Imelaaa hanya bisa pasrah di dalam hati dengan memejamkan matanya saat tubuhnya akan terjatuh, namun siapa sangka ternyata ada seseorang yang menangkap tubuh putih mulusnya dengan sigap yang sontak saja disoraki para cowok-cowok yang menyaksikan aksi tersebut.
Padahal selama ini tidak ada yang berani menyentuh Imela terutama apa lagi memeluknya! Gila!! Siapa cowok itu yang berani menyentuh seorang Imela Cantika seorang Putri semata wayang dari Lano Adi Kusuma Wijaya, CEO group nomor 2 di Asia Tenggara?
Tentu saja, Imela orangnya sadis, bahkan tak heran lagi di mata awam bahwa gadis itu tak ingin disentuh sedikitpun-apalagi sampai dipeluk seperti itu oleh seorang cowok cupu.
Imela sendiri masih tak menyadari kondisinya saat ini diluar sana, dia masih sibuk dengan pikiran berkecamuk dibenaknya, apakah dia akan mati dan sekolah ini akan menjadi angker oleh hantunya? Dadanya masih saja berdebar-debar, OMG DADDY!! bantulah anak kesayanganmu ini! Imel belum mau mati Dad!
Namun, saat ia mendengar suara-suara para cowok yang masih heboh sontak saja ia membukakan matanya dan benar saja, ia kini bertatapan langsung dengan sang empu pemeluk tubuhnya!
Imela melotot, "Hey, elo ngapain mesum!" Teriak Imela dengan melotot.
Ia risih dipeluk seperti ini, apa lagi saat cowok-cowok disana seakan tak mau menghentikan teriakan mereka yang membuat Imela semakin memerah malu.
Cowok berkaca mata itu tersenyum, "Kamu aman Tuan Putriku." Ucap cowok itu membalas respon tak suka yang Imela lemparkan tadi.
Imela orangnya sangat tidak suka di rayu apa lagi diucapkan kata-kata lebay seperti itu oleh seorang lelaki, sangat menggelikan!
Ia pun membuang mukanya ke arah lain dengan tidak sudih. "Lelaki jahanam, bisa-bisanya memanfaatkan suasana seperti ini, huh!"
Lalu dengan sontak cewek itu melemparkan tangan mulusnya ke pipi putih mulus cowok itu tanpa babibu lagi. "Plak!!"
Ya Tuhan!! Itu Imela, cewek terplaygirl di sekolah dengan predikat plus dirinya 'Cewek terganas'
"Lo siapa hah? Berani-beraninya meluk gue seenaknya! Lo gatau siapa gue?" Pekik Imela dengan sangat lantang.
"Uwu, kita lihat saja apa selanjutnya yang akan terjadi, akan semakin seru!" Ucap penonton-penoton cowok di sana.
"Uwuw sekali ya!!" Sahut yang lainnya lalu mereka semua merespon hal tersebut dengan tertawa terbahak-bahak.
Sedangkan cowok si pemeluk Imela masih stay memeluk cewek itu seakan itu membuatnya sangat ingin membopong cewek itu setiap saat.
Matanya terus menatap tajam ke dalam bola mata Imela, seakan tak ingin lepas.
Seakan tersadar, cowok itu mengangkat alisnya. "Kenalin, nama gue R-E-V-A-N-O, kamu bisa panggil dengan sebutan akrabnya Vano!" Ucap cowok itu dengan sumringah, membuat Imela memutar bola matanya.
"Terserah! Turunin gue sekarang!" Teriaknya.
Cowok itu, Vano akhirnya menurunkan bidadarinya dengan perlahan-lahan.
Imela, cewek itu setelah tubuhnya menginjak tanah, tanpa ba-bi-bu lagi langsung menonjok dan baku hantam Vano yang masih terkejut dan belum siap. "Berani banget ya, elo peluk-peluk gue!"
Vano meringis kesakitan dan tidak bisa mengelakkan dan membalas pukulan demi pukulan yang Imela berikan padanya, hanya bisa pasrah, ya hanya itu.
"Aku cuma mau bantuin kamu pas jatuh, Mel!" Bela Vano.
Tapi tetap, Imela tak mengindahkannya. Ia masih memberikan aksi pukulan sepihaknya. "Alesan ya, biar Lo bisa peluk-peluk gue, kan?"
"Enggak Mel, enggak sumpah, suer, serius!" Ucap Vano lagi.
Disisi lain, sang guru killer masih diam menyaksikan kelakuan bejat mahasiswinya dengan menggelengkan kepalanya terus menerus.
Bu Beti mulai mendekati kedua muridnya itu, lalu kemudian menarik paksa telinga gadis yang tidak punya akhlak itu. "Imela-Imela, makan apa sih Ibumu sewaktu kamu dalam kandungan!"
"Makan terasi bu!" Jawab Imela tanpa sadar.
Lalu setelah itu dia tersadar dan sontak melototkan matanya, Ya Tuhan!!! Nenek lampir, Imela sudah melupakan hal itu sejak tadi, OMG!!
Dengan menggigit bibir bawahnya Imela menolehkan kepalanya ke atas karena posisinya saat ini menduduki Vano yang tergeletak ditanah. "Eh ibu Beti, hehehehe." Cengengesnya.
Ibu Beti dengan kipas tangan yang selalu bersamanya memberikan Imela tatapan permusuhan yang sangat menyeramkan, siapapun murid disana menjadi ciut dan takut jika sudah berhadapan dengan ibu Beti yang super menyeramkan saat ia murkah.
Bu Beti menyilangkan tangannya di depan dada dengan kaki mengangkang, menantang Imela. "Lawan saya saja, lebih seimbang kan, dari pada kamu ngeroyokin orang tak bersalah!" Sarkas bu Beti.
"Ayo sini, sini ayo!" Bu Beti menarik pergelangan tangan Imela dengan paksa, membuat cewek itu terkejut.
Kini kedua wanita itu saling tatap menatap, membuat Imela tak berani, hanya dengan bu Beti ia seperti ini, dengan guru lainnya, mana berani akutu.
Cewek itu menunduk sambil menggigit bibirnya dengan keras, mati beneran gue mamaa!!!
"Tatap saya Imela!!" Pekik guru killer itu dengan keras, lalu ia menarik dagu cewek itu. "Sini kalau berani, lawan saya saja! Bagaimana huh?"
Imela menggelengkan kepalanya dengan keras, matilah riwayat hidupnya setelah ini!!
DADDYYY!!!!!!!! HELP ME!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝒫𝒾𝓁𝒾𝒽 𝓅𝒶𝒸𝒶𝓇 𝓀𝑒 𝟫 𝒶𝓉𝒶𝓊 𝟣𝟢?
Teen FictionRevano Danendra, cowok cupu (nerd) pindahan Horace Mann School di Amerika. Demi mengejar dan mendapatkan cinta gadis impiannya (Imela Laura Cantika) Vano merubah penampilannya menjadi seorang cupu. Kenali nama gadis itu Imela, satu-satunya cewek yan...