Happy reading..
Sorry for typo_________________
"Halo, Pak Minho? Ada apa ya?"
"Kembali ke apartemenku sekarang juga"
Tutt..
"Apa?!"
***
"Kalau sampai nggak ada hal penting, kubunuh kau Lee Minho sialan"
Sepanjang jalan hanya omelan kecil Jisung yang terdengar. Iya, kecil. Karena disamping Jisung kini tengah terlelap malaikat kecilnya, Jimin. Mana tega Jisung membuat anaknya terbangun hanya karena omelan tidak jelasnya. Dan dengan terpaksa pula, Jisung kembali ketempat yang katanya tidak akan dia datangi lagi. Lihat? Belum ada dua jam Jisung mengatakannya, namun kini sudah dia khianati sendiri. Malu memang. Dan semuanya karena Lee Minho si atasan sekaligus mantan suami. Setidaknya nama dan rupanya sama dengan suaminya dulu. Belum bisa dikatakan mantan memang, karena belum ada kata resmi cerai di antara mereka berdua. Jisung pun tak mau ambil pusing. Toh, Minho sendiri sekarang seakan-akan tidak pernah kenal dengannya.
Mobil yang dikendarai Jisung terparkir sempurna di basement apartemen Minho. Dia harus kembali memasuki lift, menyusuri koridor, dan masuk ke dalam tempat tinggal orang yang sangat ingin dia hindari saat ini. Sebelum itu, ketokan Jisung berikan pada pintu dihadapannya.
Pintu terbuka, menampakkan sosok tinggi dengan atasan toples disana.
Sial! Minho sangat sangat terlihat sexy seperti itu!
"Masuklah"
Dengan terpaksa Jisung masuk kedalam dengan Jimin di gendongannya. Jisung tidak tahu reaksi seperti apa yang akan Minho berikan, jika mengetahui Jisung sudah punya anak. Lagipula, kalau saja Minho bertanya. Kalau tidak, Jisung pun tidak mau repot-repot menjelaskan.
Setelah sampai diruang tamu, Jisung dipersilahkan duduk.
"Ehm, ada apa ya pak? Saya kok di suruh balik ke sini?"
"Mau minum apa?"
"Gak usah pak"
"Saya tanya, mau minum apa Han Jisung?"
Ini orang maunya apa sih?
"Saya bilang, gak usah pak Lee Minho"
Jawab Jisung disertai senyum tipis.
"Air putih aja ya"
Dengan begitu, Minho berlalu dari hadapan Jisung menuju dapur. Kembali dengan segelas air putih ditangannya, yang kini berpindah diatas meja.
"Nih, minum"
Jisung yang tidak ingin membuat suasana jadi lebih rumit, akhirnya memilih dengan menghabiskan segelas air putih pemberian pria di hadapannya ini. Jisung hanya lelah. Sangat lelah. Kenapa juga, dia harus repot-repot menuruti permintaan sang atasan untuk kembali ke tempat ini. Jam segini, seharusnya Jisung sudah tidur, dengan Jimin dalam dekapannya. Bukannya harus meladeni sikap tidak tertebak pria ini.
"Jadi, ada apa ya pak?"
Kali ini Jisung bertanya dengan nada datar. Tidak ada keramahan di dalam ucapannya.
"Dompet saya"
"Hah?"
"Dompet saya kamu taruh di mana?"
Ah iya, dompet!
Dompet Minho kan tadi..
Jisung merasa seperti orang bodoh saat ini. Atau, yang harusnya dikatakan orang bodoh adalah pria bermarga Lee ini.Dia bisa bertanya lewat telfon tadi, saat menelfon Jisung. Kenapa harus menyuruh Jisung jauh-jauh ke sini?!!
"Maaf ya bapak Lee Minho yang terhormat. Jadi, bapak suruh saya jauh-jauh dari rumah ke sini cuma buat tanya soal dompet bapak? Yang sebenarnya bapak bisa tanya lewat telfon, atau setidaknya cari dulu di mobil bapak?!"
Jisung marah. Dia harus bolak-balik sejauh ini hanya demi pertanyaan bodoh barusan? Yang benar saja.
"Bapak gak tau sekarang jam berapa? Saya lelah pak. Saya bawa bapak dari basement sampe masuk ke dalam kamar. Saya bersihin apartemen bapak yang kacau balau bagaikan kapal pecah ini. Saya harus balik sendirian ke rumah pake taksi. Saya bahkan ninggalin anak saya terlalu lama sendirian di rumah, demi antar bapak pulang. Dan sekarang, saya balik lagi ke sini, cuma buat dengar pertanyaan setidak berguna itu?!"
Hahh...
Jisung membuang nafas sesaat.
"Tolong ya pak Lee Minho. Saya rasa, otak bapak yang cerdas itu, masih bisa berfungsi dengan baik walaupun sedang dalam mode mabuk. Jadi saya harap, kejadian seperti ini tidak akan terulang kembali. Dan soal dompet bapak, itu saya taruh di mobil bapak. Saya masih punya cukup uang, untuk tidak mengambil milik orang lain. Saya permisi!"
Baru saja Jisung hendak beranjak, namun tangan pria yang menjadi alasannya ada di sini, sudah terlebih dahulu menahannya.
"Aku rindu.."
Apa?
"Kamu kemana aja?"
Tidak mungkin..
"Han Jisung, kamu kemana aja?"
Kak Minho..
"Apa dia anakku?"
Deg!
***
T.B.C
Hai hai hai
Selamat bermalam Minggu kamu :')
![](https://img.wattpad.com/cover/174048320-288-k386022.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The CEO is My Husband | Minsung
Fanfiction이 민호 & 한 지성 🤍🔞 Kebahagiaan? Hidup punya lebih dari sekedar kebahagiaan - Han Jisung ©® lliquiws 2018