5.(2) rumit

2.4K 254 14
                                    

Seperti yang boruto janji kan, dia datang saat istirahat kedua. Sarada sudah bangun dari tadi dan sudah menghabiskan teh yang sudah dingin. Sarada duduk di pinggir tempat tidur uks, boruto berdiri di depan gadis itu

"kau tau sarada? Sasuke occhan di kelas menatap ku seperti ingin menerkam ku hidup-hidup, huh sungguh mengerikan seperti dirimu ttebasa" ucap boruto curhat

Sarada tertawa kecil, "bagaimana dengan mama ku?" tanya sarada

"dia terlihat biasa saja, entah kenapa. Saat aku memperhatikan sakura oba-san, dia terlihat datar, tidak menunjukan ekspresi cemburu seperti orang jatuh cinta pada umumnya" jawab boruto sambil mengingat-ingat wajah sakura

"benarkah? Padahal aku khawatir mama akan cemburu, aku harus berbicara kepada nya nanti" ujar sarada

"hei! Apa maksud mu berbicara kepadanya?! Untuk sekarang ini jangan dulu, berpura-puralah tidak tau" ujar boruto memperingatkan sarada

"tapi aku merasa tidak enak" gumam sarada

"hei bagaimana dengan ku?! Aku menahan rasa takut saat berhadapan dengan sasuke occhan!" bela boruto tak mau kalah

Sarada tersenyum kecil, "ayo kita jalan-jalan" ajak sarada

"kemana?" tanya boruto

Sarada menghela nafas pendek lalu turun dari tempat tidur uks, kini tinggi sarada tidak lagi sejajar dengan boruto, saat berdiri tegap sarada setinggi hidung boruto.

"tentu saja keliling sekolah, siapa tau kita dapat informasi" ujar sarada lalu berjalan duluan untuk keluar dari uks

"yah baiklah" jawab boruto lalu berjalan menyusul sarada

Boruto dan sarada berjalan berdampingan melewati siswa-siswi yang tengah berbisik-bisik membicarakan sarada. Boruto melirik gadis itu, sarada terlihat datar seolah-olah tidak mendengar tapi boruto tau bahwa sarada mendengar ocehan mereka. Gadis itu hanya berpura-pura tidak mendengar.

"sarada..." panggil boruto pelan

"ah iya bolt, aku mau nanya" ujar sarada yang mengingat sesuatu

"apa?"

"apakah hinata oba-san punya saudari kembar?"

Boruto mengernyit, ibu nya? punya saudari kembar? Hanabi sudah cukup bagi boruto.

"tidak tuh, memangnya kenapa?" tanya boruto balik

"ingat perempuan yang aku hadapi di kantin tadi? Wajah nya hampir sama seperti hinata oba-san" ujar sarada

"benarkah? Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas sih tadi" decak boruto lalu mengangkat kedua tangannya dan menyatukannya dibelakang kepala

"aku sepertinya pernah mendengar nama nya tapi aku lupa... bolt! Kau pernah dengar nama shion?" tanya sarada menatap boruto dengan tatapan penasaran

"shion? Hm... sepertinya pernah dengar..." gumam boruto yang berusaha mengingat-ingat sesuatu

"aku juga sama, tapi aku lupa" desah sarada

"ah sudah lah dia tidak penting, sekarang yang kita tau kedekatan orangtua kita masing-masing tidaklah bagus. Baru saja kita datang ke masa ini, mereka malah sedang dalam konflik percintaan yang rumit" ujar boruto diakhiri helaan nafasnya pelan

"hn, kau benar. Dan parahnya lagi papa seperti sedang mencari pelampiasan, jika aku tidak bergerak bisa saja hinata oba-san yang akan menjadi pelampiasan nya" tambah sarada

"kita harus mulai darimana dulu sarada?" tanya boruto

Sarada terdiam sejenak. Sama seperti boruto, sarada sedang menimbang-imbang, haruskah dia menolong hubungan sakura dan sasuke terlebih dahulu atau mendekatkan hinata dengan naruto dengan cepat? Coba saja mereka bisa melakukannya sekaligus... tapi mereka bukan di cerita dongeng yang bisa meminta bantuan ibu peri atau jin ajaib, mereka harus mencari cara sendiri.

Time Travel: Assistance✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang