa’
‘Oke, habis ini perbaiki traktor kami’ perintah Papa Rani tiba-tiba.

Aku dan Rani saling pandang tak tahu apa yang harus dikatakan.

Setelah memperbaiki 2 traktor, aku istirahat di Gazebo.
Aku terkejut dengan sensasi dingin di pipiku.
Ternyata Rani membawakan es teh untukku.

‘Capek?’ tanya Rani
‘Lumayan’ jawabku
‘Maafin Papa ya’ kata Rani
‘Tenang, aku sedang berjuang disini. Apapun akan kulakukan untuk bisa menikahimu’ ucapku
Kulihat senyum Rani mengembang.

Malam Harinya
Saat makan malam tiba-tiba Papa Rani menanyakan sesuatu.
‘Keluargamu sudah tahu Rani?’ tanya beliau.
‘Belum om, rencananya besuk’ jawabku.

‘Aku akan mengijinkanmu menikahi Putriku kalau keluargamu merestui hubungan kalian berdua juga’

Mataku terbelalak.
Ini artinya iya? Iyakan? Nikahin Rani?
Rani langsung memeluk Papanya.
I love you Pa’ ucap Rani
‘Terima kasih banyak om’ ucapku tersenyum
‘Hmmm’ hanya itu jawaban beliau

-Selamat Membaca-
Part 2 nanti keluarganya Michael ya  ✌
Maaf baru sempet ngedit draft hahhaha
Enjoy💜

SWITCH [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang