11. Seragam lusuh

62 5 1
                                    

Warning!!

Simak bentar ya, penting! Aku rubah sedikit deskripsi cerita/sinopsisnya ya, silahkan cek!

***
Happy Reading!!!

Senin.

Hari ini Vano kembali menggunakan Vespa butut miliknya disertai dengan bunyi khas dari motor tersebut.

Dengan ekspresi santai cowok itu mengendarai Vespa-nya dengan tenang, hingga tiba-tiba saja sebuah mobil Lamborghini Aventador berwarna pink dan hijau dibelakangnya melewati Vano dengan menyemburkan percikan air yang ada di jalanan, karena memang pagi tadi ada hujan cukup besar sehingga membuat jalanan sedikit banjir.

Dengan ekspresi santai cowok itu mengendarai Vespa-nya dengan tenang, hingga tiba-tiba saja sebuah mobil Lamborghini Aventador berwarna pink dan hijau dibelakangnya melewati Vano dengan menyemburkan percikan air yang ada di jalanan, karena memang ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil itu berhenti di depannya, orang di dalamnya menurunkan kaca spion dengan pelan, muncullah seorang cewek berambut panjang kecoklatan dengan kacamata bertengger di matanya.

Angin-angin pagi menerbangkan rambut-rambutnya, membuat cewek itu terlihat sangat mempesona.

Angin-angin pagi menerbangkan rambut-rambutnya, membuat cewek itu terlihat sangat mempesona

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cantik banget... Batin Vano berteriak.

"Uppsss... Ternyata cupu ya, sorry.." Ucap cewek itu dengan wajah memelasnya.

Sedangkan teman-temannya yang berada di dalam mobil belakang berwarna hijau yaitu Nela dan Clara yang menyetir, dan Diva yang berada disampingnya menyetir tertawa lepas melihat penampilan Vano saat ini.

Baju cowok itu saat ini sudah terlihat mengenaskan, kotor, basah, bau, dan juga kusut, sudah tidak rapi lagi, padahal saat dia berangkat baju itu terlihat sangat rapi.

Cowok itu hanya dapat menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nafasnya perlahan-lahan agar tidak terbawa emosi. Dia menampilkan senyum lebarnya dengan menunjukkan gigi-gigi putih miliknya, "Santay, gue enggak kenapa-kenapa kok." Ucap Vano setenang mungkin, menutupi ekspresi kesalnya saat ini.

Sabar.. sabar Van, ujian Lo makin hari makin berat, tapi lo harus tetap kuat dan semangat!

"Oya? Bagus deh kalo gitu, byebye cupu!" Ucap Imela dengan melambaikan tangannya pada cowok itu kemudian berlalu pergi yang tidak lupa memberikan cipratan untuk yang kedua kalinya buat Vano.

Teman-teman Imela tertawa terbahak-bahak di dalam mobil melihat cipratan itu mengenai muka Vano dan membuat rambutnya kusut juga basah.

"Hahahaha, ya ampun Div, perut gue sakit banget tahu! Itu si cupu ekspresi-nya lucu banget! Hahahaha."

Mereka berdua tertawa bersama, "Gila ya Mel ide Lo, luar biasa banget, gue nggak tahu lagi gimana caranya tu cowok bisa sampe tepat waktu ke sekolah kalo modelnya udah kaya gitu sekarang! Hahahaha, sadis emang, tapi seru juga ya hiburan pagi-pagi." Ucap Diva dengan tawanya juga tak kalah dari Imela.

"Pokoknya ya, nanti gue mau jahilin dia lagi, habisnya gue kesel banget liat tu penampilan cupu, aneh banget nggak si? Rata-rata ya murid di sekolah kita itu udah nggak ada lagi yang secupu dia itu, gila aja berani masuk SMA elit tapi penampilan luar biasa malu-maluin! Hahaha, gue rasa ni ya, dia itu waktu masuk sekolah elit di Amrik, itu usaha dia dari beasiswa, karena kalau di lihat-lihat dia orangnya memang cukup jenius." Ucap Imela. "Setahu gue juga yayasan SMA Pramoedya meski swasta nerima gitu siswa pindahan yang nerima beasiswa bagian prestasi."

"Jangan terlalu bahagia Mel, awas aja nanti Lo jatuh cinta," kekeh Diva. "Kata orang ni ya, kalau kita terlalu membenci akan jatuh sendiri pada perangkapnya. Hehehehe" ucap Diva dengan cengengesan.

"Idih, apaan si lo Div, sok puitis banget deh! OGAH gua mah jangan sampai gue disandingiin sama tuh cupu, amit-amit!! IYUUHH!!"

"Gue cuma ngingetin aja, takutnya lo kemakan omongan Lo sendiri Mel, hahaha."

Menarik ya, mereka mencari kebahagiaan sesederhana itu, tapi sayang sekali, itu sangat merugikan orang lain.

____________________________________

Setelah 20 menit perjalanan, senorita sister (Imela, Diva, Nela, juga Clara) akhirnya sampai juga setelah menghadapi kemacetan jalan raya di lampu merah kota.

Kesialan itu mereka dapatkan karena ada mobil penting yang di dahalukan perjalanannya, gila emang, lebih-lebih presiden.

Dan sekarang, demi what? Pagar sekolah baru saja di gembok oleh Pak Parto, satpam yang berjaga di pos satpam.

"Ya Tuhan... Sial banget hari ini, udah kesiangan, macet pula!" Kesal Imela.

Diva menjawabnya, "Kayaknya kita karma deh Mel sama si cupu itu tu! Eh itu cupu!" Tunjuk Diva pada tempat parkir yang terlihat, cowok cupu itu sedang merapikan pakaiannya dan menyisir rambutnya di kaca spion vespa bututnya.

"Demi what? Kok bisa si? Kok bisa kita kalah gesit dari si cupu dengan vespa butut itu! Sialan mobil gue masa kalah sama vespa!" Gerutu Imela, "Dan Lo liat kan Div, kok bisa secepat itu rambutnya kering, bajunya bisa otomatis rapi lagi, dia pesulap ya? Atau jangan-jangan dia alien?" Ucap Imela menerka-nerka.

"Udah deh Lak, sekarang itu pecahin dulu masalah kita gimana caranya bisa nembus tu pager,"

"Aha gue punya ide!" Ucap Imela, namun selanjutnya cewek itu menunduk, "Tapi gue kurang yakin Div, gue rencananya mau markir mobil ini di parkiran toko roti itu, yang diseberang sana tuh, tapi nasib mobil gue kalo kenapa-napa gimana dong?" Ucap Imela dengan memelas.

"Terus kita lakuin aksi kayak biasanya, manjet pager?" Tanya Diva. "Lo tahu kan Lak, biasanya disana bu Beti bakalan jagain tu pager belakang sekolah!"

"Tapi Div, gue denger-denger katanya bu Beti hari ini ditugasin jadi Pembina upaca. Ah, udah males gua kalo mau berurusan sama tu nenek lampir lagi, mendingan kita bolos aja kali ya?" Ucap Imela frustasi.

"Jangan dulu deh kayaknya, soalnya kalo enggak ikut upacara hari senin hukumannya berat banget Lak." Balas Diva.

"Iya juga sih," ucap Imela. "Terus kita mesti gimana dong?" Tanyanya lagi.

"Coba telpon anak-anak di belakang, mungkin mereka ada ide gitu,"

"Oiya, coba telpon Nela aja ya."

Diva hanya mengangguk tanda setuju.

"Halo Nel, gimana ni jadinya, Lo punya ide nggak?" Tanya Imela.

"Oh iya! Bener banget tu, yaudah langsung laksanakan sekarang aja ya! Oke..! Let's go"

*************************************

Bagaimana guys nasib mereka selanjutnya? Hahaha nggak kebayang deh🤪😂

Cukup dulu ya, aku memang sengaja si up nya dikit dikit dulu karena aku mentingin langsung up aja kalo udah ada ide keluar jadi bisa cepet kelar juga si dari pada di diemin aja idenya karena aku orangnya sering lupa, jangan sampe ya gamau aku 🤣😂

Oke, bye bby

Hug me, your love 💗Yola💗

Follow my Instagram : @yolaaafi

🖤🖤🖤🖤🖤❤️❤️❤️❤️❤️❤️

𝒫𝒾𝓁𝒾𝒽 𝓅𝒶𝒸𝒶𝓇 𝓀𝑒 𝟫 𝒶𝓉𝒶𝓊 𝟣𝟢?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang