4. Romantisnya si cowok cupu!

99 9 2
                                    

"Jatuh cinta sendirian itu memang sakit, tapi lebih sakit lagi apabila aku tak bisa menjaga dan membuatnya bahagia, namun itu hanya bisa ku lakukan dari jarak jauh, karena aku tahu dia takkan menyukaiku." Revano

"Apa itu cinta? Gue ga pernah ngerasain semua itu dari ke-8 cowok gue! Karena gue cuma mau main-main, gue ga percaya itu cinta alhasil semua cowok yang deketin gue, cuma gue manfaatin doang!"

______________________________________________________________

Ibu Beti tertawa terbahak-bahak menyaksikannya dengan kamera stay di depan mereka dan kini bu Beti sudah pindah duduk di sebelah Imela.

"Hu! Ha, huh! Ha!!" Imela merasakan betapa terbakarnya bibir dan lidahnya.

Ibu Beti tidak bisa berhenti tetawa dengan memegangi perutnya, "Imel, gimana rasanya, nak?"

"Bangsat Lo ya nenek lampir, gue siram ke muka Lo semua samyang ekstra pedas ini, liat aja pembalasan Imela!" Gerutu Imela dalam hati dengan kedongkolan luar biasanya.

"Hy, guys jadi ini namanya Imela, dia lagi saya hukum, dan hukumannya mengisi konten YouTube saya dan--humff!" Ucapan bu Beti terhenti seketika saat sesuatu yang sangat membakar masuk ke dalam bibir lalu menuju ke tenggorokan terdalamnya.

"Imeeelllaaaa!!! Kamu ngapain!!!!"

Imela tertawa cengengesan, "Berbagi bersama di YouTube Channel bu Beti! Hahahaha!!" Tawanya terus terbahak membuat kemarahan guru killer itu semakin memuncak.

Seakan alarm dalam diri Imela teraktivasi ia pun langsung menunjukkan ekspresi takut dan permohonan damainya dengan isyarat peace.

"Imellaaaa!!! Saya hukum kamu berjemur di lapangan sampai jam 6 sore! Dan, habiskan semua samyang itu!"

Bu Beti, kini wajahnya sudah sangat merah, tanpa ingin berbicara lebih lagi, guru itu langsung pergi meninggalkan Imela yang mematung diam dengan bibir menganga terkejut.

"What???" Pekik Imela kencang. "Gue?" Tunjuknya pada dirinya sendiri. "No!!"

Masih dengan kericuan siswa siswi Pramoedya School, semua anak-anak di sana sibuk memfoto dan memposting di sosmed membuat Imela terbakar amarah, berani-beraninya mereka mempermalukan dirinya. Imela geram bukan main, tapi saat ini dia tidak bisa berbuat banyak jika tidak, hukuman untuk dirinya akan semakin bertambah berat jika diketahui si guru killer, ibu Beti.

Disisi lain, si cowok cupu Vano memperhatikan Imela dari jauh dengan 2 botol besar air dingin di tangannya, dia ingin maju kesana tapi mentalnya terlalu rendah jika sudah berhadapan dengan si gadis, putri impian Pangeran Vano.

Tiba-tiba ada seseorang menepuk pundak cowok itu dari belakang, Vano pun menolehkan kepalanya dan melihat, "Ah, elu Ger, ngagetin aja!"

Gery mengangkat alis kirinya. "Hai siswa baru, welcome to the sekolah drama. Hahahaha"

Ya, Pramoedya sejak adanya si Ratu Jerk Girl (Imela) hingga terkenal di seluruh sekolah lainnya bahwa sekolah itu di kenal sebagai sekolah yang penuh drama.

Vano hanya menanggapinya dengan senyuman, dengan bibir kirinya terangkat ke atas, menunjukkan gigi-giginya yang rapat dan putih. "Tapi gue suka bro," ucapnya sambil menepuk pahu Gery.

Gery pun tertawa menanggapinya, "Susah ya kalau cinta, udah susah payah dapetin beasiswa ke Amrik dan bentar lagi lulus tapi masih ga bisa lepas sama cinta pertama!" Kekeh gery.

"Sstt... Diem ger, nanti ada yang denger," bisik Vano.

Gery mengangkat sebelah alisnya, "Kenapa? Lo takut kalo Mela tahu?"

Vano menghembuskan nafasnya kasar, "Bukan sekarang."

"Lo mau terus-terusan jadi pengecut, dan bukan jadi diri lo sendiri kaya gini? Ah, dasar bucin dan mental tempe!"

"Dari pada elo, tahu, lenyek, gampang ancur kalo diremes dikit. Hahahaha!!!"

"Bacoottt!!" Gery memukul bahu kiri Vano. "Udahlah, dari pada suka jadi pengecut, Lo mau tetep disini? Udah, mending Lo kesana, jemput tuh bidadari manismu, sepahit jamu! Hahaha!"

Gery pun terus mendorong Vano hingga cowok itu sampai pada titiknya, berada dibelakang punggung Imela. Ingin sekali dia meneriakkan, "Mel, gue kangen pake banget, cinta sampe gue mumet." Tapi tak mungkin, cewek itu akan merasa geli mendengarnya.

"Imel...." Panggil Vano pelan.

Membuat Imela menolehkan kepalanya menghadap ke belakang. "Loooo?? Mau ngapain, dasar mesum!"

Imela masih sangat bete bukan main, cowok ini, cowok pertama yang berani pegang-pegang Imela seantero sekolah ini.

Imela berdiri "Mo ngapain? Masih punya nyali setelah gue buat babak belur?" Ucapnya dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada dengan dagunya ia congakkan.

"Saya hanya ingin memperhatikan Tuan Putri," ucap Vano dengan mantap lalu menyerahkan kedua botol mineral dingin pada Imela, botol satunya itu dia usapkan pada pipi cewek itu agar pedasnya bisa pudar.

Imela hanya diam, lalu Vano melanjutkan aksinya dengan mengeluarkan jepitan rambut di dalam saku celananya lalu menjepitkan pada poni Imela dengan usaha tangannya menyisihkan helaian rambut gadis itu ke samping telinga. "Vano akan selalu jagain Tuan Putri," setelah itu dirasakan oleh Imela usapan lembut di puncak kepalanya.

𝒫𝒾𝓁𝒾𝒽 𝓅𝒶𝒸𝒶𝓇 𝓀𝑒 𝟫 𝒶𝓉𝒶𝓊 𝟣𝟢?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang