w o l u l a s

732 80 73
                                    

Melupakan tentang kejadian kemarin, kini Donghae dan Hyukjae nampaknya sudah akur. Bukan main susahnya membuat Donghae kembali percaya kepada Hyukjae. Hyukjae harus mencari alasan pintar-pintar jika tidak mau sesuatu terjadi. Ya, akhirnya Hyukjae memutuskan membuat alasan ia pergi ke minimarket untuk membeli cemilan dan susu, kenyataannya memang Hyukjae membawa barang malam itu. Tapi Donghae yakin, Hyukjae menemui seseorang. Terlepas dari itu semua Donghae percaya bahwa Hyukjae tidak mungkin mengecewakannya. Iya kan?

“Hyukkie... apa kau tidak merasa panas?” tanya Donghae sambil mengipas-ngipaskan tangannya ke arah wajahnya

Donghae dan Hyukjae kini sedang menonton film di ruang tengah. Padahal jendela jauh dari ruangan tempat mereka berada, tapi panasnya masuk ke dalam. Bagaimana kalau keluar? Bisa-bisa seperti zebra, belang

Eoh? Panas?” jawab Hyukjae kembali bertanya kepada Donghae

Hyukjae hanya mengerutkan dahinya bingung, karena ia sama sekali tidak merasa panas. Memang udaranya lebih panas dari hari-hari sebelumnya, tapi tidak sampai gerah seperti apa yang Donghae bilang. Atau jangan-jangan Donghae sedang menggoda Hyukjae? Berkata panas hanya agar dirinya dapat melepas kaos lalu Hyukjae... berhenti. Itu hanya pikiran Hyukjae yang kemesumannya tidak dapat ditampung. Tolong dong giveaway otak mesumnya Hyukjae. Lihat kan perbedaan otak polos Donghae dan otak kotor Hyukjae?

“Ah kau ini mati rasa ya Hyuk?” canda Donghae tapi tidak terlihat bercanda. Mana bisa dibilang bercanda kalau Donghae saja rasanya seperti di sauna

“Iya aku mati rasa, tapi rasaku padamu tidak pernah mati Hae-ya” goda Hyukjae sambil mengeluarkan smirk-nya, menunggu respon Donghae. Hyukjae gombal kayak gini pernah mikir gak sih? Cepet banget

Sedangkan Donghae segera menatap Hyukjae dengan tatapan tidak bersahabat. Emosinya sedang menguasai dirinya, jadi jangan berharap semburat merah akan muncul di kedua pipi Donghae. Yang ada sepasang tanduk merah muncul di kepala Donghae

Donghae mengedarkan pandangannya berusaha memikirkan sesuatu. Ia hanya ingin panasnya hilang, gombalan Hyukjae tidak bisa membuat dingin kan? Lalu Donghae teringat sesuatu, ia kemarin baru menemukan tempat yang ia pikirkan, kolam renang. Kemarin saat Donghae tidak sengaja mengintip di jendela dapur ia menemukan kolam renang di penginapan mereka

“Hyukkie... Kajja kita berenang!” ajak Donghae bersemangat. Kalau Hyukjae tidak mau juga tidak apa-apa, yang penting panasnya terobati

Hyukjae pun membelalakkan matanya kaget, “Mwo? Berenang? Siang-siang seperti ini bisa membuatmu belang Hae” jawab Hyukjae

Bukannya Hyukjae takut panas, tapi pasti nanti Donghae merengek kulitnya tidak putih lagi. Padahal yang harusnya merengek Hyukjae, kulitnya sudah coklat susu, jika ia berenang sekarang maka kulitnya akan lebih gelap

“Bukankah kau sudah belang?” tanya Donghae sambil menatap Hyukjae polos. Benarkan Hyukjae sudah belang?

Eoh?” reflek Hyukjae bertanya kepada Donghae

“Hidungmu” balas Donghae sambil tersenyum lebar. Sedangkan Hyukjae masih berfikir apa yang dimaksud Donghae. Hingga ia menyadari sesuatu

Yak! Maksudmu aku hidung belang? Sialan kau Hae” teriak Hyukjae kepada Donghae yang sedaritadi sudah tertawa. Lucu sekali melihat Hyukjae berfikir, biasanya Hyukjae akan menimpali dengan gombalannya

“Puas kau?” sinis Hyukjae kepada Donghae, padahal mah hatinya berbunga-bunga. Siapa yang tidak berbunga-bunga melihat Donghae tersenyum? Sedangkan Donghae hanya menggelengkan kepalanya sebagai respon

Donghae segera beranjak dari sofa menuju kolam renang, Hyukjae pun ikut mengekori Donghae dari belakang. Mau tidak mau Hyukjae akan ikut berenang. Lagipula menguntungkan bukan? Panas-panas berenang tanpa harus ke pantai, dan hanya berdua dengan Donghae. Anggap saja yang terakhir bonus karena Hyukjae baik hati dan tidak sombong

halu || eunhae ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang