Cowok itu tersenyum simpul, masya Allah, bidadari surgaku. Calon ibu dari anak-anakku.
Hanya saja ucapan itu hanya bisa terungkap sebatas kerongkongan Vano saja, andai ia mempunyai keberanian lebih dalam mengungkapkan perasaan.
"Cantik!"
Tiba-tiba saja Vano grogi, apa yang sudah dia lakukan barusan? Ya Tuhan.. tanpa sadar Vano sudah berani menunjukkan perasaannya secara terang-terangan.
Imela terpaku sejenak, what the hell?
"BUKKK!!!" Lagi-lagi pukulan itu dia terima dari cewek barbar itu, kuat sekali sampai-sampai terlihat jelas memar di sudut bibir Vano.
Vano masih diam tak bergeming, "My BARBAR!!" Desisnya dalam hati.
Tidak tahu kenapa, sejak berhadapan dengan Imela saat ini nyalinya yang ciut menjadi semakin ciut. Imela memang sangat sulit ditaklukkan.
Rahang Vano mengeras, ingin sekali rasanya ia memeluk tubuh mungil gadisnya ini.
Sorak-sorai para siswa dan siswi disana semakin menggemparkan seisi sekolah, "Uhuy, cihuy, ciyeee, uhuy-uhuy." Begitulah teriakan demi teriakan yang masuk memekakkan telinga warga-warga sekolahan, bahkan Imela saat ini sudah sangat merah padam lantas kelakuannya hari ini, huh, semuanya gara-gara si cupu ini!
Tiba-tiba tanpa siapapun yang bisa menduganya Imela mendorong keras tubuh Vano hingga kini cowok itu tersudut di dinding sekolah dengan kungkungan dari Imela, lihatla betapa bar-barnya cewek itu.
Imela menarik dagu Vano yang tertunduk, "Cupu, gue tahu kok, lo suka kan sama gue!" Kali ini Imela menarik dasi yang dikenakan Vano, "Waw, dapat keberanian dari mana ya, bisa menyukai seorang Imela." Bisik cewek itu tepat ditelinganya Vano dengan posisi seperti ingin mencium.
Vano hanya menggeleng dalam diam, menjawab pun tak berani, saat ini dadanya sudah bergemuruh dengan sangat kencang.
"Cupu, cemen, jelek! Ah mimpi banget Lo suka sama gue!" Ucap Imela dengan sombongnya.
"Hey, asal Lo tahu ya, gue itu sukanya sama cowok berpenampilan kece, dompetnya tebel, dan..... Sepertinya semuanya ga ada satupun ada sama Lo!"
"So, jangan pernah coba-coba nyentuh gue lagi!"
Setelah itu Imela berlalu pergi meninggalkan Vano yang masih diam tak bergeming disana.
______________________________________
Saat ini imela sibuk memainkan iPhone XI Pro Max miliknya sambil menscrool mencari tahu tentang si cupu Vano, dia penasaran, kok cowok itu belum pernah kelihatan sebelumnya di sekolah ini, apa dia murid baru?
Ah tapi masa iya si, kan sebentar lagi masuk semester 6, yang artinya bentar lagi kelulusan, buat apa coba! Eh-eh wait, kok jadi kepikiran cowok ga jelas gitu?
"Ngomong-ngomong kemana para 3 girl gue ya? Ih awas aja kalo ketemu nanti gue cincang-cincang tega bener ninggalin gue sendirian, pasti mereka lagi seneng-seneng sekarang!" Gerutu Imela. "Ah gua cek aja deh di instastory mereka!"
Imela pun sibuk melihat snapgram yang di posting teman-temannya dengan kedongkolan hatinya, langsung saja dia membuka wa dan vc salah satu temannya, Diva. "Gilaaa ya kalian setega itu sama gue, gue juga pengen shooping!!! Sepatu chanel gue bolong gara-gara kesangkut pager!"
Teman-temannya terkekeh mendengar suara Imela menggerutu dengan kesal, "Nikmatin aja dulu ya gurl, kali ini nasib lagi enggak berpihak sama Lo. Hahahaha,"
"Awas----"
"Ehem!" Deheman itu tiba-tiba membuat Imela terdiam dan menolehkan wajahnya ke arah pintu kelas, ya saat ini cewek itu sudah berada di kelasnya dengan posisi jenjang kakinya ia naikkan di atas meja belajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝒫𝒾𝓁𝒾𝒽 𝓅𝒶𝒸𝒶𝓇 𝓀𝑒 𝟫 𝒶𝓉𝒶𝓊 𝟣𝟢?
Teen FictionRevano Danendra, cowok cupu (nerd) pindahan Horace Mann School di Amerika. Demi mengejar dan mendapatkan cinta gadis impiannya (Imela Laura Cantika) Vano merubah penampilannya menjadi seorang cupu. Kenali nama gadis itu Imela, satu-satunya cewek yan...