Maaf, kata yang mudah diucapkan namun sulit untuk dilakukan. Ketika kita melakukan kesalahan satu kata yang bisa kita ucapkan 'maaf', lalu memperbaiki kesalahan yang kita perbuat.
Dan kini seorang namja tampan sedang berada di sebuah taman. Menunggu seseorang yang sangat ia rindukan.
"Untuk apa kau memanggilku kemari?"
Suara itu membuyarkan Jaemin dari lamunannya. Yang ada dihadapannya kini adalah sang adik, yang tampak begitu cantik.
"Aku.."
"Cepat katakan aku sedang buru-buru!" Saut Hyeji ketika Jaemin menggantungkan kalimatnya.
"Maaf..."
Hyeji berdecih ketika mendengar satu kata itu dari bibir Jaemin. "Hanya itu? Kau tentu tau jawabannya kan?"
Jaemin yang tadinya menunduk mendongakkan kepalanya, menatap mata sang adik, yang dia lihat hanyalah tatapan kebencian untuk sang lawan bicara.
"Hye... ku mohon... aku ingin menjagamu. Ini permintaan terakhir eomma," Jaemin masih berusaha untuk membujuk adiknya.
"Omong kosong!" Sarkas Hyeji kesal.
"Apa pedulinya kalian padaku!? Kau tak perlu bermuka dua seperti itu! Munafik! Jika kalian peduli padaku, seharusnya kalian ada saat aku di siksa oleh wanita kejam itu! Seharusnya kalian membawaku pergi ketika appa menyiksaku!"
"A-apa?" Jaemin sangat shock mendengar apa yang barusan Hyeji katakan.
"Tidak perlu berpura-pura terkejut bodoh! Aku yakin kau mengetahuinya tapi kau tidak peduli padaku," balas Hyeji yang sudah bercucuran air mata.
"Ta-tapi aku sungguh tidak tau! A-appa selalu bilang kau bahagia dengan eomma baru" balas Jaemin terkejut.
"Seharusnya kau bisa berpikir bagaimana bisa seorang adik perempuan hidup bahagia saat di tinggal pergi oleh kakak laki-lakinya! Anak mana yang bisa bahagia di saat dia tak bersama ibunya!?" Bentak Hyeji dengan kemarahan yang masih menggebu-gebu.
Jaemin tak bisa berkata-kata, ia merasa ter- skak mat oleh perkataan Hyeji barusan.
"Berhentilah meminta maaf. Kata maaf mu tidak akan berguna untuk lukaku selama ini." Suara gadis itu bergetar, seolah ia dipaksa untuk mengingat hal-hal paling mengerikan dalam hidup nya, seperti ada luka lama yang terbuka kembali.
"Aku benar-benar muak melihat wajah mu Na Jaemin, aku harap kau jangan pernah lagi muncul dihadapanku. Anggap saja kau tidak pernah mempunyai adik, berbahagialah."
Lalu Hyeji pergi meninggalkan Jaemin yang masih mematung di tempatnya.
_____
Mark, Taeyong dan Yuta kini sedang berada di kamar Taeyong dan Jaemin untuk membicarakan sesuatu. Lebih tepatnya Mark ingin memberi tahu sesuatu yang penting.
"Langsung pada intinya saja Mark," titah Taeyong yang sendari tadi menunggu Mark berbicara, tapi ia tak kunjung melakukannya.
Mark menarik napasnya dalam- dalam lalu menghembuskannya perlahan. "Umm... umm.. aku ingin memberitahu ka--"
Cklek!
Suara pintu yang terbuka itu menghentikan perkataan Mark. Ternyata itu adalah Jaehyun, yang sudah berpakaian rapi."Aku dan Johnny hyung ingin pergi keluar apa kalian mau ikut?" Tawar Jaehyun
"Tidak! Tidak! Seharusnya kau mengetuk pintu dulu tadi!" Balas Yuta kesal sekaligus mengusir Jaehyun.
Setelah kepergian Jaehyun Taeyong dan Yuta kembali menatap Mark, meminta untuk melanjutkan kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tired Of Lying ||《NA JAEMIN》
Fanfic[BIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Sempurna, Adalah beban yang sangat berat untuknya Senyuman adalah derita yang harus dia tanggung Dia ingin menangis, tapi pekerjaan menuntutnya untuk terus tersenyum. Dia ingin sekali egois. Tapi tak bisa! Hatinya t...